Empatpuluh Lima

885 51 21
                                    

Happy reading!

16:15

Hujan turun sangat deras. Jika sudah seperti ini maka hal yang paling enak dilakukan adalah bersantai diatas kasur, berselimut tebal, bermain social media.

Merasa bosan dengan apa yang muncul dalam beranda aku mulai men-stalk akun orang lain, salah satunya Reynald.

Reynald tidak pernah sama sekali menunjukkan wajah dalam postingannya, sebenernya dia meng-upload 2 foto dirinya tetapi yang terlihat hanya bagian punggung. Ketika ku tanya mengapa, ia menjawab takut diserbu para wanita.

Cih, Reynald memang selalu gede rasa. Postingan terbarunya yaitu foto siluetku ketika sedang dilapangan basket, melompat tinggi mencoba menggapai ring.

Langit yang berwarna jingga mengingatkan waktu itu kami bermain basket sampai kelewat sore.
Aku tersenyum sepanjang melihat postingannya, hanya ada 30 foto.

Di postingan terakhir ada foto tim basket dan tim cheers, sebab rasa penasaran ku ketuk layarku untuk membuka foto tersebut.

Reynald berdiri paling tengah, merangkul seorang cewek dengan kostum cheers berwarna hitam bercampur merah.

Kuketuk perlahan gambar tersebut memunculkan banyak nama, namun padanganku fokus pada nama orang yang sedang dirangkul Reynald.

Jasminefla2.

Tanganku sedikit bergetar menyebabkan layar terketuk dua kali, padahal awalnya hanya berniat menggeser gambar kebawah melihat apa keterangan yang Reynald buat untuk foto itu. "Aduh, mampus! Ke like lagi."

Dengan cepat ku pencet lagi tanda love dibawah foto, berharap Reynald tidak menyadari hal tersebut.

Aku segera keluar dari sosial media tersebut lalu mencoba untuk bersikap biasa saja. Rasa penasaranku ternyata membuatku tidak tenang, ku buka lagi aplikasi tersebut lalu ku ketik nama akun Jasmine di kolom pencarian.

Hanya ada 10 foto, 5 foto ia sedang memakai kostum cheers, 3 foto selfie, dan 2 lainnya foto yang kuyakini ia bersama geng-nya. Jika membandingkan diriku dan dirinya, jelas aku kalah telak.

Jasmine memiliki tubuh yang sangat langsing, rambut hitamnya tergerai panjang, kulitnya putih langsat, jangan tanyakan lagi bagaimana wajahnya---dia sangat cantik.

"Gimana ceritanya Reynald lebih milih gue yang kaya upil anoa gini daripada bidadari dari kayangan."

Stalking itu memang suatu hal yang sangat tidak sehat, bisa membunuh rasa percaya diri kita dengan perlahan.

Jika kalian yang saat ini masih suka stalking, kusarankan untuk berhenti mulai saat ini. Aku menutup aplikasi lalu memencet tombol kunci pada ponsel.

Kulihat jam dinding menunjuk angka 5, kuputuskan untuk keluar kamar menghampiri nenek yang sedang menonton televisi. Hujan diluar sudah sedikit reda, hanya tinggal gerimis tapi jika nekat menerobos tetap saja basah.

Kudengar suara motor berhenti di halaman rumah, sudah tau siapa yang baru saja datang aku langsung kembali masuk ke dalam kamar untuk merapikan diri. Ketukan pintu rumah membuat Nenek berteriak memanggilku.

"Lo darimana?" tanyaku seraya membukakan pintu, tidak mungkin rasanya jika hujan seperti ini Reynald malah keluar rumah hanya untuk ke rumahku.

Reynald langsung masuk ke dalam ruang tamu.

Aku meninggalkannya menuju kamar untuk mengambil handuk kecil, juga memasak air untuk membuatkannya teh hangat.

"Tumben ujan gini naik motor?"

CHAMELEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang