Satu

3.2K 126 3
                                    

   Happy Reading!

Pagi itu bau basah tanah masih tercium, dinginnya embun masih menusuk kulit. Seragam putih abu-abu bersulam lambang sekolah swasta ternama di Jakarta melekat di tubuh, dengan sedikit percaya diri aku menyusuri lorong sekolah baru.

Tatapan aneh seakan tertuju padaku, bisikan yang entah itu pujian atau kritik, aku asing dengan bahasanya. Seminggu setelah ujian semester, keluargaku sudah berkemas siap untuk pindah ke Jogja dikarenakan ayah yang notabenya sebagai tentara harus dipindahtugaskan.

Aku lebih memilih Lembang untuk melanjutkan study-ku hingga lulus SMA. Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kota ini untuk tinggal lebih lama, biasanya hanya berkunjung beberapa hari untuk mengisi liburan di rumah kakek. Aku selalu jatuh cinta dengan kota ini, seakan semua yang ada disini memiliki hal menarik yang memang mengharuskanku untuk memilihnya.

''Eh, murid baru ya?'' Sapa perempuan dengan bandana merah muda. Dengan ragu aku mengarahkan telunjuk pada diriku sendiri.
''Iyalah, siapa lagi!'' Jawab perempuan berambut pendek dengan gaya bicaranya yang jutek.

''Oh iya, hehehe... gue Meira.'' Ucapku dengan sedikit senyum dan uluran tangan, mereka membalasnya. Sejak itu aku tau, perempuan yang hobi banget pake bandana adalah Adel, dan perempuan berambut pendek, tomboy namun cantik itu adalah Nadin, ternyata di tidak sejutek kelihatannya, tapi memang hanya akan bicara banyak jika ada hal yang penting saja atau pada orang terdekatnya.

''Mau ke ruang kepsek ya?'' Tanya Adel.

''Enggak, udah tadi. Lagi nyari kelas, kalo boleh tau XII S3 dimana ya?''

''Lah, kita satu kelas! Kebetulan ini hampir bel masuk, mau ke kelas dulu ambil topi buat upacara, mau ikut? Sekalian kamu taruh tas.'' Tawarnya yang ku balas anggukan.

Selama berjalan menuju kelas Adel banyak bercerita dibanding Nadin yang nampak tidak tertarik oleh kehadiranku, Nadin hanya buka mulut ketika Adel bertanya sesuatu disela-sela ceritanya tentang sekolah baruku. Mendengar cerita Adel sepertinya aku akan menyukai tempat ini, selain hawa yang sejuk dikala matahari memancar teriknya, Adel bilang kuliner disini juara untukku sang pencinta makanan.

***

Kelas dimulai, sebelumnya guru menyuruhku maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri. Namun ternyata tidak hanya aku, satu murid laki-laki turut maju kedepan dengan wajah datarnya, mata yang minimalis namun memiliki tatapan tajam, kulit putihnya kontras dengan rambut hitam legam yang sedikit berantakan seakan mendukung wajahnya yang bisa dibilang tampan, perpaduan sempurna. Aku tersenyum padanya namun tak berbalas.

''Perkenalkan nama saya Meirani Xavira, biasa dipanggil Meira, saya pindahan dari SMA Bakti Pertiwi di Jakarta. Senang bisa kenal kalian, semoga kita bisa berteman baik.''

''Saya Reynaldi Gabriel Atmaja, bisa dipanggil Reynald, pindahan dari Bandung.'' Dia memperkenalkan diri dengan singkat dan tempo bicara yang cepat, raut wajah yang teramat datar menunjukkan bahwa tidak ada yang menarik di hari pertama sekolah barunya.

''Oooh... Reynald, nama yang cocok''

''Tapi pindahan dari Bandung? Deket banget pindahnya, padahal nanggung udah kelas tiga, apa dia bermasalah di sekolah lamanya terus kena Drop Out?'' Batinku terus bertanya, menebak-nebak bahwa pria yang barusan berdiri disampingku ini adalah anak nakal yang sering berbuat onar sehingga sekolah tidak lagi mampu mengontrolnya.

Tebakanku seakan terdukung dengan bajunya yang dibiarkan keluar dari celana juga dasi yang hilang entah kemana, memang disekolah ini untuk kerapian tidak terlalu diperhatikan, berbeda dengan sekolah lamaku yang kebanyakan anak tentara sehingga ketertiban menjadi hal paling utama.

CHAMELEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang