Happy reading!
Bunyi bel tanda pulang terdengar diseluruh ruang-ruang kelas. Beberapa kelas sudah ada yang berkemas siap pulang, namun tidak untuk kelas Meira yang sedang diisi oleh guru berkaca mata tebal dengan tatapan sinis tajam.
"Sudah bel pulang, kalau mau pulang harap segera diselesaikan tugas dari ibu, dan segera dikumpulkan."
Beberapa siswa mengeluh, bagaimana tidak guru itu memberi tugas mengerjakan 3 bab lks sekaligus dalam waktu 2 jam pelajaran.
Semua ini hukuman karena minggu lalu, kami satu kelas nekat melarikan diri untuk photoshoot buku akhir tahun.
"Males nih pelajaran bu Euis, mana galak, cerewet deui. Lieur ngadengekeuna." (pusing ngedengerinnya) Keluh cecep.
"Cing santuy atuh bro, ku urang geus dipentakeun jadwal foto poe ieu pas jadwalna bu Euis hahaha..." (Santai aja, aku udah minta jadwal foto pas jadwal pelajaran bu Euis) Sahut Deri dengan gaya cengengesannya.
"Mantap atuh, Der."
"Emang pantes si Deri mun jadi ketua kelas mah"
"Andalan maneh mah, Der!"
Dan inilah sebab akibat yang kami hadapi sekarang. Memang pembalasan akan lebih kejam.
***
Setelah berkelit dan berbagai penawaran akhirnya kelas selesai 30 menit setelah bel pulang.
Reynald menggandeng tanganku posesif seperti biasanya. Sudah hampir mendekati gerbang, terlihat sosok yang sangat kukenal jelas.
"Rey, nenek ngapain ya?"
"Lah elu minta dijemput gak?"
"Yakali, Rey, emang gua anak TK."
"Ya emang lu kan bayi gede!" ucap Reynald sambil memeletkan lidahnya.
Dengan reflek kutabok punggungnya yang membuat ia mengaduh sekaligus tertawa.
"Nek?"
"Lama amat, Neng. Nenek nungguin dari tadi" kata Nenek dengan keringat yang memenuhi sebagian wajahnya.
"Lah nenek ngapaian disini? Mau jemput kok gak bilang dulu."
"Hehehe iyaa, nenek mau ngajak kamu belanja."
"Belanja apa, Nek?"
"Baju lah, yuk kita beli baju, yuk? Mau kan?" Nenek berbicara dengan semangat 45, terlihat matanya sangat berbinar dua kali lipat.
Aku dan Reynald saling pandang bingung, "Ya harusnya tunggu Meira di rumah aja, Nek. Disini kan panas, nanti nenek capek."
"Iya nanti kan Reynald bisa anter, Nek." sahut Reynald.
"Enggak, gapapa. Lagian Nenek mau pergi berduaan sama Meira aja. Maaf ya, Rey."
"Yakin, Nek? Gak ngerepotin kok, Reynald anter aja ya?" Bujuk Reynal dengan wajah yang tiba-tiba khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMELEON
Ficção Adolescente[16+] "Terkadang jatuh cinta itu hanya karena hal yang sepele, saking sepelenya ketika ditanya 'kenapa bisa?' Kita gak bisa jawab." -chameleon. Selamat menikmati kisah Reynald Gabriel Atmaja yang sifatnya mudah berubah dalam hitungan detik juga si b...