Chapter 41

19.2K 754 55
                                    

Rossa sampai di lantai atas tepatnya di depan kamarnya, Rio masih tetap menangis dan memanggil Afgan karena Rio ingin bersama Afgan.

"Om... Lio au om.. Hiks... ",ucap Rio dengan suara seraknya.

"Nggak rio, rio nggak boleh sama om. Rio sama mama",jawab Rossa sambil membuka pintu kamarnya.

"Dak au, lio au om",pinta Rio sambil mencoba melepaskan tubuhnya dari gendongan Rossa.

Karena Rossa menggendong Rio dengan satu tangan akhirnya Rio bisa turun dari gendongan Rossa, tenaga Rio sangat kuat membuat Rossa menurunkan Rio. Rio langsung berbalik dan berjalan ke arah tangga, Rossa yang belum ngeh jika Rio berjalan ke arah tangga karena tangannya sakit. Saat itu juga Rossa langsung terkejut melihat Rio sudah berada di pinggir anak tangga yang siap untuk jatuh.

"RIOOOOO..... ",teriak Rossa dan membuat Rio terkejut dan akhirnya tubuh Rio tidak bisa menjaga keseimbangan dan langsung terjatuh menuruni anak tangga.

"RIOOO... TIDAKKK... ",teriak Rossa berusaha untuk menggapai tubuh sang putra tapi terlambat.

Afgan yang tadinya ingin menjawab ucapan Gina berlari masuk ke dalam tanpa permisi saat mendegar teriakan Rossa dari lantai atas, di saat sampai depan tangga tubuh Afgan menegang melihat tubuh Rio terguling menuruni anak tangga. Dengan cepat Afgan langsung menangkap tubuh mungil Rio yang masih di setengah anak tangga.

Dengan sigap, Afgan langsung mengangkat tubuh mungil Rio yang kepalanya sudah bersimpah darah.

"Sayang,Rio buka mata kamu nak. Om di sini. Rio buka mata kamu sayang, om mohon",ucap Afgan yang masih berdiri di anak tangga dengan menggendong tubuh Rio.

Rossa langsung terduduk lemas di lantai melihat sang putra terjatuh, tiba-tiba dunianya terasa kosong. Ini salahnya jika dirinya tidak berteriak maka Rio tidak terkejut dan akan terguling ke bawah.

"Rio... Hiks... Maafkan mama nak. Maafkan mama",ucap Rossa yang masih duduk di lantai dengan wajah Socxnya.

Sedangkan Gina dan Arsen masih terpaku dengan kejadian barusan,apa yang barusan di lihatnya membuat jantung mereka semua berhenti. Gina, yang langsung sadar segera menaiki tangga dan menyuruh Afgan membawa Rio ke rumah sakit.

"Tolong, bawa cucu saya ke rumah sakit. Tolong",pinta Gina membuat Afgan langsung menuruni anak tangga dan berjalan melewati Arsen.

Entah kenapa, hati Afgan sangat khawatir melihat Rio bersimpah darah seperti ini. Hatinya tidak ingin terjadi apa-apa dengan Rio, entahlah saat ini Afgan belum bisa berpikir yang terpenting keselamatan Rio yang utama.

"Bertahan sayang,om akan bawa kamu ke rumah sakit. Om mohon bertahan nak",ucap Afgan, tiba-tiba air matanya mengalir.

Mobil Afgan yang terpakir di depan rumah Rossa, langsung melesat pergi membawa tubuh Rio ke rumah sakit Afgan benar-benar kacau, tapi dia harusa sampi di rumah sakit dengan selamat.

.

.

.

Gina langsung menaiki anak tangga untuk menenangkan Rossa,Gina yakin anaknya sock atas kejadian barusan.

"Cha! ",panggil Gina.

"Nak, kita kerumah sakit untuk melihat Rio. Ayo nak! ",ajak Gina

Rossa masih menangis dengan tatapan kosong, air matanya tidak bisa berhenti entah kenapa Tuhan selalu memberikan cobaan yang begitu berat.

"Cha? ",panggil gina.

"Ma,ini salah ocha..hiks... Ini salah ocha. Jika ocha tidak teriak dan membuat Rio kaget mungkin Rio tidak akan jatuh ma. Hiks... Ini salah ocha," racaunya dengan tatapan lurus ke depan.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang