Chapter 42

15.7K 761 68
                                    

Setelah Afgan meninggalkan ruang UGD untuk mendonorkan darahnya buat Rio, Rossa masuk ke dalam atas izin suster untuk menemani Rio. Rossa menatap Rio dengan tatapan rasa bersalah seharusnya dia tidak boleh egois, mata Rossa berkaca-kaca melihat sang Putra kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Kepala Rio di balut berban karena harus di jahit.

Rossa berjalan ke arah sang putra, tangannya mengusap tangan kecil Rio penuh sayang dan mengecupnya.

"Maafin mama nak? Maafin mama",ucap Rossa sambil mengecup tangan mungil Rio.

"Seharusnya mama, membiarkan kamu ikut papa kamu nak? Bukan malah membawa kamu pergi dari hadapan papa kamu. Maafin mama yang egois untuk saat ini",lanjutnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya.

Hatinya hancur melihat Rio, jika dirinya tidak egois maka saat ini Rossa mendengarkan celoteh Rio yang selalu membuat dirinya bahagia. Tapi, karena ke egoisannya Rio harus celaka karena dirinya pula.

Hikss....

Rossa menangis, sambil mengecup tangan mungil Rio.

"Maaf bu, ibu bisa keluar karena dokter akan segera datang",ucap Suster yang dari tadi berdiri tak jauh dari dirinya.

"Ah, ya maaf sus. Baik lah saya akan keluar terima kasih sudah mengizinkan saya ketemu anak saya",ucap Rossa dan di angguki oleh suster tersebut..

Setelah melihat Rio, Rossa keluar dari ruangan UGD ternyata di luar sudah ada Afgan yang duduk di kursi tunggu dengan wajah sedikit pucat. Rossa sempat terkejut tapi Rossa berhasil bersikap biasa. Gina dan Dion melihat Rossa keluar langsung menghampiri sang Putri.

"Gimana keadaan Rio cha? Apa baik-baik saja",tanya Gina sang mama.

Rossa hanya mengangguk menjawab pertanyaan Gina, dirinya tidak punya tenaga lagi untuk menjawab..

"Lebih baik kamu duduk dulu, kakak kamu sedang mencarikan minum dan juga makan untuk kamu"ucap Dion.

"Maaf pa, ma!," ucap Rossa.

"Maaf udah buat Rio celaka,gara-gara ocha Rio jatuh dari tangga",lanjutnya dengan suara seraknya.

Gina langsung memeluk Rossa, Gina tau ini bukan salah Rossa. Afgan dari tadi hanya diam dan menatap lurus kedepannya. Pikirkannya entah kemana, dia masih teringat ucapan dokter tadi.

"Maaf tuan, apakah anda ayahnya anak tadi. Wajah anda sangat mirip sekali, pertama saya keluar dan melihat anda saya sedikit terkejut karena wajah anak tadi mirip dengan anda",tanya Dokter sambil menusuk kulit tangan Afgan dengan jarum ",

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang