Duapuluh delapan

402 38 1
                                    

Happy reading!

Mobil Reynald mulai memasuki halaman rumahnya, aku menahan lengan baju Reynald ketika ia sudah bersiap untuk membuka pintu mobil.

"Oma sama nenek kira-kira lebih galak siapa ya?" tanyaku gelisah.

"Pokoknya oma kalo lagi marah mukanya merah, terus keluar tanduknya dua, kuping sama idung nya keluar asep. Ngeri sih."

"Ih, yakali! Gue pulang aja deh ya, besok kalo udah siap gue dateng sendiri."

"Tenang aja, oma kalo calon cucu menantunya cantik gini marahnya bakal menyesuaikan kok." Aku mikir sesaat mencerna perkataan Reynald,

"kebanyakan mikir cepet tua lu, udah ayo turun ah!"

Belum sempat menjawab Reynald sudah turun dari mobil berjalan menuju pintu rumahnya, mau tidak mau akupun ikut bersamanya.

Aku memasuki rumahnya yang bisa dibilang sangat luas, memiliki 2 lantai ber-cat dinding abu-abu kontras dengan barang-barang berwarna putih yang tersusun rapi, juga sofa besar hitam ditengah ruangan.

Terlalu fokus memperhatikan sekeliling membuatku tidak sadar kalau Reynald meninggalkanku sendirian. Aku memilih untuk duduk disofa menunggu Reynald.

Tak lama Reynald kembali dengan perempuan yang sudah memiliki banyak keriput dikulitnya, dengan penuh kelembutan Reynald mendorong kursi roda berwarna hitam.

"Nah Oma, kenalin ini Memei, yang suka Gabriel ceritain. Cewek yang hobinya marah-marah, dijalan waktu mau kesini aja udah berapa kali aku kena marah."

Oma tersenyum hangat ke arahku seraya mengangguk, "Memei ya?"

Aku membalas senyumnya dengan tersenyum canggung, berdiri menghampiri mereka berdua.

Hatiku menyumpah serapahi Reynald yang berbicara sembarangan.
Oma terkekeh menampilkan giginya yang tidak lengkap.

"Aduh meuni cantik gini, kenapa kamu bilang katanya jelek?" Oma berbicara lirih seraya mencubit pelan lengan Reynald yang membuatnya meringis.

"Oma salah denger kali, aku bilang cantik kok, makanya aku suka." Reynald berbicara seakan aku tidak ada, pipiku memanas mendengarnya.

"Yaudah Oma, Gabriel mau ganti baju dulu, titip Memei ya, jangan banyak ditanya takut gak bisa jawab soalnya dia belum belajar. Aku ngajak kesininya dadakan!"

"Kalo Oma kasih pertanyaan dia suka sama kamu atau enggak, kira-kira dia bisa jawab gak?" Ucap Oma dengan santainya.

"Coba aja deh, nanti kasih tau aku ya jawabannya!" Aku tersenyum malu mendengar percakapan mereka berdua. Kayaknya keluarga ini memiliki keahlian khusus membuat orang salah tingkah.

Reynald berjalan menaiki tangga, lalu berhenti di anak tangga ketiga. Ia menengok padaku.
"Mei, santai aja Oma gak gigit kok! Tapi jangan terlalu santai, nanti nyaman... terus gak mau pulang, gue yang repot ngusirnya!"

Aku meng-iyakan dengan kesal, "Satu lagi, jangan anggep kaya rumah sendiri."

"Kenapa?" Aku menerutuki kebodohanku sebab bertanya seperti itu.

CHAMELEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang