Time to Love [✓]

37

[ Time to Love ]

•

•

•

Terbilang sudah satu minggu berlalu, sejauh ini semuanya baik - baik saja. Semuanya berjalan lancar. Tapi ada yang membuat hati Jungkook janggal. Yeri — kekasihnya tidak pernah menampakkan batang hidungnya setelah hari dimana ia meminta izin untuk pergi ke apartemen Dokyeom. Dan ketika bangunnya, Jungkook mendapati dirinya di kamar hotel. Dengan Mingyu yang duduk di sofa kamar hotel menatap dirinya. Raut wajahnya menampilkan kekecewaan yang Jungkook sendiri tidak tahu apa yang telah terjadi.

Dan kini, ia sedang berada dikampus, pelajaran telah usai beberapa waktu yang lalu. Hari ini juga, Yeri tidak masuk kelas. Jangan tanya kalau Jungkook tidak menghubunginya karena setiap saatnya Jungkook melakukannya — menelepon dan mengirimnya pesan. Sayangnya sama sekali tidak pernah mendapatkan balasan. Ponselnya terkadang aktif, terkadang juga tidak aktif.

Sebelum benar - benar menemui Yeri ke rumahnya — Jungkook ingin bertemu dengan Mingyu. Ingin menanyai langsung sahabatnya. Sebab Jungkook mempunyai firasat bahwa Mingyu tahu dengan apa yang terjadi. Dirinya hanya ingat dengan tubuhnya yang lemas dan merasa panas bak terbakar waktu itu, namun setelahnya ia sudah tidak tahu apa - apa. Tidak mengingat lagi apa yang telah terjadi.

Tak lama kemudian Mingyu tiba dengan tas yang tersampir disalah satu bahunya. Dengan langkah lebar, sabahat dari Jeon Jungkook itu menghampiri Jungkook dan mendudukkan tubuhnya disalah satu kursi kosong kafetaria kampus.

“Ada apa, Kook?” tanya Mingyu. Tidak biasanya Jungkook mengajaknya bertemu. Biasanya, Jungkook mengajak bertemu seperti berkumpul bersama dengan anak - anak yang lain. Tapi ini hanya mereka berdua saja.

“Gyu, saat itu aku mabuk. Sebenarnya apa yang telah terjadi ketika aku tidak sadarkan diri?” tanya Jungkook. Menatap dalam Mingyu yang kini menatapnya tanpa ekspresi. Sebelah alisnya naik, “Apa aku melakukan kesalahan yang besar?”

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Aku merasa bahwa aku sudah melakukan kesalahan. Dan ini ada kaitannya dengan Yeri.”

Mingyu, jangan beritahu Jungkook tentang masalah ini. Jika ia bertanya padamu, jawab saja seandanya, bahwa ia tidak melakukan sesuatu. Buat berbagai macam alasan. Aku tidak ingin masalahnya bertambah rumit nantinya.

Mingyu mengingat dengan sangat jelas ucapan Yeri minggu lalu. Sebelum benar - benar meninggalkan hotel setelah satu malam bermalam, paginya Yeri berpesan, mengatakan padanya untuk merahasiakan semua yang telah terjadi. Mingyu merasa sangat iba dengan Yeri, saat itu matanya sembab karena menangis, Mingyu menyaksikannya dengan mata kepalanya sendiri, lalu ketika malamnya, gadis itu duduk dilantai seraya menggenggam tangan Jungkook dengan keadaan mata yang terpejam. Bahkan Mingyu berpikir, bagaimana bisa ia terlelap dengan posisi seperti itu? Mingyu sudah membangunnya, memintanya untuk pindah disamping Jungkook yang sedang terlelap, tapi gadis itu menolak, dan memintanya untuk beristirahat. Dirinya menyerah dan berakhir berbaring diatas sofa.

“Gyu, kau melamun?” Mingyu tersentak. Menoleh kepada Jungkook yang kini menatapnya curiga, “Benar, bukan? Kau pasti sedang menyembunyikan sesuatu dariku.”

“Tidak, aku hanya sedang memikirkan tentang tugas proyek yang diberikan Dosen Chun. Jadi, sampai mana pembicaraan kita?” tanya Mingyu seakan - akan ia tidak mendengar semua yang diucapkan Jungkook. Lagipula, ia sedang melaksanakan amanah Yeri — merahasiakan kejadian yang terjadi.

“Gyu, ini terakhir kalinya aku bertanya padamu. Sebenarnya apa yang terjadi pada hari itu? Jika kau tidak bisa menjawabnya, aku akan menanyakan sendiri pada yang lainnya.” Mingyu masih diam, menatap Jungkook seraya menimang apakah ia memberitahu Jungkook atau tidak. Namun ketika Mingyu tidak memberitahu Jungkook, yang ada nantinya Jungkook akan menghampiri Dokyeom, Yugyeom dan Bambam, dimana Mingyu sendiri sedang melindungi mereka dari amarah Jungkook. Namun ketika Mingyu memberitahunya, ia sudah membuat Yeri kecewa karena amanahnya tidak ia laksanakan seperti permintaan gadis itu sendiri.