Rumah bercat putih dengan nuansa minimalis itu kembali terlihat sepi setelah acara yang diadakan oleh si pemilik rumah telah selesai.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, dan disana hanya tersisa Zakky, Nima dan Alvyn yang masih membantu Summer untuk membersihkan sisa-sisa acara pada malam hari itu.
"Udah, mamah sama papah mending istirahat aja, ini semua biar Ame sama Bi Sumi sama Mas Budi yang beresin," ucap Summer sambil mengarahkan kedua orang tuanya ke kamar mereka agar mereka bisa segera beristirahat.
"Nggak apa-apa?" Tanya ayahnya khawatir.
"Santai Pa, lagian ada Zakky, Nima sama Alvyn juga yan bantuin,"
"Yaudah, mamah sama papa istirahat ya, bilang makasih ke mereka, kapan-kapan kita ajak mereka makan malam bareng ya," ucap Nyonya Weny yang kemudian hanya dibalas Summer dengan sebuah lambang 'OK' menggunakan jari telunjuk dan ibu jari yang bersentuhan.
Summer pun langsung menghampiri Nima yang sedang melipat taplak meja di taman tengah setelah tadi ia mengantar ibunya untuk istirahat terlebih dulu.
"Masih ada lagi?" Tanya Summer sambil melihat sekelilingnya.
"Udah kok, tinggal ini doang, sisanya udah diberesin Bi Sum tadi."
Summer mengangguk paham atas jawaban Nima barusan. Ia pun kembali melihat sekeliling halaman belakang rumah karena ia tidak mendapati Zakky dan Alvyn di sana.
"Kak Zack lagi bantuin Alvyn bawa makanan sisa yang mau dibawa Alvyn buat dibagi-bagiin ke orang jalanan pas pulang nanti," ucap Nima seakan bisa membaca apa yang ada di pikiran Summer saat itu. Summer pun langsung menoleh ke arah sahabatnya dengan tatapan takjub. Sahabatnya itu benar-benar mengenalnya melebihi dirinya sendiri.
Summer sedikit salah tingkah saat Nima menembaknya dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan di kepalanya. Entah kenapa Summer tiba-tiba merasa sedikit tidak enak ketika Nima seakan mengetahui perasaannya pada lelaki yang juga sudah sahabatnya taksir sejak lama itu.
"Lo pacaran sama Kak Zakky?" Tanya Nima to the point. Membuat Summer yang sedang menata beberapa taplak meja yang sudah terlipat kembali menatap wajah penasaran sahabatnya itu. Baru saja Summer berbicara dalam hati dan Nima langsung menembaknya dengan pertanyaan yang ia harap tidak akan keluar dari bibir tipis Nima.
"Hah?" Otak Summer sungguh tidak bisa bekerja sekarang. Dirinya tiba-tiba bingung harus mengakui hubungannya dengan Zakky di depan Nima atau harus menyembunyikannya saja dari Nima. Summer takut, pengakuannya atas hubungan yang baru saja terjalin antara dirinya dan Zakky dua jam lalu hanya akan menyakiti Nima.
"Lo pacaran sama Kak Zakky?" Ulang Nima dengan pertanyaan ya
ng sama dan masih dengan ekspresi yang sama, Summer masih belum bisa membuka mulutnya untuk mengakui jika ia memang sudah berpacaran dengan Zakky sejak dua jam yang lalu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER
Romance[COMPLETED] Ketika kau takut untuk kembali mencoba membuka hati setelah pernah merasakan sakit yang begitu dalam. Ketika kau takut untuk kembali menjalin hubungan. Ketika kau takut untuk jatuh cinta. Ketika kau bahkan seakan sudah menyerah akannya. ...