Tiga hari berlalu, hubungan Tara dan Kaila masih sama. Setidaknya, Tara sudah mulai sekolah sejak kemarin karena mengurus kepindahannya. Sedangkan Kaila masih mengurung diri di kamar. Berulang kali Eva datang untuk membawakan makanan, namun Kaila selalu menolak.
Baru sore ini Eva berhasil membujuk Kaila, merangkul bahu perempuan itu yang menangis tersedu-sedu setelah menceritakan semuanya. Arsen baru pulang besok dan Eva tidak mau mengganggu pekerjaan suaminya itu dengan pertengkaran kedua putrinya. Ia memberikan penjelasan perihal ucapan Arsen tempo hari, juga kenapa Raka tiba-tiba memutuskannya.
"Mama nggak ngebela Tara. Sama sekali nggak. Mama minta maaf karena kehadiran kami membuat kamu merasa gak nyaman dan waktu sama papa jadi terbagi. Tapi kamu gak sendirian, kita keluarga. Mama tahu, mama gak bisa gantiin posisi mendiang mama kamu, di sini mama cuma mau Kaila bersikap terbuka, biar kami tahu gimana keadaan kamu, perasaan kamu, apa yang kamu mau, Kai.
"Raka mutusin hubungan kalian bukan berarti kamu gak bisa bareng Raka, kamu masih bisa ngobrol, makan bareng, jalan-jalan sama dia. Bukan karena ada perempuan lain, melainkan suatu hubungan gak bisa diteruskan kalau cuma satu orang yang mau. Raka bukan segalanya, kamu masih bisa hidup tanpa atau adanya dia di sekitarmu."
Kaila memeluk Eva dengan erat. Tangisnya makin menjadi. Memang, selama ini ia hanya punya Raka untuk membagi ceritanya, tak ada teman atau orang tua. Dan saat Eva menenangkannya, berusaha membuatnya baik-baik saja, hatinya menghangat.
"Papa kecewa sama aku. Papa marah."
Eva mengangguk. "Kamu harus tunjukan sama papa, kamu bisa sukses dengan cara kamu sendiri tanpa jadi orang lain. Nanti mama bantu bilang sama papa. Don't worry, baby."
"Kalau papa gak mau gimana?" Kaila memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi nantinya.
"Kai," Eva mengusap surai panjang Kaila. "Nggak ada orang tua yang mau anaknya menderita. Kalau kamu gak mau jadi pramugari, gak pa-pa. Cita-cita itu ada dalam diri kamu, bukan orang lain, sekalipun itu papa. Kamu berhak pilih jalan mana yang akan kamu pakai asal itu baik."
Kaila mengangguk paham. "Makasih, Ma. Aku sayang mama."
"Mama juga sayang Kaila."
"Maaf udah nyalahin Tara."
"Gak pa-pa. Itu emosi sesaat, mama paham. Sekarang kamu belajar yang rajin, yang sesuai sama bakat kamu."
[].
Eva gak pernah bilang gini ke Tara, btw:((
YOO AYOO VOMMENTS!!!!😙💙😙💙😙💙—Salam donat;)
21/10/19
KAMU SEDANG MEMBACA
TARAKA ✓
Novela JuvenilTara Givanka tidak pernah menduga sebelumnya kalau ia akan menjadi saudara tiri Kaila, pacar dari mantannya; Raka. Azraka Tasena Dirgantara dibuat shock melihat 'mantan calon mertua-nya' berada di rumah sang pacar. Di depannya, perempuan paruh baya...