Chapter 39

19.1K 674 31
                                    

Afgan telah sampai di kantornya, wajahnya tidak begitu bersahabat banyak karyawan yang berani menyapa Afgan. Jika biasanya mereka menyapa seperti biasanya tapi pagi ini entah kenapa aura sang CEO sepertinya tidak bersahabat. Afgan terus berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya dirinya ingin segera sampai di ruangannya dan segera menyelesaikan kerjaanya setelah itu dia akan menemui Zaki.

Entahlah mood Afgan hari ini benar-benar buruk apalagi setelah mengetahui hasil DNA yang tadi pagi dia ambil. Banyak karyawan yang melihat Afgan dengan takut-takut karena Afgan berjalan dengan cepat menuju Lift pribadinya. Afgan ingin cepat sampai di ruangannya dan bertemu dengan clientnya tersebut dan cepat menyelesaikan masalahnya.

Setelah sampai di lantai atas, Afgan menyuruh sekertaris menyiapkan semuanya dan ikut dengannya menemui client sedangkan dirinya masuk ke dalam ruangannya untuk menaruh tasnya dan mengambil beberapa berkas yang sudah dia kerjakan untuk proyeknya saat ini. Tak lama, Afgan keluar dari ruangan dan berjalan ke arah ruangan metting untuk menunggu clientnya di ikuti sang sekertaris, pagi ini semua karyawan di buat bungkam dengan aura dingin Afgan jika salah bicara bisa-bisa Afgan memarahinya dan langsung memecat mereka.

"Apa semuanya sudah kamu siapkan", tanya Afgan menoleh ke arah sekertarisnya.

"Sudah pak? Apa bapak perlu minum",tanya sekertaris tersebut.

"Tidak! Saya tidak bisa lama. Setelah semuanya selesai saya harus pergi dan semuanya saya serahkan sama kamu",kata Afgan dengan nada dingin dan wajah datarnya.

"Baik pak, saya mengerti! ",jawabnya.

Selang, 30 menit pintu ruangan Meeting di ketuk sekertaris Afgan langsung berdiri dan membuka pintu ternyata Clientnya sudah datang.

"Silahkan pak Aris, pak Afgan sudah menunggu" ,sang sekertaris mempersilahkan Clientnya yang bernama Aris masuk.

"Terima kasih".

Afgan yang masih sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba menoleh saat mendengar suara si sebelahnya.

"Selamat pagi Pak. Afgan maaf saya terlambat ",sapa Aris kepada Afgan sambil berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Ah. Iya selamat pagi, tidak masalah saya juga barusan datang, jadi bisa kita mulai",Ucap Afgan dan di angguki oleh Aris.

Akhirnya mereka pun, memulai membahas tentang dana Proyek-proyek baru yang akan mereka lakukan dan masih banyak lagi yang mereka bahas. Setelah 2 jam membahas proyek tersebut akhirnya Aris menyetujui kerja sama dengan perusahaan Afgan. Setelah berjabat tangan Aris pamit untuk kembali dan Afgan pun mengangguk.

"Kamu beresin semuanya, saya ada kepentingan lain. Jam 12 saya akan kembali",ucap Afgan dan berlalu meninggalkan ruangan Meeting.

Sekretaris Afgan pun mengangguk paham, jika dirinya membantah dia yakin akan kena marah. Setelah selesai,dia pun keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke meja kerjanya.
.

.

.

.

Hari itu, Rossa sudah bisa memahami semua atas bantuan sekretarisnya yang bernama Diana, Arsen sengaja menyuruh Diana karena dia Karyawan yang selalu tepat waktu dan di siplin. Arsen tau, jika Diana yang mengajari Rossa sang Adik, Rossa akan segera paham dan mengerti apa saja yang harus dia lakukan. Walai Rossa sebagai, CEO wanita di perusahaan sang Kakak Arsen tapi tetap saja dia butuh bimbingan.

"Jadi, Bu Rossa sudah mengerti",tanya Diana.

"Iya,ternyata sedikit sulit untuk memahami semuanya. Tapi berkat bantuan kamu saya menjadi paham dan mengerti terima kasih",jawab Rossa dengan senyum tulusnya.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang