• 13 •

4.7K 282 1
                                    

Acara makan malam berjalan khidmat sejak setengah jam yang lalu. Setelah Tara dan Dio berkenalan dengan anak Arsen yang ternyata adalah Kaila, teman kelasnya sekaligus pacar Raka. Sesekali Eva dan Arsen menyangkutkan nama ketiga anak muda itu dalam pembicaraan mereka.

"Tara dan Kaila ternyata satu kelas, ya?"

"Hehe, iya Tante."

Arsen mengangguk. "Bagus dong, kalian ternyata udah saling kenal."

Tara menghela napas kasar. Ia tidak suka acara ini. Bahkan ia tak mendengarkan percakapan mereka. Di sampingnya pun Dio terlihat tak berniat menimpali.

"Jadi, karena kalian sudah saling kenal, kami akan langsung bahas pernikahan. Seperti yang kalian ketahui, Om dan Tante Eva sudah dekat sejak lama, karena kami bukan remaja sebaya kalian, maka kami memutuskan untuk menikah."

Tara mengangkat kepalanya, menatap Eva yang balas menatapnya. "Menikah?"

"Iya, Sayang." Eva mengusap punggung tangan Tara, berusaha menenangkan keterkejutan ini.

"Acaranya kurang lebih dua minggu lagi, kami cuma mengadakan akad aja, mungkin beberapa keluarga dekat akan datang," jelas Arsen.

"Maaf ya, kami baru ngasih tahu sekarang, ini demi kebaikan kalian juga," ucap Eva yang tahu ekspresi Tara dan Dio sudah tak enak.

"Aku setuju." Suara itu berasal dari Kaila. "Kalau papa dan tante Eva memutuskan untuk menikah, artinya tante Eva dan keluarga tinggal di rumah kami?"

"Betul, sekali!"



[].


Sepanjang jalan menuju rumah, Tara dan Dio tak mengeluarkan suara sepatah kata pun. Mereka kelewat kesal dan terkejut atas fakta yang ada. Bahkan sebelumnya Eva tak memberitahu apa-apa mengenai pernikahannya.

"Kalian marah?" Eva memecah keheningan.

Dio menghela napas kasar. "Kenapa Ibu gak bilang?"

"Maaf. Ibu tahu kalo ibu bilang sejak awal kemungkinan besar kalian akan menolak mentah-mentah keputusan ini."

"Aku sama Tara memang gak setuju. Kita udah cukup nyaman dengan kondisi keluarga kita sekarang."

"Ibu paham, tapi semua persiapan sudah delapan puluh persen. Kalian juga gak bisa menolak ini, ibu dan om Arsen justru ingin melengkapi keluarga kita."

"Persiapan sudah sematang ini dan ibu baru kasih tahu kita, ibu anggap Kita ini apa, sih?" Dio menatap Eva dengan kesal lewat spion mobil.

"Bukan gitu, Dio, ibu takut kalian menolak. Ibu juga gak bisa mengandalkan pekerjaan dan uang kiriman dari papa kalian."

Tara yang memejamkan matanya sedari tadi sudah malas menimpali. Kenapa perjalanan menuju rumah terasa lama? Ia ingin tidur untuk menenangkan pikiran.




[].


Nah kan, Raka masih mau gangguin Tara gak ya kalo tau ini ...
Selamat hari minggu, selamat ulang tahun untuk lahir di bulan Juni💙



—Salam donat;)
02/05/19

TARAKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang