Chapter 17

28.3K 1K 55
                                    

Pagi itu Afgan, sedang berada di ruangan Meeting tapi pikirannya tidak tertuju pada berkas yang ada di depannya. Melainkan pikirannya tertuju kepada kabar yang beberpa hari lalu dia terimanya, sudah satu minggu dia tidak mendapatkan kabar dari orang suruhannnya.

"Kenapa, aku masih juga memikirkannya toh bukankah dia sudah bahagia bersama suaminya"batin Afgan bermonolog.

Sekretarisnya menjelaskan tentang modal saham dan beberapa kolega yang akan bergabung dengan perusahaannya, tapi Afgan sama sekali tidak merespon lebih tepatnya melamun. Walau, matanya menatap berkas di tangannya tapi tatapannya seperti kosong.

"Jadi Mr, bagaimana dengan penjelasan yang saya berikan. Apa anda setuju jika bisnis ini harus bisa di perkembangan lagi dengan perusahaan lainnya yang akan ikut gabung " tanya Sekertaris Afgan bernama Nadia.

Afgan hanya diam dan tak menjawab dengan pertanyaan Nadia, membuat Semuanya menatap satu sama lain. Nadia yang heran melihat, sang Direksi tidak menjawab akhirnya memberanikan diri untuk memanggilnya.

"Mr... Apa Mr baik-baik saja" tanya Nadia.

Tiba-tiba Afgan terkejut, saat tangan Nadia menepuk pundak Afgan seolah dia di tarik paksa untuk kembali.

"Ah ya? Bagaimana" tanya Afgan seperti orang bingung.

"Jadi apa Anda setuju dengan perusahan yang akan bergabung dengan kita" jawab Nadia mengulang ucapannya tadi.

"Baiklah itu tidak masalah. Dan untuk meeting hari ini kita akhiri sampai di sini" ucapnya, Afgan Langsung berdiri dari kursinya dan keluar dari ruangan tersebut membuat orang-orang di dalam merasa heran dengan Bossnya tersebut.

Afgan berjalan dari ruangan Meetingnya dan kembali ke ruangannya untuk menenangkan otaknya, saat akan membuka Pintu tiba-tiba ponselnya berdering menampilkan nama sang Papa di layar. Dia segera menjawab panggilan tersebut sambil membuak pintu ruangannya.

"Hallo pa? Ada apa? " tanya Afgan the point.

"......."

"Iya, bukannya agan sudah bilang jika akan kembali ke Indonesia dalam jangka 2 tahun lagi " jawab Afgan yang berjalan ke arah sofa dan mendudukan dirinya di sana.

"......"

"Aku tau, lagian 2 tahun itu tidak lama, jadi papa tenang saja" ucapnya.

"......"

"Baiklah,agan ngerti kalau begitu salam sama mama. Udah dulu ya? Agan masih banyak kerjakan".

Afgan memutuskan telfonnya dan meletakkan ponselnya di atas meja,dia merbahkan dirinya di sofa entah kenapa diirinya sangat penasaran.
Afgan berdiri dari sofa, dan berjalan ke arah meja kerjanya dia membuka laptop dan mengecek berkas yang kemarin Nadia berikan dan belum sempat dia baca.

Saat akan mengetik sesuatu tiba-tiba pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok pria yang masih kelihatan tampan masuk ke dalam ruangganya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang