Chapter 6

45.4K 1.8K 27
                                    

Malam pun datang, seorang gadis masih dalam mimpi indahnya. Tanpa terganggu sama sekali padahal Bulan susah memunculkan cahayanya. Mungkin karna kelelahan atau Faktor dari kehamilannya. Sejak dari rumah sakit dan berada di kantor Arsen memang wajahnya kelihatan sangat lelah mengingat usia kehamilan gadis itu memasuki bulan ke 7.

Sedangkan di ruang makan papa ,mama serta kakaknya Arsen sudah berkumpul tapi sang gadis belum ada tanda-tanda jika dirinya bangun.

"Sen! Coba kamu lihat adik kamu dia sudah bangun apa belum? "Pinta Gina kepada Arsen.

"Iya ma? Arsen lihat dulu sudah jam segini soalnya" jawab Arsen sambil mendorong kursinya ke belakang dan berdiri meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamar Rossa lantai atas.

Arsen meninggalkan meja makan dan segera berjalan ke lantai Atas di mana Rossa berada. Arsen menaiki anak tangga dengan langkah cepat, setelah sampai di depan pintu kamar Rossa Arsen segera membuka pintu kamar yang tidak di kunci tersebut.

"Kenapa belum bangun tumben sekali" tanya Arsen pada dirinya sendiri. Dida berjalan mencari sklar lampu kamar Rossa setelah menemukan Arsen segera menghidupkan lampu kamar Rossa.

Arsen berjalan ke arah ranjang Rossa yang masih bergelung dengan selimutnya, Arsen duduk di pinggir ranjang dan melihat wajah damai adik kecilnya. Tangannya menyibak rambut yang menutupi setengah wajahnya.
Rossa sedikit terganggu dengan usapan lembut di wajahnya.

"Enghhh... " lengkuhan keluar dari bibir Rossa. Rossa mulai membuka matanya dengan mengerjap untuk menyesuaikan cahaya lampu yang berada di kamarnya, setelah sepenuhnya terbuka dia menoleh ke arah Arsen yang tersenyum kepadanya.

"Kak Arsen" panggil Rossa dengan suara khas bangun tidur.

"Malam sweety, nyenyak banget tidurnya? Apa kau kelelahan? " tanya Arsen sambil mengusap pipi Rosaa.

"Ah... Astaga sudah malam ya kak? " ucap Rossa tanpa menjawab pertanyaan sang kakak. "Kenapa Kak Arsen baru bangunin aku sih? " gerutu Rossa sambil menyibak selimutnya, tiba-tiba dia meringis karena tendangan pada perutnya.

"Isshhhhh... " ringis Rossa sambil mengusap perutnya.

"Cha? Kamu kenapa,mana yang sakit ?" tanya Arsen dengan wajah khawatirnya.

"Nggak kak, tiba-tiba dia nendang ,jadi aku kaget saja" jawab Rossa masih mengusap perutnya.
"Kenapa kamu nendang kuat banget sayang, ada apa? " batin Rossa bermonolog.

"Benar kamu nggak apa-apa,jangan bikin kakak khawatir" ucap Arsen dengan wajah cemas.

"Iya kak, ya udah ayo kita turun papa dan mama pasti sudah nunggu kita" ajak Rossa sambil menurunkan kakinya dari ranjang. Dia duduk di pinggir ranjang dan siap berdiri di bantu Arsen.

Arsen dan Rossa keluar dari kamar Rossa, mereka menuruni anak tangga dengan hati-hati Arsen membantu Rossa takutnya jika dia jatuh dan membahayakan kandungannya. Saat mereka, telah sampai di lantai bawah Arsen dan Rossa berjalan menuju meja makan ternyata Dion dan Gina sudah menunggunya dan Rossa melihat meja makan penuh dengan masakan kesukaannya.

"Malam pa ma? Maaf ocha baru bangun" sapa Rossa dan mencium Dion dan Gina bergantian.

"Malam sayang, nggak apa-apa mama ngerti pasti kamu kecapekan! " jawab Gina mengusap pipi Rossa.

"Iya ma? " Rossa mengangguk dan berjalan ke arah kursinya di mana Rossa duduk di samping Arsen.

Setelah Rossa duduk dan Arsen juga duduk akhirnya mereka makan malam bersama. Malam ini hanya ada suara dentingan sendok dan piring tanpa ada yang bersuara, memang begitu peraturan di rumah Dion dan Gina.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang