Chapter 36

17.3K 704 62
                                    

Mobil Afgan telah sampai di depan halaman rumah megahnya, satu jam terkena macet akhirnya Afgan sampai di rumah. Sepanjang, perjalanan pikirannya hanya hasil DNA dirinya dan Rio, menunggu besok dirinya tidaklah sabar untuk bisa mengetahui sebenarnya Rio anaknya siapa.

"Kenapa, harus besok. Sialan! ",makinya sebelum turun dari dalam mobil.

Setelah mengatur,nafasnya Afgan membuka pintu mobil dan segera turun hari ini kepalanya terasa ingin pecah dan dia ingin mendinginkannya. Afgan, berjalan dengan tatapan datar dia membuka pintu utama melihat Sarah sang mama duduk di ruang tengah sambil membaca majalah.

Sarah yang mendengar pintu terbuka segera menoleh dan tersenyum.

"Kau sudah pulang gan? Kenapa cepat sekali", tanya Sarah.

"Ma,nanti saja agan mau istirahat agan capek" jawab Afgan sambil mengusap pipi Sarah.

"Baiklah, tidurlah makan siang nanti mama bangunkan" ucap Sarah.

"Nggak usah ma? Agan nggak lapar. Ya udah agan ke atas dulu", pintanya dan mencium pipi Sarah sebelum pergi ke lantai atas di mana letak kamarnya berada.

"Ada apa sebenarnya sama putraku. Kenapa wajahnya kelihatan capek sekali", tanya Sarah dalam hati sambil menatap punggung Afgan yang sudah hilang di balik tembok.

Sarah hanya menghela nafasnya, dia berjalan meninggalkan ruang tengah dan menuju ke dapur untuk membuat makan siang sendiri karena Afgan tidak ingin makan siang sedangkan Damar masih di kantor. Para ART yang berkerja di rumah itu tugasnya hanya bersih-bersih dan lainnya jika memasak Sarah sendiri yang turun tangan.

"Mungkin nanti, dia mau bercerita" gumamnya sambil memotong beberapa sayuran.

***

Dira yang tadi keluar untuk mengambil minuman yang akan di berikan Rossa terkejut saat membuka pintu kamar sang anak melihat Rossa tergeletak dilantai. Dira langsung meletakkan gelas yang berisi air putih di letakkan di meja dekat tempat tidur Rossa dan segera menghampiri Rossa.

"Ya tuhan, ocha sayang bangun nak. Ocha bangun sayang",panggil Dira dengan wajah cemasnya.

Rossa tetap menutup matanya, tanpa ada pergerakan membuat Dira khawatir dan cemas, lalu Dira mencoba membantu Rossa untuk mengangkat tubuh sang Putri ke atas tempat tidur.

"Ya tuhan ocha kamu kenapa bisa begini nak? ", ucapnya sambil membantu Rossa berdiri.

Saat itu juga,terdengar suara tangisan Rio membuat Dira bingung Baby sister yang menjaga Rio datang untuk mengantarkan Rio karena menangis keras membuat Baby sister terkejut melihat Dira mengangkat Rossa sendirian.

"Astaga, nyonya kenapa dengan nona Ocha? " tanya Mbaknya sambil menurunkan Rio di lantai dan membantu Dira.

"Saya, nggak tau Sari tolong bantu saya bawa ocha ke kasur dan setelah itu tolong hubungi dokter" jawab Dira sambil membaringkan Rossa yang masih belum sadarkan diri.

Setelah,tubuh Rossa di tutupi oleh selimut Dira segerta menghubungi Arsen dia takut jika Rossa kenapa-napa. Sedangkan Rio yang masih menangis Dan berdiri di dekat tempat tidur menatap Rossa dengan pipi terpenuhi dengan air matanya.

"Mama"Panggil Rio dengan suara seraknya.
Rio mencoba menggapai tempat tidur untuk bisa memeluk sang mama, Dira yang baru saja selesai menghubungi Arsen terkejut melihat Rio ingin menaiki tempat tidur yang lumayan tinggi.

"Astaga, Rio kalau kamu jatuh gimana nak? Jangan bikin oma jantungan",ucapnya sambil menggendong Rio.

"Mama, lio au mama",pintanya.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang