Chapter 14

27.3K 985 41
                                    

2 bulan kemudian.

Kini usia kandungan Rossa memasuki bulan ke 8,yang artinya 1 bulan lagi bayinya akan lahir dan melihat dunia. Dirinya tidak sabar menanti sang buah hati yang berjenis kelamin laki-laki itu, saat ini Rossa duduk di taman dekat komplek dengan wajah tersenyum dan sesekali mengusap perut buncitnya. Dia melihat anak-anak kecil yang sedang berlarian untuk mengejar temannya.

"Mama, nggak sabar sayang nunggu kamu lahir. Pasti kamu akan lucu, mama harap kamu tampan seperti papa" ucapnya tiba-tiba, ya Rossa ingin sekali wajah Putra nya mirip papanya entah karena apa tapi Rossa sangat berharap mungkin dengan cara itu dia bisa mengobati rasa rindu terhadap laki-laki itu.

Saat Rossa duduk sendirian ,sedangkan Arsen sang kakak sedang membelikan minuman untuk Rossa. Tiba-tiba ada beberapa ibu-ibu yang duduk tak jauh darinya sedang membicarakan dirinya.

"Tau nggak jeng, jaman anak sekarang memang gitu hamil di luar nikah. Amit-amit deh punya anak kayak gitu" ucap salah satu ibu-ibu yang sedang duduk di samping Rossa tapi sedikit jauh.

"Iya, saya juga heran kenapa mau aja di ajak berbuat Zina ujung-ujungnya nanti bakal di tinggalkan karena nggak mau bertanggung jawab "sahut ibu yang satunya.

Rossa hany menunduk dan diam, mendengarkan ibu-ibu yang sedang merumpi. Rossa merasa jika dirinya sedang di sindir secara terang-terangan, tiba-tiba kedua Mata Rossa panas dan berkabut.

"Bikin malu keluarga saja, kalau saya punya anak seperti itu saya sudah mengusirnya tidak mau menanggung malu dan aib untuk keluarga" timpal yang lainnya.

Ibu-ibu berbicara seperti itu sambil melirik Rossa yang menunduk dengan tangannya mengusap perutnya, yang tiba-tiba menendang seoalah bayi itu merasakan apa yang sang mama rasakan.

Salah satu ibu-ibu mendekat ke arah Rossa dan ibu itu tiba-tiba mengatakan sesuatu membuat Rossa tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Maaf ya dek! Bukan saya membicarakan sikap buruk kamu ataupun keluarga kamu. Tapi,apa kamu tidak kasihan melihat ke dua orang tua kamu malu melihat putrinya hamil tanpa suami. Banyak orang bertanya-tanya tentang Putri seorang pengusaha yang hamil di luar nikah karena mereka tau jika papa kamu adalah orang terpandang di kompleks ini" ucapnya sambil berdiri di depan Rossa.

"Mereka sebenarnya enggak untuk ikut campur, tapi mereka sangat penasaran dengan keluarga kamu yang dulunya terbuka dan kini tertutup seolah-olah menyembunyikan sesuatu" lanjutnya dengan suara yang sedikit mengejek.

Tangan Rossa terkepal kuat mendengar ucapan ibu-ibu yang ada di depannya, bukan karena dia malu tapi dia hanya ingin tau kenapa orang di depannya ini seolah membenci dirinya, padahal keluarganya tidak membencinya walau sebenarnya Rossa tau jika sang Papa dan Mamanya sedikit marah.

Rossa mengusap air matanya dan berisri menatap ibu-ibu di depannya.
"Kenapa ibu mengurusi hidup saya" ucapnya dengan suara seraknya. "Saya tau jika saya hamil di luar nikah, seharusnya anda bisa menjaga omongan anda. Saya tau jika keluarga saya marah dan kecewa dengan saya tapi kenapa Anda yang repot" lanjutnya dengan air mata yang mengalir. Tangan kanannya memegang perutnya yang tiba-tiba merasa sakit tapi Rossa menahannya.

"Saya tidak ikut campur, saya hanya bertanya saja" ucapnya setelah itu di melenggang pergi dan kembali ke tempat duduknya di mana-mana para ibu-ibu sedang merumpi.

Tiba-tiba tangan Rossa meremas dres yang dia pakai, perutnya tiba-tiba sakit seperti kram.

"Aduhh! Kenapa perutku tiba-tiba sakit. Akhh.... " ucap Rossa dengan mencengkeram pinggiran Kursi, bertepatan dengan Arsen membawa dua botol minuman.

"Astaga ocha! Kamu kenapa" tanya Arsen panik melihat Rossa meringis seperti menahan sakit.

"Ka.. Kak perut ak... Aku sakit" ucapnya dengan suara terbata-bata.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang