49

4.5K 411 138
                                    

[ Time to Love ]

Pintu ruangan itu terbuka dengan pelan, menampakkan wanita yang sudah basah karena air mata. Tak segan - segan menghampiri gadis kecil yang sedang berbaring tak sadarkan diri dengan alat bantu pernafasan serta selang infus yang tertancap pada punggung tangan kirinya. Hatinya terasa seperti dicekik lantaran dirinya yang merasa bersalah karena tidak berhasil menjadi seorang ibu yang baik untuk putri semata wayangnya. Bisa bayangkan, bagaimana usahannya dulu dirinya untuk bangkit dalam kesengsaraan, malah yang ditemukannya sebuah kenyataan pahit dimana ia sendiri tidak tahu bahwa gadisnya menyimpan kesakitan karena dirinya. Rasanya Irene begitu hancur dan tak berdaya dalam hidupnya untuk bangkit kembali.

“Maafkan, eomma. Eomma belum bisa menjadi ibu yang baik untukmu. Seharusnya kau tidak mengalami hal yang seperti ini, semuanya salah eomma. Kenapa karma yang seharusnya terjadi pada eomma, kau yang harus menanggungnya.” ujar Irene dengan tangis pilunya. Mengusap rambut gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang, menyalurkan segala cintanya untuk gadis kecilnya.

Gadis kecil itu terasa terusik dalam tidurnya, perlahan - lahan membuka matanya dan mendapati sang ibu yang sedang menangis entah karena apa.

“Eomma,” panggilnya dengan lirihan. Membuat semua orang yang berada didalam ruangan itu terhenyak, gadis kecil itu menatap ibunya dengan tatapan sayunya, membuat hati Irene kembali merasakan sesak nafas untuk ke sekian kalinya. Wanita itu mencoba tersenyum walaupun rasanya begitu berat, namun demi putrinya, ia memperlihatkannya, “Ya, sayang. Eomma disini.”

“Kenapa eomma menangis?” tanyanya. Tangan yang tidak tertancap infus itu terangkat untuk menghapus air matanya yang mengalir, “Hyerin tidak suka melihat eomma menangis.”

“Tidak, sayang. Eomma tidak menangis. Hanya khawatir dengan kondisi putri eomma. Jika sakit kenapa tidak bilang pada eomma dan memilih untuk menyembunyikannya.” rasanya percuma saja mengatakan itu pada gadis itu karena ia sama sekali tidak akan mengerti itu, “Eomma akan melakukan yang terbaik untuk putri eomma. Hyerin akan sembuh, sayang. Jangan takut, ya. Eomma akan selalu berada disisimu.”

“Eomma, Hyerin tidak sakit. Hyerin hanya sakit kepala sebentar lagi juga akan sembuh, eomma tidak usah khawatir berlebihan.” tuturnya. Rasanya Irene ingin menangis sekeras - kerasnya, mengatakan pada gadis kecilnya bahwa ia sedang menderita sakit keras. Mengatakan bahwa penyakitnya bisa kapan saja mengambil nyawanya, namun ia tidak bisa mengatakannya, ia tidak ingin gadis itu takut dan pasrah dalam hidupnya. Irene ingin gadis kecilnya sembuh agar penyakitnya tak menyebar lagi ke organ yang lainnya.

“Ya, sayang. Hyerin tidak apa - apa. Eomma akan membantu gadis kecil ini untuk sembuh dalam waktu dekat.” Irene mengecup keningnya, menyembunyikan tangisnya dari sang putri. Tangisannya berusaha ia tahan agar tidak terdengar oleh putrinya dan membuat gadis kecil itu khawatir dan sedih karena dirinya yang tak mampu menahan diri.

Kim Taehyung berdiri tak jauh dari istrinya. Ingin sekali ia mendekap tubuh itu, namun ada sesuatu yang menahannya, rasanya ia sudah tak pantas lagi untuk wanitanya. Terlepas dari penghianatannya, Taehyung menyadari satu hal bahwa ini seperti karma untuknya. Namun yang mendapatkannya adalah gadis kecil mereka.

Bahunya ditepuk oleh seseorang. Kim Junmyeon pelakunya. Raut wajah pria itu tak kalah terpukulnya dengan dirinya, namun terlihat berusaha tegar agar putrinya tidak ikut merasakan kekhawatirannya,

“Ikuti aku karena ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Ini tentang Hyerin dan sangat penting. Seharusnya aku membicarakannya dengan Irene tapi aku rasa aku tidak akan tega melihatnya terpukul dengan kenyataan yang ada tengah memimpah Hyerin. Dan kau suaminya, kau bisa mewakili dirinya.” ujar Junmyeon. Taehyung mengangguk dan mengikuti langkah Junmyeon dari belakang, menyisakan ketiga perempuan itu dalam satu ruangan. Naeun menghampiri Irene dan mengusap punggung wanita yang terlihat sangat hebat, namun kini wanita itu terlihat sangat terpukul begitu tahu putri kecil yang selalu gembira kini terbaring tak berdaya.

Time to Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang