Sembilan belas

396 34 0
                                    

Happy reading!

Setelah selesai bergiliran mandi, kami hanya tidur-tiduran dikamarku menunggu nenek pulang dari pasar.

Sesekali mengomentari artis, curhat, dan banyak lagi.

Aku menerima notifikasi pesan masuk dari aplikasi pesan singkat berwarna hijau.

081310370xxx: Meira [09:45]

aku sudah tau sekarang siapa dia, jadi aku memutuskan untuk membacanya saja.

081310370xxx: Mei? [10:00]

Merasa gerah dengan sikapnya akupun membalas dengan pesan suara,

"Apa? Gue tau lo siapa, sekali lagi lo ganggu bakalan gue block."

(Panggilan suara 081310370xxx)

"Eh, Reynald nelfon gue!"

"Angkat, Mei! Pastiin itu Reynald atau bukan. Kalau sampe si Reynald mau gua hujat abis-abisan tuh anak" jawab Nadin dengan gemas, aku langsung menggeser tombol hijau di layar handphone.

"Halo?"

"Halo, Mei..."

Aku berbicara tanpa suara kepada Nadin dan Adel yang sedang serius menyimak, "bukan suaranya Reynald."

"Lo ngira gue Reynald ya? hehehe... gue Hedry, sorry karena gak berani buat minta nomer lu langsung, gue dapet dari Reynald."

Aku menyalakan loudspeaker, otomatis Nadin dan Adel mendengarnya sejak tadi.

Adel sudah bersiap membuka mulutnya namun tertahan oleh tangan Nadin yang dengan cepat menutupnya.

"Oh iya Dry, gak papa... gimana?"

"Maaf, dari kemaren ganggu terus ya? gue gak Pe-De. Gak ada apa-apa sih cuma mau temenan lebih deket aja."

Kami bertiga saling berpandangan, "Oh iya..."

"Boleh?"

"Iya bolehlah, kita kan emang temen."

"Ya bukan gitu, maksudnya temen deket gitu loh..."

"Hah? Gue gak paham, Dry. Kita kan emang udah deket."

"Gimana ya ngomongnya, gue malu."

"Eh bentar ya, gue lagi ada tamu nih."

"Oh iya, iya, sorry gue ganggu ya?"

"Enggak kok, santai. Yaudah ya…"

Aku memutuskan sambungannya tanpa mau menunggu jawabannya. Aku tidak bisa berbohong, rasa kecewa mendadak masuk memenuhi ruang hati.

Tak lama ada pesan masuk, masih dari nomor yang sama,

081310370xxx: Gue nanti mau ngajak makan siang, lo bisa? [10:30]

Aku tidak berniat menjawabnya, karena aku memang tidak mau. Aku mau temannya. *eh

"Butuh pelukan untuk sebuah kekecewaan?" Tawar Nadin sambil merentangkan tangannya, aku menganggukan kepalaku dan kamipun berpelukan bertiga.

"Awalnya gue tau kalo cuma buat mainan sama dia, gue selalu keras sama hati gue buat gak gampang baper sama dia, tapi gue gagal." Nadin dan Adel hanya diam.

"Mending lo iya-in aja tawarannya Hedry, dia juga ganteng kok, ya kan ,Del?" tanya Nadin.

"Gak ah, biasa aja."

CHAMELEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang