Empat

701 69 3
                                    

Happy Reading!

''Euleeeeuuuh...'' sorakan demi sorakan membuat suasana kelas semakin ramai, ada beberapa anak yang menggebrak-gebrak meja dan bersiul menambah seru keadaan. Untung saja kelas kami jauh dari ruang guru. Deri mengangkat tangan kanannya mengintrupsi untuk hening sejenak.

''Jujur, awal ngeliat kamu aku langsung suka ke kamu, tapi kamu selalu bersikap dingin padaku. Aku cinta sama kamu, tapi kenapa kamu gak pernah sadar? Kamu selalu cuek sama aku, Rey...'' sontak tawaku dan Nadin pecah begitu saja mendengar kata-kata menjijikan yang keluar dari mulut Deri. Caranya membaca yang dilebih-lebihkan membuatku terhipnotis untuk terus tertawa tanpa tau apa isi bukunya sama seperti yang dia ucapkan atau tidak.

Katakan aku teman yang jahat, tapi jika kamu ada di posisiku, kamu akan melakukan hal yang sama. Tertawa dan terus tertawa. Kasihan kamu Felia, lain kali kusarankan simpan diary-mu baik-baik dikamar. Jangan di bawa kemana-mana, terlebih sekolah.

''Rey, wajahmu yang tampan dan senyummu yang manis membuatku tidak bisa tidur memikirkanmu, aku berharap kita bisa pacaran suatu saat. Rey, aku mau kamu tau perasaan aku, aku pengen kamu baca tulisan ini. Tapi aku belum berani bicara, suatu saat aku pasti akan jujur padamu. Felia, orang yang sangat mencintaimu, I Love You.'' Deri mengakhirinya dengan melempar ciuman jauh layaknya artis kepada penggemarnya yang sedang menonton dibawah.

Setelahnya ia melempar buku itu pada Vani lalu terjadilah lempar-lemparan buku oleh anak sekelas. Ketika Okan ingin melempar kepada Cecep, buku itu berhasil tergapai oleh Felia yang sudah menangis dan bermuka merah padam antara malu juga marah. Seketika kelas bertambah riuh oleh sorakan yang diperuntukkan pada kecerobohan Okan dalam melempar. Deri yang tadinya terbahak di atas meja langsung turun meninggalkan meja yang ia jadikan panggung 3 menit lalu, Deri menghampiri Reynald.

''Reeeey, Felia suka tuh.'' Deri merangkul pundaknya sambil terus tertawa, namun Reynald langsung menepis tangan Deri dan mendorongnya. Reynald membanting kursinya juga semua meja di sekitarnya. ''Anjing lo semua..!''

Ia mengambil beberapa penggaris plastik di meja siswa terdekatnya, lalu dipatahkan menjadi beberapa bagian kemudian dilemparkan ke sembarang arah. Bahkan penggaris milik Cellyn yang baru saja dibeli 1 jam lalu kini sudah tidak berbentuk.

''Sialan! Penggaris aing, baru ge tadi meulina. Ganti siah, goblog!'' (Sialan! Penggaris gue, baru juga tadi belinya. Ganti lu goblok!) Cellyn berteriak dengan suara lengkingan khasnya, Reynald otomatis melempar tatapan tajam padanya. Hal itu berhasil membuat Cellyn kicep tak lagi buka mulut.

Reynald menarik kerah baju milik Deri, membuat Deri tergagap ketakutan, tangannya terkepal kencang siap menghantam. Melihat kejadian ini siswa satu kelas mendadak terdiam, Hedry berlari kearah Reynald guna menahan emosi dari chairmate-nya itu. Siswa yang lain hanya berani berbisik tidak menyangka dengan peristiwa yang baru saja terjadi.

Disinilah aku turut ambil peran dalam peristiwa ini. Aku yang tadinya hanya sebagai penonton, yang hanya ikut-ikut, yang hanya tertawa senang karena mendadak mendapat hiburan gratis, malah menjadi korban. Ku akui, aku memang orang yang memiliki selera humor paling rendah sejagat bumi raya sehingga tidak bisa menahan tawa sedikitpun. Melihat orang pacaran bergandengan tangan saja aku bisa tertawa, sampai-sampai keluar air mata. Bukan karena lucu sih, tapi karena miris ngeliat tangan sendiri yang udah penuh sarang laba-laba.

Tawaku kembali pecah dalam keadaan kelas yang hening dan tegang. Sekelibat kejadian tadi terngiang tiba-tiba di otakku, membayangkan Deri bertingkah menye-menye dengan tangan yang melambai juga kata-kara yang keluar dari mulutnya ketika membaca diary milik Felia itu.

''Ciahahahaha...'' tawaku bergema memenuhi ruangan kelas yang hening, hanya ada suara dari Hedry yang menenangkan Reynald. Mencoba melerai adegan adu jotos yang akan terjadi antara Reynald dan Deri.

''DIAM LO!'' Reynald melepas keratas tangannya pada kerah Deri dengan kasar. Ia menunjukku dengan mata yang menyalang tajam tanda ia sangat marah. Aku menutup mulutku dengan tangan namun tidak juga bisa menghentikan kekehanku. Nadin menyenggol pinggangku dengan sikunya memperingatkan.
''Lebay dia tuh!'' Bisikku pada Nadin.

Kesal dengan ejekanku yang tak kunjung berhenti. Tiba-tiba ia melempat pensil standar ujian ke arahku, tepat sasaran, mengenai dahi mulusku.

''Beraninya sama cewek lu, banci kaleng!'' Teriakku tidak terima, sambil merasakan perih di dahi. Saat itu aku mengira banyak darah mengalir di dahiku, tapi ternyata tidak, hanya sedikit lecet. Lagi-lagi dia merusak mood  ku, membuat sesak dadaku, dan kali ini tanpa sadar air mataku jatuh.

''Huh...'' aku menepuk-nepuk dadaku berusaha mengurangi sesak yang menyerang. Nadin dan Adel menghampiriku lalu mengusap bahuku menenangkan. Deri langsung membubarkan anak kelas dan menyuruh kembali ke mejanya. Hedry menarik Reynald, yang masih menatapku tajam, menuju bangku. ''Enggeus atuh, eta awewe ai sia!'' (Udah udah, itu cewek!)

Aku yang awalnya peduli dengannya dan menilai dia baik, menjadi sangat membencinya. Bahkan melihat wajahnya saja ingin rasanya melempar semua barang yang ada didekatku ke muka tengilnya. Bagaimana bisa dia se-emosi itu hanya karena ungkapan perasaan seseorang yang memang mencintainya.

Malu? Untuk apa pikirku, seharusnya dia bangga bahwa masih ada orang yang menyukai alien bersuhu nol derajat. Dengan marah seperti itu, justru dia menambah malu dirinya juga Felia. Sudah pasti, anak-anak lain akan menilai Felia itu bodoh karena sudah menyukai cowok macam Reynald, sedangkan Reynald pasti dia akan ter-cap sebagai cowok yang tidak punya hati dan kupastikan tidak akan ada yang mau padanya.

Aku jadi merasa benar-benar kasihan, kenapa Felia menyukai cowok songong itu. Suka itu kepada Deri, si ketua kelas yang pintar dan memiliki senyuman memikat. Bahkan ketika berbicara untuk hal tidak penting saja, wibawanya muncul sehingga tetap bisa menarik banyak perhatian orang.

TBC

#SapaAuthor

Heihooii...
Mulai seru gak nih part keempatnya?
Kalau kalian suka, ayok pijit deh tombol bintangnya. Terus comment, dan share ke temen-temen. Oiya, di part selanjutnya bakal ada yang lebih seru dan gemesin lagi, jadi add 'Chameleon' ini ke library kalian ya.

InsyaAllah aku bakal usahain update setiap hari.
Maaf untuk siapapun yang mungkin belum puas sama ceritanya karena kurang greget di hati. Semoga di part berikutnya kalian bakal suka ya, jadi jangan di skip!!!

Makasih untuk yang setia dan mau terus baca. Nikmatin aja alurnya. Bakal ada kejutan-kejutan yang bikin kalian senyum-senyum sendiri. Love you guys!!!

One step closer with Author
@Maulidarzk_ on Instagram.

CHAMELEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang