Rossa diam mematung saat melihat Rio dalam gendongan seseorang yang tidak ingin di lihatnya, entah kenapa walau rasa Cinta masih ada tapi di kalahkan oleh ego dan rasa benci terhadap laki-laki yang saat ini berada tak jauh darinya.
"Afgan" gumamnya pelan.
Rossa terus menatap Afgan dengan tatapan yang sulit di artikan,walau sebenarnya hatinya sangat lah takut. Takut jika dia tau Anak dalam gendongannya adalah anaknya.
"Mama" panggil Rio saat di gendong oleh Afgan berjalan ke arahnya.
Rossa segera berlari dan mengambil Alih Rio dari gendongan Afgan membuat Afgan sedikit tidak rela. Entah kenapa, saat Anak kecil yang bernama Rio telah beralih kepada Rossa membuat hatinya sedih.
Dia menatap Rossa, yang tidak mau menatapnya. Afgan melihat jika tubuh Rossa sedikit bergetar.
"Maaf, saya harus masuk" ucap Rossa dengan suara lirihnya, saat Rio sudah berada di gendongannya dan berbalik meninggalkan Afgan yang terus menatapnya.
"Cha? " panggil Afgan tiba-tiba.
Saat akan melangkah pergi, Rossa berhenti tanpa berbalik memeluk erat Rio menyalurkan rasa sakit saat melihat orang yang telah membuat dirinya harus merasakan hinaan dan ucapan yang membuat hatinya terluka.
"Bisa kita bicara, sebentar",tanya Afgan dengan suara lembutnya, entah kenapa Afgan tiba-tiba lemah di depan Rossa
Rossa tak menjawab pertanyaan Afgan, dia tidak ingin luka lamanya terbuka kembali karena dua tahun dia mencoba untuk menyembuhkan luka itu sendiri dan tiba-tiba luka itu kembali, tapi Rossa tidak akan membiarkannya.
"Maaf saya tidak bisa, saya permisi",ucap Rossa dengan suara seraknya. Dia segera berlari masuk ke dalam dan menyuruh satpam menutup gerbangnya.
Rossa berjalan cepat masuk ke dalam Rumah, menghiraukan Gina sang mama yang duduk di ruang tamu. Gina menatap Rossa dan Rio bertanya-tanya ada apa dengan putrinya.
Setelah sampai di dalam kamar, Rossa di letakkan Rossa di tempat tidurnya. Dia duduk di pinggir ranjang dan langsung menangis membuat Rio menatap Rossa bingung.
HIKSS...
"Mama" panggil anak tersebut.
Rossa, langsung berbalik dan memeluk Rio.
"Maaf.. Maafkan mama" ucapnya dengan lirih di dekat Rio.
"Mama ais pa" tanya Rio dengan suara cedalnya.
"Rio sayang mama" tanya Rossa.
"yank"
"Rio Cinta mama".
"Ta".
"Kalau Rio sayang dan Cinta sama mama jangan pernah tinggalin mama ataupun membuat mama khawatir. Karena mama nggak mau kehilangan Rio" ucapnya panjang lebar membuar Rio berkedip gemas.
Rio tidak mengerti apa yang Rossa ucapkan karena Rossa bicaranya terlalu panjang, membuat Rio hanya menatap Rossa dengan tatapan polosnya. Entah kenapa Rossa takut, jika suatu saat semuanya akan terbongkar.
Rossa memeluk erat tubuh Rio, hingga pintu kamarnya terbuka sosok sang mama Gina berdiri di dekat pintu."Cha? Kamu kenapa nak? " tanya Gina berjalan menghampiri sang Putri.
Rossa langsung memeluk Gina, dan menangis membuat Gina bingung. Gina mengusap punggung Rossa tubuh Rossa bergetar karena terisak.
"Ma ocha kenapa harus ketemu dia... Hikss... Kenapa ocha harus melihatnya lagi" ucap Rossa dengan suara begitu lirih.
"Siapa cha? Siapa yang kamu maksud. Mama nggak ngerti nak? " tanya Gina sambil melepas pelukannya. Dia menghapus air mata Rossa yang terus keluar dari kelopak matanya, entah kenapa Gina menatap mata Rossa dia melihat ada rasa kecewa, marah dan sakit mungkin Rossa masih belum bisa melupakan masa lalu yang membuat dirinya seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY BOY (SLOW UPDATE)
Fiksi PenggemarCover by @vitafatma Rossalina harus rela berhenti sekolah di saat usianya masih 19 tahun di karenakan hamil di luar nikah dan harus menjadi orang tua tunggal untuk bayi yang ada di dalam perutnya saat ini.Yang paling menyedihkan lagi Ayah dari anak...