24

5.3K 615 140
                                    

[ Time to Love ]

Satu kata yang menggambarkan bagaimana perasaan dari seorang Kim Taehyung — bahagia, tanpa beban bersama dengan sang istri. Wanita yang saat ini sedang duduk disampingnya didalam mobil tepatnya dibangku penumpang. Kini keduanya sedang dalam perjalanan ke hotel.

“Hey, apa yang kau pikirkan, hm?” tanya Taehyung ketika melihat raut wajah istrinya — banyak pikiran.

“Aku belum menghubungi Yeri. Takut jika Hyerin rewel dan menyusahkan adikmu.” Taehyung tersenyum mendengarnya. Pria itu tahu bahwa istrinya sangat berat meninggalkan putri mereka. Bahkan ketika dibandara, sempat bulir - bulir cair keluar dari matanya. Pelukannya pun terasa lama seolah keduanya akan terpisah bertahun - tahun.

“Kau tidak usah khawatirkan itu. Hyerin sudah besar, Yeri juga bisa merawat Hyerin sementara kita berdua disini. Nanti setelah kita sampai di hotel, kau bisa menghubungi Yeri.” sedikit rasa lega ketika mendengar ucapan suaminya. Beberapa hari ini, Irene telah terbiasa dengan segala hal yang lakukan kepadanya. Hal sederhananya contohnya adalah ciuman pada kening, usapan lembut dipuncak kepalanya, pelukan hangat ketika tidur dan bahkan ada juga obrolan hangat mereka ketika sebelum tidur. Tanpa disadarinya, Taehyung sedang mendekat dirinya kepada sang istri, membuat wanita itu secara sadar terbuka dengan dirinya lewat obrolan ringan dan segala skinship yang mereka lakukan.

“Nanti malam kita akan keluar. Menikmati malam yang indah berdua. Kau tidak keberatankan?” Taehyung menganggam tangan sang istri. Mengaitkan jari - jemarinya tanpa ragu. Irene tidak menolak karena dirinya tidak boleh egois bahwa genggaman Taehyung begitu menenangkan jiwanya. Tidak hanya genggamannya, pelukan dan kecupan pria itu selalu memberinya kenyamanan yang ia dapatkan. Bahkan Junmyeon yang pernah singgah dihatinya saja sensasinya begitu berbeda dengan Taehyung. Padahal pria yang berstatus sebagai suaminya ini belum mampu meluluhkan hati yang telah beku dan belum mampu membuka gembok yang telah terkunci terlepas dari segala rasa sakit karena gagal dalam percintaannya.

“Tidak sama sekali karena kita kesini memang ingin menghabiskan waktu berdua bersama.” Taehyung mengecup dahi sang istri. Bahkan tidak sungkan walaupun didepan mereka sekarang ada seorang sopir yang sedang mengendarai mobil mereka menuju hotel tempat mereka bermalam selama satu pekan — hotel yang telah disiapkan oleh bibi Kim dengan matang. Segala hal telah wanita itu siapkan untuk keponakannya tanpa ada kekurangan sedikitpun.

— ¤ —

Malam yang indah, Roma sebagai ibukota dari Italia begitu memanjakan mata. Irene berdiri dibalkon kamar hotel mereka, menunggu Kim Taehyung yang keluar sebentar, entah pergi kemana, Irene tidak tahu. Yang ia ketahui hanyalah Taehyung mengatakan padanya bahwa ia akan keluar.

Angin sepoy - sepoy malam hari kota Venezia Roma, Italia, membuat sudut bibirnya membuat bulat sabit. Bahkan bulat sabit milik wanita itu lebih indah dibandingkan bulat sabit yang sedang menerangi malam kota Venezia. Ini jauh berbeda dengan Seoul, disana suhu udara disana cukup dingin namun tidak dengan kota indah ini — sejuk dan menenangkan jiwa.

“Sudah siap?” entah sejak kapan Taehyung berada disamping Irene itu dan berhasil membuat wanita yang sedang memandang malam yang indah itu terkejut. Irene menoleh, mata mereka bertubrukan membuat getaran yang tidak Irene mengerti menyeruak dari dalam jiwanya, “Sudah siap, Nyonya Kim?”

Time to Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang