26. Suprise (2)

23.9K 1K 53
                                    

Afgan berjalan ke ruangan Damar, banyak karyawan yang menunduk takut saat Afgan berjalan melewati mereka. Walau, itu bukan tempat di mana mereka berada tapi tetap saja mereka sedikit takut. Afgan berjalan dengan tenang, dengan tangan yang satunya di masukan ke dalam celana hitamnya.
Sampai di depan ruangan sang papa Afgan membuka pintu ruangan tanpa mengetuk dahulu, sekertaris Damar hanya bisa berdiri dan membungkuk melihat Putra pemilik perusahaan ini datang.

Di dalam ruangan Damar sedang fokus pada komputernya, tanpa menyadari sang putra masuk ke dalam ruangannya. Afgan berjalan dengan tenang dan menuju sofa, menunggu sang papa selesai dengan pekerjaannya. Tak berapa lama Damar menutup laporan dan menaruhnya di meja, saat akan berdiri dia terkejut melihat Afgan duduk di sofa.

"Gan?" panggil Damar kepada Afgan .

Afgan yang menatap ponselnya,langsung mendongak menatap Damar.

"Sejak kapan kamu berada di ruangan papa" tanya Damar.

"Barusan ,ada yang mau agan bicarakan sama papa" ucap Afgan membuat Damar mengerutkan keningnya.

Damar langsung duduk di sofa single dan menunggu Afgan untuk berbicara.

"Pa,soal Anggun agan nggak bisa menjalin hubungan dengan dia" ucap Afgan sekali tarikan nafas.

Damar menatap Afgan dengan terkejut.

"Kenapa? Apa yang membuat kamu tidak mau menjalankan hubungan dengan Anggun. Dia cantik dan lulusan terbaik di Amerika" tanya Damar dengan wajah dinginnya.

Afgan hanya menatap Damar dengan tatapan sulit di artikan, dia ingin jujur jika dia sudah memiliki seseorang yang begitu berarti untuknya. Dia tidak mau menyakiti untuk kedua kalinya, cukup dulu dia membuat wanita itu terluka dan saatnya dia ingin mempertahankan dan mengulangnya kembali.

"Agan sudah punya seseorang yang berarti di dalam hidup agan pa? Agan nggak mau membuat Anggun sakit hati jika Agan tidak menyukainya " jeda sejenak dan menatap Damar "Pa, agan benar-benar tidak bisa. Papa pasti akan mengerti jika papa di posisi Agan saat ini. Sekali lagi agan minta maaf" ucapnya lalu berdiri dari duduknya.

Entah kenapa, sesuatu yang dia pendam selama ini menguap begitu saja. Beban yang selama ini dia bawa terasa ringan, benar jika kita akan mengutarakan yang sebenarnya maka semuanya akan terasa lebih baik.

"Semoga keputusan ku tepat, dan saatnya aku akan memperjuangkan milikku kembali. Tak perduli dia menikah atau belum yang penting ocha bisa bersamaku",batinnya katakanlah Afgan Egois karna semua itu bukan kemauannya.

Dan setelah keluar dari ruangan Damar, Afgan segera kembali ke ruangannya untuk mempersiapkan beberapa berkas. Afgan berjalan dengan wajah datar dan dinginnya, membuat siapa saja takut melihat aura tersebut.

***

Sedangkan di tempat lain, lebih tepatnya Mobil yang membawa Arsen dan Rossa sampai di depan rumah mewah yang membuat Rossa masih tak percaya jika rumah yang di tinggalkannya selama Dua tahun masih sama.

Rossa menatap Rumah di depannya dari dalam mobil, tidak menyadari jika Arssn sudah turun dan membantu sopirnya menurunkan barang-barangnya.

"Mama,lumah siapa besal sekali" tanya Rio menatap Heran rumah di depanya suara Rio tiba-tiba membuat Rossa sedikit terkejut.

Rossa menatap Rio sambil tersenyum, tiba-tiba pintu mobilnya di buka dari luar oleh Arsen membuat Rossa menoleh.

"Ayo, turun kita buat kejutan mama" ucap Arsen di angguki Rossa.

Arsen mengambil Rio dan di gendongnya, Rossa turun dari mobil dan menatap Rumah yang dari kecil dia tempati. Dia menatap sekeliling halaman rumahnya ternyata masih sama, dan tidak ada yang berubah hanya saja ketambahan bunga Hias.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang