Chapter 47

11.6K 395 100
                                    

1 minggu berlalu keadaan Rio sudah membaik walau belum ada tanda-tanda Rio akan membuka matanya.  Rossa dan Arsen sedikit lega mendengar kabar itu, sedangkan Dion dan Gina bersyukur jika cucunya sudah membaik. Saat ini mereka masih berada di rumah sakit, lebih tepatnya di ruangan Rio. Arsen pergi entah kemana sedangkan Dion dan Gina sedang menemani Rossa untuk menjaga Rio. 

"Cha? ",panggil Gina sang mama.

Rossa yang tadinya mengusap lembut tangan sang putra menoleh karena Gina memanggilnya.

"Iya ma,kenapa?",tanya Rossa.

"Mama mau bicara soal dia",jawab Gina membuat Rossa menatap mamanya sedikit bingung.

"Dia siapa? Maksud mama. Ocha nggak ngerti",tanya Rossa.

"Laki-laki yang sudah menghamilimu ",jawab Gina

Deg...

Tiba-tiba tubuh Rossa menegang saat Gina ingin membahas Afgan. Entah kenapa hatinya sakit jika membahas soal dia walau dirinya masih mencintainya.

"Ma,aku mau pulang dulu untuk mengambil baju. Dan mau kasih tau kak Arsen jika aku belum bisa masuk kerja",ucap Rossa sedikit mengalihkan pembicaraan tersebut. Sambil mengambil tas yang ada di nakas Rossa tidak mau membahas masalah itu dulu entah kenapa dia ingin selalu menghindar jika membicarakan soal Afgan.

Gina hanya diam,menatap punggung Putrinya yang hilang saat pintu tertutup. Saat ini dia duduk di samping brankar sang cucu,walau kata dokter keadaan sudah membaik tapi Rio masih menutup matanya.

"Cucu,oma kapan bangunnya,apa nggak kangen sama Oma,Opa dan mama juga om Arsen",tanya Gina sambil mengusap kepala Rio dengan lembut. Jika di lihat memang wajah Rio mirip dengan laki-laki yang bernama Afgan,hanya hidungnya saja yang menurun Rossa tapi sepenuhnya Afgan.

"Bukannya Rio mau ketemu sama om agan,Rio nggak kangen sama Om agan. Oma yakin om agan juga pasti kangen sama Rio",lanjut Gina dengan menatap sendu sang cucu.

Entah keputusannya benar atau salah untuk memisahkan Anak dan Ayah yang tidak pernah ketemu,atau memang inilah jalan terbaik agar Rossa tidak merasakan sakit lagi yang kedua kalinya. Tapi,sang cucu juga membutuhkan ayah biologis yang sesungguhnya.

Dalam Hati Gina, antara tega dan tidaknya tapi seenggaknya Rio bisa sadar kembali seperti semula.

"jika, ini keputusan yang aku ambil benar. Semoga, Ocha akan baik-baik saja",batin Gina lalu menatap Rio.

***

1 minggu juga Afgan belum juga menjenguk Rio. Karena larangan dari Gina waktu itu. Afgan merindukan Rio, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.  Sedangkan Damar dan Sarah masih mendiamkannya. 

Afgan hari ini harus ke kantor karena ada rapat penting, mungkin rencana menjenguk sang Putra nanti dia akan pikirkan lagi.  Supaya tidak ketahuan oleh keluarga Rossa. 

"Sudah, seminggu aku tidak menjenguknya. Apa dia sudah sadar?,"batin Afgan sambil menatap layar ponselnya. 

"Om, rindu sayang.  Apa Rio sudah membaik",ucap sambil mengusap layar ponsel yang ternyata photo Rio. 

Afgan memasukan ponselnya ke dalam saku celananya, dan segera berjalan keluar kamar untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.  Afgan menuruni anak tangga, dan samar-samar mendengar percakapan Sarah dan Damar di ruang makan.

"Mau sampai kapan kita di bohongi afgan pa? Mama capek",tanya Sarah sambil bersedekap. 

"Sabar ma?, papa yakin afgan akan menjelaskan kalau sudah tiba waktunya.  Saat ini mungkin masih mencari waktu. Untuk bisa menceritakan semua",jawab Damar sambil mengusap lengan sang istri. 

"Kenapa, afgan harus bohong sama kita.  Lalu nasib cewek itu bagaimana selama ini",ucap Sarah.

Tangis Sarah pun pecah,karena mengingat ucapan Afgan.
Afgan, yang berdiri di tangga hanya menatap kedua orang tuanya dengan tatapan rasa bersalah dan bingung. 

"Ha.. H! ",afgan membuang nafas dengan berat..

Afgan segera menuruni tangga dan berjalan ke luar rumah. Dia akan sarapan di luar saja. 

****

Di lain tempat, Rossa sampai di rumahnya. Di sambut oleh Arsen sang kakak yang akan berangkat ke kantor.

"Cha?,panggil Arsen.

"Kak! Kakak mau berangkat kerja",tanya Rossa sambil berdiri di anak tangga.

"Iya. Kamu hari ini belum bisa masuk kerja. Jadi kakak yang handle lagi",jawab Arsen.

"Aku rencana mau ijin ,tapi kakak udah ngasih tau!," kata Rossa.

"Baiklah,kakak berangkat.kamu hati",pamit Arsen.

Rossa mengangguk,Arsen berjalan meninggalkan Rossa yang masih berdiri di tempatnya. Sesekali Rossa membuang nafas.

Setelah Arsen tak terlihat, Rossa langsung berjalan naik kae atas.  Untuk membersihkan diri.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang