Page 36 | Aegyo-juseyo!

425 82 17
                                    

“Ini sesuatu yang mudah. Kau harus melakukannya. Kumohon.”

000

Tampaknya salju tahun ini turun lebih awal, kedua orang yang berada di dalam apartemen itu hanya tersenyum ketika mengetahuinya. Salah satunya yang bersurai ikal terlihat menyibukan diri kembali dengan PSP, memulai lagi permainannya dan meninggalkan lelaki yang satunya sedang tersenyum sambil menyeruput cokelat hangat. Tak ada kegiatan di malam Natal, semua libur dan keduanya menikmati itu untuk bersantai. Esok mereka akan berkunjung ke rumah orangtua, tidak memilih malam ini untuk melakukan perjalanan.

“Hae Hyung, tidak melupakan hadiah untuk Ayah dan Ibu, ‘kan?”

Dong Hae mengingat-ingat apa yang baru dibelinya beberapa waktu lalu, kemudian menggeleng dan menyeruput cokelat hangatnya. “Kau sendiri, bagaimana?”

Kyu Hyun menurunkan PSP dari depan wajahnya, membalas tatapan Dong Hae yang penuh tanya penasaran. “Kukira kau membelikan hadiah atas namaku juga?”

Dong Hae tahu Kyu Hyun bercanda, tapi dia tak bisa menutupi wajah kaget campur kesalnya. Kyu Hyun senang melihat respon itu, sehingga dia menyeringai jahat dan kembali sibuk pada PSP. “Aku sudah membelikan sesuatu yang lebih bagus untuk mereka, kau pasti tidak berpikir sesuatu yang bagus saat membelikannya.”

“Kau bergurau?”

Kyu Hyun tertawa menanggapinya. Dong Hae kemudian benar-benar menghabiskan seluruh cokelat hangatnya dalam sekali teguk. Ruang tengah yang hangat karena mesin penghangat ruangan kembali hening, di luar salju turun perlahan. Kira-kira menikmati turunnya salju dengan pasangan atau keluarga sudah ada di dalam benak masing-masing. Tapi kedua lelaki itu menikmati turun salju dengan berdiam di rumah dan melakukan aktivitas sendiri-sendiri.

“Omong-omong, hyung, sudah tahu apa yang aku mau akhir-akhir ini, ‘kan?”
Dong Hae menaikan sebelah alisnya, perhatian yang beberapa menit lalu diberikannya pada cangkir kosong kini berubah wujud Kyu Hyun yang sedang memandang PSP dengan wajah setengah serius dan penasaran. “Kau minta hadiah juga padaku?” tanyanya setengah penasaran, Kyu Hyun terlihat mengangguk sungguh-sungguh.

“Kukira kau sudah mampu membelinya?”
Kyu Hyun benar-benar mengabaikan PSP, memberi pandang sukarela pada Dong Hae yang terlihat menghindar dari penglihatan dengan beranjak menuju dapur. Tampaknya dia kecanduan cokelat hangat, mungkin menambahkan kudapan untuk dikunyah di ruang tengah bukan pertanda buruk. Lagi pula, keduanya belum sama sekali makan malam, mungkin akan memesan sesuatu yang hangat. Kyu Hyun bisa melakukan itu untuk Dong Hae nanti dan pasti tak lupa dengan bir kesukaan Kyu Hyun.

Tak di duga-duga ketika menuangkan air panas ke dalam cangkir, Kyu Hyun muncul di samping Dong Hae membawa cangkir lain yang berisi bubuk cokelat. Dong Hae menuangkan air panas pada cangkir itu dan mengadukannya dengan murah hati, tak memperhatikan raut Kyu Hyun yang setengah berharap dan sebal. Dong Hae jelas menghindarinya lagi dengan meninggalkannya lebih dahulu di dapur, kedua tangan kakak Kyu Hyun itu penuh bawaan. Kyu Hyun mengekorinya rapat-rapat seolah khawatir tersesat, Dong Hae diam-diam tersenyum.

“Kau bersungguh-sungguh meminta padaku, hm?”

“Tentu saja! Kau satu-satunya hyungku. Siapa lagi yang bisa aku minta-minta seperti ini?!”

Dong Hae mengangkat alisnya ketika menyeruput ujung cangkirnya, matanya memandang wajah Kyu Hyun yang penuh harap berubah dengan cengiran lebar yang kekanakan. Bagaimanapun dia tetap adiknya, Kyu Hyun yang pemaksa dan selalu menuntut ini-itu, yang tak bisa Dong Hae hindari walau dirinya sendiri bilang tidak.

Hyung akan membelikannya untukku, ‘kan? Hyung tahu benar seleraku seperti apa, ‘kan?”

“Aku lupa, mungkin.”

KyuHae BrothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang