• 10 •

5.1K 300 3
                                    

Sepulang sekolah tadi, Tara memutuskan untuk tidur karena sakit di perutnya belum benar-benar hilang.

Suara ketukan di pintu kamarnya membuat Tara terbangun. "Buka aja, Bu, gak dikunci."

Eva pun membuka pintu, berjalan ke arah Tara yang sudah setengah duduk dengan masih menggunakan pakaian kerjanya. "Tadi Dio Line ibu, katanya maag kamu kambuh lagi."

"Iya."

Eva duduk di tepi ranjang, mengecek suhu tubuh Tara menggunakan tangannya. "Ibu udah telepon dokter Kris tadi, sebentar lagi dia datang. Kamu udah makan siang?"

"Udah kok."

"Makan apa? Jangan yang pedes."

"Nggak pedes kok, di go-food."

"Abang go-food namanya Raka, ya?" goda Eva.

"Jangan mulai deh, Bu." Tara merenggut kesal.

"Ibu nanya serius loh," bela Eva seraya tertawa.

"Ya masa Raka, sih."

"Emang siapa lagi, Dek kalau bukan Raka."

"Gak tahu, ah."

Namun Eva menatap serius pada Tara. "Raka itu anak baik-baik lho, Dek. Dia masih bertanggung jawab sama kamu, padahal udah gak punya urusan apapun."

"Bertanggung jawab apaan? Emangnya aku abis diapain sama dia, Bu? Jangan ngaco, deh." Tara menatap malas ke arah Eva. Yang benar saja, Raka hanya sekadar membantu.

"Buktinya tadi kamu pulang diantar Raka 'kan?" Eva tersenyum geli.

"Pasti Dio kan yang bilang? Dasar ember," dengusnya. Padahal sudah dibilang jangan beritahu ibunya kalau Tara diantar oleh Raka.

[].

Setelah mengantar Tara pulang—yang harus berdebat dulu dengan Karina—teman Tara yang satu itu tidak mengizinkan.

Katanya, "Lo tadi udah nganterin Kaila balik 'kan? Ngapain balik lagi ke sekolah? Biar sopir gue yang antar Tara."

Namun Raka beralasan, "Kalo pake mobil lama, apalagi jam segini jamnya kena macet. Kasian Tara kalau harus nunggu lama di jalan, dia butuh istirahat cepet, belum makan siang juga 'kan."

Akhirnya Karina mengiyakan juga.

Raka memarkirkan motornya di halaman rumah Jaffar. Ia telat satu jam. Berjalan memasuki rumah Jaffar yang tak dikunci, lalu mendengar suara tawa di ruang tengah.

"Kok ada suara cewek?" Jelas saja Raka heran, karena ketiga temannya sedang bersolo karier alias jomblo.

Raka terkejut ketika melihat Kaila di sana, bersama ketiga temannya sedang bermain UNO. Bukan cemburu, melainkan ia heran kenapa Kaila ada di sini, sedangkan tadi ia sudah mengantar pacarnya pulang sampai rumah.

Nando yang pertama kali menyadari kehadirannya. "Nah, itu nongol anaknya," katanya membuat semua terfokus pada Raka.

Kaila menghampiri pacarnya yang masih diambang pintu ruang tengah, ia menyerahkan benda pipih itu pada Raka. "Hai! HP kamu ketinggalan, kamu bilang mau ke rumah Jaffar makanya aku ke sini, tapi ternyata kamu belum datang. Kita main UNO, deh."

"O-oh, iya tadi pulang dulu. Mami minta beliin sesuatu."

Kaila mengangguk paham.

Raka memasukan ponselnya ke saku seragam, lalu duduk di sebelah Tian. "Jadi mabar Pabji gak?"

"Hayok lah!"

"Yang kalah beliin McD!"

"Gampang!"

[].

Selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan 🙏🏻


—Salam donat;)
23/05/19

TARAKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang