Chapter 3

50.6K 2.3K 13
                                    

Cahaya matahari masuk ke dalam lewat celah jendela seseorang yang masih meringkuk di dalam selimutnya. Seorang gadis yang masih bergulat dengan mimpi indahnya seperti enggan untuk membuka matanya. Karna semalam gadis itu terlalu larut dan alhasil dia belum bangun.

CEKLEK...

Pintu kamar gadis tersebut di buka seorang wanita paruh baya yang selalu membuat gadis itu merasa sangat bahagia. Dia berjalan ke arah jendela dan membuka korden kamar tersebut karna menandakan hari sudah pagi.

"Cha, bangun nak" ucap sang wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik yang duduk di samping sang Putrinya.

"Bangun nak, bukannya kamu hari ini ke dokter kandungan untuk memeriksakan bayimu" ucapnya penuh lembut dengan sedikit mengusap lengannya dengan lembut

Rossa membalikan tubuhnya dan mulai mengerjapkan kelopak matanya karena sedikit silau.

"Eh mama. Pagi mama" sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Pagi sayang. Bangun gih kakak kamu sudah nunggu bukannya hari ini jadwal cek kandungan kamu" tanya sang mama

Rossa yang tadinya belum sadar sepenuhnya langsung membulatkan matanya karna ucapan sang mama. Kenapa dirinya bisa lupa kalau hari ini Arsen akan menemani sang Adik pergi ke dokter.

"Astaga ma, ocha lupa! " ucapnya sambil menyibak selimutnya dan segera beranjak ke kamar mandi dengan sedikit hati-hati.

"Ya sudah mama keluar dulu ya sayang mama akan kasih tau kakak kamu" ucapnya di dekat pintu kamar mandi.

"Iya ma" jawab rossa dari dalam.
.

.

.

Di ruang tamu Arsen sedang membuka berkas-berkas sambil menunggu Rossa yang belum jug bangun. Berkas penting yang akan di buat meeting siang nanti setelah mengantar Rossa ke dokter.

Sang mama menghampiri PutrNya yang berada di ruang tamu.

"Arsen" panggilnya.

"Eh mama. Ocha mana ma? Kok belum ada. Apa belum bangun" tany Arsen menatap sang mama.

"Adikmu sedang siap-siap tunggulah sebentar"

Arsen hanya mengangguk dan kembali melihat berkas yang berada di tangannya.

Tak lama terdengar suara sepatu menuruni tangga walau pelan Arsen dan mama bisa mendengarnya. Arsen langsung meletakkan berkasnya dan berjalan menghampiri Rossa sang adik.

"Cha kamu pindah ke kamar bawah aja. Kakak takut kamu kelelahan" pintanya setelah sampai di dekat Rossa yang sedikit mengatur nafasnya karena menuruni tangga.

"Tapi kak__" Rossa

"Kakak nggak mau kamu bantah cha. Sekali aja buat kandunganmu nanti biar kakak dan mama yang akan mendekornya biar sama dengan kamar atas" ucap Arsen penuh dengan penekanan. Rossa hanya diam dan mengangguk kecil.

Sang mama pun menghampiri kedua pasang kakak dan adik.

"Ya sudah kalian cepat berangkat keburu siang nanti. Kalau siang antriannya pasti banyak" pintanya kepada Arsen dan Rossa.

"Baik ma, ocha dan kak Arsen pergi dulu"jawab Rossa dan mencium tangan sang mama.

Arsen menggandeng tangan Rossa, tak lupa Arsen membereskan berkas-berkasnya yang akan di bawanya ke kantor setelah ke dokter kandungan.

"Kakak akan langsung Ke kantor" tanya Rossa dengan polosnya.

"Iya tapi nanti kamu juga ikut" jawab Arsen sambil memasukkan berkas ke dalam tas. Setelah semuanya selesai Arsen segera mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah sakit tepatnya ke dokter kandungan.

Mobil Arsen meninggalkan halaman rumahnya, jam menunjukkan pukul 07.30 pagi dan jalanan mulai sedikit macet. Sepanjang jalan Rossa hanya banyak diam sedangkan Arsen fokus untuk menyetir dan memperhatikan jalan.

"Cha? " panggil Arsen yang masih fokus ke depan.

"Ya! Kenapa kak? " jawab Rossa dan menoleh ke samping.

"Nggak apa-apa. Kalau kamu masih tidur aja dulu nanti kakak bangunin" pintanya tapi Rossa menggeleng.

2 jam perjalanan akhirnya Mobil Arsen sampai di rumah sakit Bunda. Rossa menatap halaman rumah sakit hatinya merasa deg-degan karena ini baru pertama kali dia datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya selama 6 bulan.

"Ayo, kita sudah sampai " ajak Arsen saat melepaskan selt bethnya.

"Kak, ocha takut" cicitnya sambil memegang lengan Arsen.

"Semua akan baik-baik saja sayang. Kamu nggak usah takut" ucapnya dengan tenang.

Rossa membuang nafasnya pelan dan akhirnya mengangguk. Arsen turun dan berlari ke pintu di mana Rossa berada untuk membantu membuka pintunya.

"Hati-hati cha? Pelan-pelan aja" pinta Arsen.

Rossa turun di bantu oleh Arsen entah kenapa tangannya sangat dingin. Benar-benar baru pertama kali dia ingin melihat langsung sang buah hati yang berada di dalam perutny saat ini 
Arsen dan Rossa berjalan beriringan banyak pasang mata yang menatapnya kagum tapi Arsen cuek dia memasang wajah datarnya dan dinginnya.

"Kamu tunggu sini, kakak akam daftarkan kamu dulu"

"Iya" jawab Rossa sambil mengangguk.

Rossa duduk di kursi tunggu dan sambil melihat beberapa wanita yang sama seperti dirinya, Rossa tersenyum kecil dan sedikit mengusap perutnya.

"Mama nggak sabar sayang segera lihat kamu lahir ke dunia. Pasti kamu lucu banget" batinnya sambil mengusap perutnya dan tiba-tiba dia sedikit meringis.

"Ishhh" mata Rossa terpejam saat tangannya ada yang menendang. Arsen yang baru datang melihat Rossa memejam kan matanya kelihatan panik.

"Cha? Kamu kenapa" tanyanya penuh khawatir.

Rossa membuka matanya dan tersenyum.

"Kak, aku nggak apa-apa " jawabnya.

Arsen dan Rossa duduk sambil menunggu giliran untuk masuk ke dalam.

.

.

.

.

"Saya tidak mau tau, saham yang saya tanam di perusahan itu harus bisa menjadi milik saya" ucapnya dengan tegas dengan tatapan dinginnya.

"Ta.. Tapi pak Afgan perusahaan itu tiba-tiba tidak mau memberikannya" jawab Sang Manager membuat setengah mati menahan takut.

"Gimana pun caranya perusahaan itu harus jatuh atau kau yang akan aku pecat" ucapnya lantang dan membuat Manager sekaligus sekertaris nya terkejut.

Saat ini aura seorang Afgan benar-benar membuat semua yang bekerja di perusahaan itu menjadi Diam tak berkutik. Mereka tau jika sang CEO jika sudah marah maka mereka yang kena imbasnya maka saat ini mereka cari aman dari Singa jantan itu.

.

.


.

.

Fyuhhh akhirnya slesai juga part ini. Benr" harus bisa memtar otak.
Jangan lpa Vote dan klik tnda Bintangnya.

.

.

.

.

Surabaya, 30-10-2018
13.25
Sandra manies.

Samlpai di part selanjutnya.

MY BABY BOY (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang