• 88 •

4.9K 231 7
                                    

Raka baru saja menginjakan kakinya di kamar Jaffar, lalu duduk di sebelah tuan rumah yang fokus bermain game online bersama Nando yang selonjoran di bawah kasur.

"Gue putus sama Kaila," katanya.

"Demi apa lo?!" Tian masih berdiri di ambang pintu, gelas plastik yang ia bawa dari dapur terjatuh begitu saja.

"Eh, gak usah sok kaget ya, Bangsat. Ambil tu gelas!" seru Jaffar tak santai. "Digebot emak gue tahu rasa lo."

Tian mendengus. "Lebay." Namun, tak urung ia mengambil gelas tadi di dekat kakinya.

Raka menghela napas kasar. Tak peduli dengan perdebatan tidak bermutu keduanya, ia beralih pada Nando yang masih sibuk dengan gamenya.

"Ndo," panggilnya.

"Terus gimana? Lancar mutusinnya?" tanya Nando yang dihadiahi lemparan gelas plastik oleh Tian. Ia melotot. "Apaan sih?!"

"Apaan-apaan, jelas aja Kaila sakit hati!" seru Tian.

"Iya, sakit hati. Terakhir gue lihat Kaila minggu lalu. Kayaknya dia sakit," gumam Raka.

"Jenguk lah, minta maaf," ujar Tian.

"Abis itu ajak balikan," sambung Jaffar.

"Kalo gitu ngapain putus, Mansur!" Kini, Nando melempar gelas tadi pada Jaffar.

"Woi!" Jaffar mendelik, tak terima gelasnya dilempar ke sana- ke mari.

"Ya, pokoknya gitu lah." Raka mengangkat bahu tak acuh. "Gue mau ketemu Tara, nanti."

"Nanti kapan?" tanya Nando.

"Besok kali, ya?" jawabnya tak yakin.

Tian meneguk cola yang sempat mereka anggurkan, lalu menatap Raka serius. "Gak ada hari besok."

"Kenapa?" tanya Nando.

"Sekarang dia lagi prepare, besok pesawatnya take off pukul tujuh pagi," jelas Tian.

"Tara mau ke mana?"

"Pindah ke Makassar."

Hening beberapa saat.

Lima detik.

Delapan setik.

Dua belas detik.

"Kenapa baru bilang sekarang?!" Sontak Raka bangkit dari kasur, memakai jaketnya kembali, lalu berjalan keluar dengan panik.

"Anjir! Lihat tadi mukanya!" seru Jaffar yang berguling di kasur, memegang perutnya sembari menahan tawa.

"Gue salah?" tanya Tian.

"Nggak. Lo pinter banget. Mampus tuh anak, waktunya mepet banget," sahut Jaffar yang masih memegang perutnya.

"Saking pinternya gue baru lihat muka Raka yang panik banget," gumam Nando.

Tian mendengus geli. "Gue juga baru tahu tadi pagi, sih. Tara bilang besok berangkat."

Entah, game online yang tadi mereka mainkan sudah tidak menarik lagi. Karena selanjutnya, Nando bertanya perihal hubungan Tian dengan Tara saat ini. Mengingat ia tahu kondisi Tara saat ini, sudah pasti kondisi hatinya sudah membaik, 'kan?






[].



CIATTTTTT
YANG PENGEN RAKA NYESEL MANA, NIH???
Kira-kira Raka bakal ketemu Tara gak? Apa yang bakal Raka ucapin kalau ketemu Tara? Atau, apa yang bakal Tara ucapin kalau ketemu Raka?

Vomments yang banyak biar aku apdet lagiiii dan TARAKA tetap rank 1 trueshortstory 😙😙😙💙💙💙💙💙




—Salam donat;)
29/10/19

TARAKA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang