Happy reading!
Aku bingung apakah aku dengan Rio benar jadian atau tidak, karena Rio hanya mengambil keputusan sendiri tanpa menanyakan apakah aku mau atau tidak untuk menjadi pacarnya.
Jika dia bertanya pun rasanya aku tidak bisa menjawab, karena hatiku masih saja tidak nyaman jika bertatapan dengan Reynald. Yang sekarang aku rasakan hanya aku senang di dekat Rio, mungkin kalian berfikir Rio adalah pelarianku tapi kurasa tidak.
Dia baik, romantis dan humoris, dia juga sering main ke rumah katanya banyak rindunya.
***
Bersantai-santai sambil minum teh juga biskuit di teras depan, berbincang bersama kakek dan nenek bercanda tawa bersama.
Ini sudah memasuki awal Desember, sebentar lagi Ujian Akhir Semester aku semakin menyibukkan diri dengan pelajaran yang belum bisa kupahami, terutama matematika.
Hubungan ku dengan Rio masih berjalan baik meskipun komunikasi ku dengannya tidak seintens seperti awal dekat, hanya saja ku maklumi mungkin dia sibuk dengan lesnya.
Sudah lama juga aku tidak melihat Reynald bersama Oca, membuatku bertanya-tanya apa mereka sudah putus, atau hanya kisah klasik murid SMA yang saling menjaga jarak ketika mendekati Ujian Nasional.
081310450xxx: Memei [15:30]
Jantungku berdetak, yang tau panggilan itu hanya Reynald, keluarga dan teman di sekolah lamaku. Hatiku mendadak cemas, namun tetap berusaha berpositif thinking.
081310450xxx: Gue Reynald [15:37]
Gue mau ngomong [15:37]Aku: ngomong lah... [15.40]
(Panggilan suara 081310450xxx)
Aku bergegas masuk ke dalam kamar lalu menggeser tombol hijau dan mendekatkan handphoneku ke telinga.
"Halo..." suaranya terdengar serak,
"Lo kenapa?"
"Gak papa..." lalu terdengar ia tertawa lirih,
Kemudian hening beberapa saat sampai akhirnya dia kembali membuka suara,
"Sorry...""Apaan sih? gak ada angin gak ada ujan."
"Sorry karena udah buat lo nangis."
"Gue gak nangis."
"Boleh ketemu?"
"Mau ngapain?"
"Boleh?"
''Gue harus ijin dulu sama Rio.''
''Nanti kita ketemu dia juga kok, gimana?'' Apa kita akan doubledate? Aku dan Rio, Reynald dan Oca.
Kuharap itu tidak akan pernah terjadi.
"Hmmm..." aku meng-iyakan ajakannya karena tidak bisa membohongi hati yang rindu padanya.
Tak lama kemudian mobil sedan berwarna silver terparkir di depan gerbang rumah kakek. Reyhan keluar dari mobil itu sambil berlari karena memang diluar sedang hujan.
Ia hanya memakai kaos santai berwarna abu-abu berpadu celana putih selutut. Ia langsung menyalami nenek dan kakek, sedangkan aku hanya memperhatikannya.
"Temenin makan ramen yuk!" mukanya terlihat pucat yang kuyakini ia sedang sakit, hatiku tergelitik melihat senyum yang sudah lama tidak kulihat.
"Bentar, gue ganti baju dulu." jawabku dengan cuek, lalu kakek dan nenek menanggapnya untuk berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMELEON
Fiksi Remaja[16+] "Terkadang jatuh cinta itu hanya karena hal yang sepele, saking sepelenya ketika ditanya 'kenapa bisa?' Kita gak bisa jawab." -chameleon. Selamat menikmati kisah Reynald Gabriel Atmaja yang sifatnya mudah berubah dalam hitungan detik juga si b...