7

5.7K 716 61
                                    

[ Time to Love ]

Jika kalian tanya bagaimana suasana hati Irene saat ini, maka jawabannya tidak sederhana. Ia takut sekarang, terlepas pertemuan yang tak terduga itu. Bertahun-tahun tidak pernah bertemu, namun detik ini mereka dipertemukan kembali. Irene benci skenario Tuhan yang harus mempertemukan mereka kembali. Dan apa lagi tadi — ia mengucapkan putri kita? Dengan mudahnya ia berkata padahal dulunya pria itu menyuruhnya menggugurkan janin yang mereka buat bahkan lebih parahnya lagi meninggalkan dirinya dalam keadaan berbadan dua. Irene rasa pria itu sudah hilang kewarasannya.

“Eomma,” cicit Hyerin. Ditangannya sudah ada sebuah bingkisan berisi alat lukis pemberian Taehyung. Dengan gerakan pelan, ia meletakkan bingkisan itu di dashboard mobil dan memfokuskan dirinya pada sang ibu yang sedang melamun seraya memperhatikan jalanan yang mobil Taehyung lalui. Dari ekor matanya, Taehyung melirik ibu dan anak itu. Ia bingung tidak tahu harus melakukan apa karena memang ia tidak seharusnya ikut campur dalam permasalahan orang lain. Ia tidak punya hak akan itu semua. Ia hanya bisa diam tanpa harus melakukan apa-apa.

“Eomma, siapa ahjussi tadi?” tanyanya. Sekecil-kecilnya Hyerin, dalam kepalanya terlintas tentang pria yang beradu mulut dengan ibunya sampai-sampai ia ditarik keras oleh ibunya — memintanya bersembunyi di belakangnya.

Irene memperhatikan putrinya. Sejauh ini, tidak pernah sekalipun putrinya bertanya perihal siapa ayahnya dan dimana ia berada. Irene bersyukur akan itu namun ia juga merasa kasihan. Umurnya yang masih belia seharusnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian seorang ayah tapi tidak pernah sampai sekarang. Semua yang terjadi karena dirinya. Apakah ia jahat kepada putrinya?

“Memangnya kenapa dengan ahjussi tadi?” tanya Irene.

“Tadi Hyerin mendengar ‘putri kita’ dari mulut ahjussi tadi. ‘Putri kita’ yang di maksudnya siapa eomma?” putrinya memang kecil tapi pemikirannya kenapa bisa seperti orang dewasa. Apa Irene harus senang atau sebaliknya karena putrinya terlalu pintar?

“Eomma juga tidak tahu, sayang. Nanti, jika Hyerin bertemu dengan orang seperti itu lagi, jangan hiraukan, ya.”

“Kenapa?”

Karena dia ayahmu, sayang.

Princess cantik. Kita sudah sampai.” tutur Taehyung ketika mereka telah sampai disebuah taman kanak-kanak tempat gadis kecil itu menghabiskan waktunya untuk belajar. Irene bersyukur karena Taehyung pandai dalam hal mengalihkan putrinya yang secara mendadak pandai berbicara.

“Benarkah?” Taehyung mengangguk. Gadis itu bersorak gembira dan mengambil alat lukisnya secepat kilat. Begitu mobilnya berhenti ia keluar dan disusul oleh Irene dan juga Taehyung.

Segerombolan gadis menghampiri putrinya dan mengajaknya berbicara. Sebagian menatap Taehyung dan Irene bergantian. Hyerin mengajak teman-temannya menghampiri ibunya dan juga Taehyung.

“Imo, apakah ahjussi ini appa Hyerin?” tanya salah satu gadis dengan kuncir kudanya. Terlihat comel dimata Irene dan juga Taehyung.

“Kenapa baru saat ini kami melihat appa, Hyerin?”

“Appa Hyerin tampan sekali.”

“Aku ingin meminta pada eomma nanti appa yang tampan seperti appa Hyerin.”

Time to Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang