• 51 •

4.2K 232 2
                                    

Tara dan Kaila menuruni anak tangga dengan perasaan berbeda dari sebelumnya. Jika biasanya mereka berjalan sendiri-sendiri, kini ada perbincangan kecil untuk menjadikan pagi terlihat lebih cerah. Di belakangnya ada Dio yang sibuk membaca materi untuk Try Out.

Di meja makan sudah ada Arsen yang sedang membaca koran, dan Eva yang sibuk menyiapkan sarapan. Kaila tersenyum lebar, kehangatan di dadanya lebih besar dari beberapa bulan lalu saat pertama kali Eva ada di posisi ini.

“Selamat pagi, Pa, Ma.”

“Pagi juga, anak-anak.”

Kaila mencium Arsen dan Eva bergantian, lalu duduk di sebelah Dio.

“Hadiah kalian udah Papa siapin,” kata Arsen. “Mau diambil kapan?”

“Nanti sore?” tanya Dio.

Arsen mengangguk. “Boleh. Dio mau ring basket di halaman belakang ‘kan?”

“Iya, Pa.”

“Hari ini Papa urus.” Seolah itu adalah hal yang gampang. “Tara dan Kaila gimana?”

“Aku mau sepatu Jimmy Choo terbaru, Pa!” seru Kaila.

Orang kaya. Iya, Tara selalu ingat itu. Sepasang sepatu bermerk itu tidak ada apa-apanya. “Aku ... mau apa, ya?”

“Mau sepatu kayak Kaila? Tas? Atau mau ngemall aja?” tawar Arsen.

Tara menggeleng.

“Tara mau bawa mobil sendiri?” Tawaran Arsen yang ini berhasil membuat Tara, Dio dan Eva tersedak.

“Itu berlebihan, Pa,” ujar Eva.

Tara menggeleng cepat. “Ng-nggak, Pa.”

Dalam hati Dio tertawa. Mengendarai motor saja tidak bisa, apalagi mobil.

Tara menimang, tidak ada barang yang ia inginkan sekarang. “Aku ambilnya nanti aja. Masih belum pengin apa-apa.”

[].

“Ya ampun, Tara! Kenapa gak minta sepatu kayak Kaila aja!” Karian berseru sebal.

“Ya kalau dari lahir udah kaya sih, oke-oke aja pakai sepatu bermerk gitu, kayak lo. Kalau gue kan cuma rakyat jelata yang gak sengaja tinggal di istana.”

“Berhenti ngerendahin diri lo sendiri. Udah berapa bulan ini, katanya keadaannya udah baik-baik aja.” Karina memutar matanya malas.

Tara membantah, “Tapi gak harus minta sepatu mahal juga. Lagian gue gak tertarik sama barang yang sering dipakai Kaila.”

“Ya, ya, ya. Mana oleh-oleh buat gue?” pintanya.

“Nih,” Tara mengeluarkan paperbag di kolong meja. Menyerahkannya pada Karina. “Souvenir sapi sama yogurt!”

Karina tersenyum lebar. Sapi adalah hewan kesukaannya. Niat sekali temannya ini membelikan setengah lusin. Belum lagi Moo-Moo rollnya. “Nanti lo ke rumah aja, ambil oleh-olehnya,” katanya.

“Nanti gue suruh Pak Didi.”



[].

Vomments ya gaes!!💙💙💙





-Salam donat;)
13/08/19

TARAKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang