Happy reading!
Aku mengeluhkan kecerobohan ku yang lupa memasang alarm sebelum tidur, nenek juga tidak membangunkanku.
Melihat jam posisi jarum pendek saat ini diantara angkat 6 dan 7, aku langsung menyambar handuk dan mandi secepat kilat, yang penting kena air dan wangi sabun.
"Nek..." tanganku sibuk merapikan baju sambil mondar-mandir mencari keberadaan nenek didapur, niatnya ingin minta tolong dibuatkan roti isi saja karena sudah kelewat telat.
"Nenek kemana sih."
Aku mencari nenek didalam kamarnya ternyata nenek sedang tertidur pulas tubuhnya terbalut jaket dan selimut tebal, bibirnya sedikit bergetar dan keningnya berkerut."Nek?" aku menyentuh pundaknya pelan namun nenek terkejut.
"Neng, badan nenek gak enak, nanti sarapan di sekolah aja ya?" ucapnya dengan mata masih terpejam seperti menahan sakit.
"Iya gak papa, nenek istirahat ya, Meira berangkat."
Dengan langkah tergesa aku mengambil tas dan sepatu, menali sepatu sambil berjingkat-jingkat menuju halaman rumah.
Aku belum tau harus berangkat dengan siapa, karena kakek pun tidak ada dirumah. Ketika membuka pintu samping berharap ada dewa penyelamat, dan benar saja, aku melihat Reynald sudah duduk di motor kebanggannya.
"Wah, gua percaya dewa penyelamat sekarang!" aku berdecak kagum, berbeda dengan Reynald yang menatapku bingung.
"Kenapa?" tanyanya sedikit khawatir melihat wajahku yang panik, "Ayo buruan!" aku langsung menyambar helm yang ada ditangannya dan naik ke atas motornya.
"Kenapa sih?" Aku memukul-mukul bahunya kesal, "Banyak tanya lo! buruan jalan! gue gak mau ya kena hukum..."
Tanpa berkata lagi Reynald melajukan motornya meninggalkan rumah, "Ngebuuuut, Rey!"
"sekali ini aja jangan suruh gue lari ya..."Reynald hanya diam tidak berminat menjawabku, juga tidak menambah kecepatan motornya. "Ngebuut dong!" kupukul lagi pundaknya, lebih kencang.
"Berisik deh lo!" Reynald buka suara membuatku bungkam.
"Huh, makasih ya, untung aja gak terlambat..."
"Terlambat gimana, ini masih pagi kali. Kang kebon aja masih ngopi dirumah."
"Emang ini jam berapa?"
"Baru jam 6, gue mau ngajak lo makan surabi dulu tapi keliatannya lo buru-buru, kenapa? Belum ngerjain pr?"
"HAH?"
"Lo kesambet apa sih?"
"Gue inget tadi gue bangun jam setengah 7!"
Reynald mengambil handphone nya dari saku lalu menunjukkan kepadaku, terpampang jelas dilayar angka 06:16, "Oh iya, jam weker gue baterai nya abis." aku menepuk jidatku sendiri.
"Mana ada cowok yang mau sama cewek kayak lo! Udah gak punya malu, ceroboh, galak, pikun pula!"
"Enak aja, ada kok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMELEON
Dla nastolatków[16+] "Terkadang jatuh cinta itu hanya karena hal yang sepele, saking sepelenya ketika ditanya 'kenapa bisa?' Kita gak bisa jawab." -chameleon. Selamat menikmati kisah Reynald Gabriel Atmaja yang sifatnya mudah berubah dalam hitungan detik juga si b...