[ Time to Love ]
•
•
•
Pernah merasakan bagaimana rasanya ketika orang yang sangat kau cintai, sayangi dan selalu menjagamu, kini berbaring lemah dengan mata yang terpejam, tubuh yang kaku dan tanpa ada tanda - tanda ia akan membuka mata yang selalu membuatmu tenang. Sesak pada dada seolah ada benda keras yang tajam menghantamnya. Ini sakit, melihatnya seperti itu, rasa senang hati akan mengganti posisinya sekalipun nyawanya tak akan terselamatkan. Tolong, jika boleh, Yeri siap mengganti Jungkook sekarang, biarkan ia terpejam diatas brangkar rumah sakit, tubuhnya kaku serta tak ada tanda - tanda akan siuman. Sayangnya, itu sangatlah mustahil. Nasi sudah menjadi bubur, benang yang kusut tak akan bisa lagi lurus seperti semula, pada kenyataannya Jungkooklah yang berada disana.
Yah, semua orang menangis, tak ada senyum cerah yang biasa dilihatnya, tak ada tawa renyah yang meramaikan suasana, yang ada kini hanyalah isak tangis walau sudah satu hari berlalu. Nyonya Jeon, tak pernah sekalipun beranjak disana — disamping tempat tidur Jungkook, Tuan Jeon pun begitu, pria itu selalu di ruangan ini, meng-handle pekerjaan dikantornya kepada sang sekretaris, Nenek Jeon — wanita tua itu tetap menangis, matanya memerah karena melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana cucunya berbaring disana. Serta Somi yang diyakini selalu bersikap ceria, hari ini menjadi pendiam dan sedih, alasannya sama — karena Jeon Jungkook.
Yeri berdiri dibalik kaca tembus pandang yang menampilkan langsung keadaan dalam ruangan Jungkook, ia berdiri disana dengan Mingyu disampingnya. Sudah tiga puluh menit berlalu, ia masih disana dengan air mata yang Yeri sendiri sejak kapan mengalir deras. Ia tidak kuat melihat semuanya, ia merasa bersalah atas apa yang terjadi hari ini. Kekasihnya disana, dinyatakan koma dan tidak bisa dipastikan kapan ia akan membuka matanya.
Sedangkan Kim Mingyu, lelaki itu ada disana — disampingnya yang masih setia diluar. Orang - orang yang berada didalam tidak ada yang tahu dengan kehadirannya dan Yeri. Dirinya sejak tadi ingin membuka pintu, membiarkan Yeri masuk untuk melihat Jungkook, namun Yeri melarangnya dan mengatakan bahwa ia takut bertemu dengan Jungkook dan keluarganya.
“Yeri, sudah lama kita disini. Kita masuk saja, ya.” Mingyu berkata kembali. Entah yang kesekian kalinya kalimat yang sama kembali berujar, “Aku tahu kau sedih karena kondisinya, tapi Jungkook akan lebih sedih karena dirinya yang seperti ini — menyalahkan dirimu karena hal yang sama sekali tidak kau lakukan.” Mingyu ingin berucap tegas, namun melihat betapa hancurnya Yeri, Mingyu mengurungkan niatnya.
“Mingyu, Jungkook disana tidak membuka matanya.” ujar Yeri. Mataanya tak pernah sekalipun teralihkan sedikitpun dari Jungkook yang tak berdaya.
“Tidak, jangan mengatakan hal itu. Jungkook akan membuka matanya, ia akan melihatmu kembali. Tunggu saja, jangan menyalahkan dirimu lagi. Jungkook akan marah karena dirimu yang seperti ini.”
“BAGAIMANA BISA IA MARAH SEDANGKAN DIRINYA SAJA DISANA TIDAK MEMBUKA MATANYA, MINGYU!”
Yeri sampai emosi. Ia meneriaki Mingyu, lelaki yang tak seharusnya menjadi tempat ia meluapkan emosinya. Namun apa daya, sekarang yang ada hanya kelemahan, emosi dan butuh pelampiasan, bercampur pada diri Yeri sehingga Yeri rasa ia ingin mengutuk dirinya. Kalau bisa mati saja agar keadaan yang seperti ini tidak pernah terjadi.
Orang - orang yang berada didalam ruangan terkejut, lantas berlari keluar untuk melihat keributan yang terjadi didepan ruangan Jungkook. Semuanya membola ketika melihat Yeri duduk dilantai dengan tangisnya. Nyonya Jeon dan Nenek Jeon menghampirinya, memeluk gadis yang terlihat lemah itu. Mengusap punggungnya pelan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Time to Love [✓]
Random❝it's just about chasing and waiting for love to come in the future❞ Kim Taehyung ft Bae Irene Jeon Jungkook ft Kim Yerim ©2018 copyright @yerimiesweety Start ; 24 desember 2018 End ; 6 mei 2018