Hari pun telah berganti pagi, Rossa dengan penampilan yang sangat cantik walau wajahnya masih sedikit pucat karena kondisinya belum pulih karena kejadian kemarin, tapi hari ini dia dan Arsen sang kakak harus datang ke perusahaan karena hari ini dia akan resmi menjadi CEO di perusahaan yang di kelola Arsen. Karena dirinya seorang pembuat Parfum yang sangat di sukai banyak orang karena keharuman parfum yang sangat alami.
Rossa menuruni anak tangga ,untuk menemui keluarganya. Semalam Rossa di diamkan oleh Arsen karena masalah dia bertemu dengan laki-laki itu dan membuat Arsen murka.
"Kamu, tau kakak selalu berusaha untuk tidak menghajar laki-laki sialan itu karena dia sudah membuat kamu harus menanggung semua resiko dengan sendiri. Membesarkan anak tanpa ayahnya dan hampir kehilangan nyawa saat kamu melahirkan.
"Kamu nggak tau jadi kakak cha? Kakak hampir saja mendatangi keluarga laki-laki itu untuk meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah di berbuat kepadamu. Tapi kamu malah se enaknya bertemu dengannya dan membiarkan Rio dalam gendongannya di mana otak kamu cha di mana, kakak tanya",murka Arsen hingga melemparkan ponselnya dan pergi keluar rumah.
Rossa, menghela nafas dengan berat. Ucapan Arsen benar-benar membuat dirinya merasa bersalah karena hal itu Arsen harus turun tangan sendiri. Setelah sampai di meja makan semua menatap Rossa dengan tatapan memuja karena Rossa kelihatan begitu cantik dan menawan.
"Ya tuhan, ternyata anak mama cantik sekali jika seperti ini" ,puji Dira yang berdiri dari duduknya dan. Berjalan menghampiri Rossa.
"Terima kasih ma? ", jawab Rossa dengan tersenyum.
"Ya sudah, kamu cepat duduk kakak kamu sudah menunggu", ucap Dira.
Rossa menggeret kursinya tepat di samping Arsen, Arsen tidak menoleh ke arah Rossa wajahnya terlihat datar membuat Rossa sedikit canggung karena semalam Arsen benar-benar marah. Rossa mengambil Rotinya dan mengoleskan selai dan segera memakannya karena Rossa tidak mau Arsen sang kakak menunggu.
"Setelah dari kantor kakak kamu, datang ke kantor papa cha? Papa ingin bicara sama kamu", titah Dion kepada Rossa.
"Iya pa? Nanti ocha akan datang ke kantor papa" , jawab Rossa menoleh ke arah Doni.
"Arsen sudah selesai,arsen mau ke kamar dulu untuk mengambil beberapa berkas yang semalam arsen kerjakan", ucap Arsen sambil mendorong kursinya ke belakang dan berdiri lalu meninggalkan meja makan.
Dion dan Dira hanya mengangguk, sedangkan Rossa masih makan dalam diam. Sikap Arsen membuat dirinya benar-benar merasa bersalah. Rossa meletakan setengah sarapannya dan meminum susunya setelah itu berdiri untuk pamit menemui Rio di taman belakang.
"Ma, pa ocha ke belakang dulu mau ketemu sama rio", pamitnya.
"Iya,tadi Rio juga sudah mandi dan sarapan sama mbaknya",jawab Dira.
"Iya ma?".
Setelah itu Rossa berjalan ke taman belakang, melihat Rio sang putra sedang duduk di sebuah ayunan kecil sambil menyuruh sang pengasuh mendorongnya.
"Long, pat,(dorong cepat) ", suruh Rio.
"Nanti jatuh, gini aja ya? Nanti kalau jatuh mama marah loh? ", ucap Sari sang pengasuh di angguki oleh Rio.
Rossa berjalan dengan senyum di wajahnya, dia ingin pamitan kepada Rio karena hari ini dia ingin bekerja karena tidak mungkin dia terus menerus menyusahkan kedua orang tuanya dan Arsen.
"Sayangnya mama, lagi main ayunan ya? ", tanya Rossa dari arah belakang.
"Mama", panggil Rio menoleh saat mendengar suara Rossa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY BOY (SLOW UPDATE)
FanficCover by @vitafatma Rossalina harus rela berhenti sekolah di saat usianya masih 19 tahun di karenakan hamil di luar nikah dan harus menjadi orang tua tunggal untuk bayi yang ada di dalam perutnya saat ini.Yang paling menyedihkan lagi Ayah dari anak...