Tara berjalan ke meja makan dengan lipatan jelas di dahinya. Di sana, ia tidak menemukan siapa pun selain makanan. Ada sebuah sticky note di atas meja.
Ibu dan Papa berangkat duluan, ada meeting jam tujuh. Selamat sarapan anak-anak:)
-Mama
Tara tidak begitu mempermasalahkan, toh sama aja. Ia beralih menatap sekotak donat yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Ia membuka kotak itu, masih ada banyak.
"Mama dan Papa ke mana?" tanya Kaila di belakangnya. Perempuan itu masih mengenakan piyama dengan rambut berantakan.
"Udah berangkat. Ada meeting katanya."
Kaila mengangguk paham. Ia melihat Tara yang tadi membuka kotak donat. "Kalau lo mau, ambil aja."
"Ini punya lo?"
"Iya, kemarin Raka bawain donat. Kalau lo mau ambil aja, gue gak suka donat." Setelah meneguk susu cokelatnya dan membawa roti, Kaila kembali menaiki tangga.
Setelah memastikan Kaila benar-benar tidak ada, Tara memakan donat itu dengan lahap, mubazir kalau terbuang.
"Gak usah kayak orang kelaperan, deh," ujar Dio dari tangga. "Lo gak malu, makan makanan dari Kak Raka yang diperuntukkan buat Kaila?"
"Berisik lo."
"Cepat habisin deh, gue gak niat sarapan."
Lihat kan, Dio itu memang saudara terlaknat bagi Tara. Selain kata-katanya yang pedas, adiknya ini tidak pernah berbicara ramah padanya.
[].
Karina menyikut lengan Tara yang sibuk dengan batagornya, membuat Tara menoleh. "Apa?"
Mulutnya yang penuh dengan makanan membuat Karina menyuruh Tara menoleh ke depan dengan dagunya.
Tian tersenyum lebar. "Boleh gabung, 'kan?"
"Iya," jawab Tara dengan malas.
"Man, sini!" seru Tian pada ketiga temannya yang masih mencari tempat kosong. Sontak pupil Tara melebar, ia kira hanya Tian yang ikut bergabung.
Setelah menelan makanannya, Karina menatap Tian tak suka. "Heh, lo apa-apaan sih, bawa teman lo segala."
"Bagi-bagi tempat, gak boleh serakah."
"Gak ikhlas gue bagi-bagi tempat buat kalian," dengus Karina.
Jaffar kemudian duduk di sebelah Tian, Nando disebelah Karina dan Raka duduk diseberang Tara. "Wah, gercep lo ya, nyari tempat," ujar Jaffar yang membuat Tian membenarkan kerah seragamnya seolah ia memang bisa diandalkan.
"By the way, kelas kalian udah beres materi Linear belum?" tanya Tian basa-basi.
Meski enggan, Tara dengan berat hati angkat suara karena ia tahu Karina tidak akan menjawab. "Udah, kenapa?"
"Katanya minggu ini ulangan harian, ya?" tanya Tian lagi.
"Lo modus yang benaran dikit kenapa, sih? Modelan lo gini gak dipercaya banget nanyain pelajaran." Jaffar berbisik ke telinga Tian, yang sebenarnya terdengar oleh mereka yang berada satu meja.
"Terus gue harus nanya apaan?" balas Tian berbisik.
"Minta tips move on, kek."
"Wah, minta digampar itu, namanya!"
Melihat tingkah kedua temannya, Raka memutar matanya malas. "Ndo, kasih tahu teman lo, begonya jangan diperpanjang, ya. Itu muka banyak nanggung malu."
Nando hanya mengacungkan jempolnya, berusaha menahan tawanya.
Tara sendiri tidak begitu mendengarkan obrolan Jaffar dan Tian, karena ia sudah hafal dengan sifat keduanya. Sementara Karina sendiri sudah memasang wajah jengkel, waktu makan siangnya harus terganggu dengan tingkah keempat lelaki semprul ini.
[].
Sori, gengs kemarin gak jadi dabel apdet, sebagai gantinya ini dia!!!!
Vomments yhawwww!😍😍💙💙💙—Salam donat;)
05/07/19
KAMU SEDANG MEMBACA
TARAKA ✓
Teen FictionTara Givanka tidak pernah menduga sebelumnya kalau ia akan menjadi saudara tiri Kaila, pacar dari mantannya; Raka. Azraka Tasena Dirgantara dibuat shock melihat 'mantan calon mertua-nya' berada di rumah sang pacar. Di depannya, perempuan paruh baya...