44

3.1K 360 371
                                    

[ Time to Love ]


Tidak ada yang menyadari bahwa lelaki yang sedang berbaring itu sedang berusaha untuk membuka matanya. Telinganya mendengar segala isak tangis serta jeritan kala tubuh yang dinyatakan koma itu kembali kejang - kejang membuat suasana berubah menjadi tangisan pilu karena rasa takut akan hal - hal yang tak diinginkan terjadi.

Dokter masuk dengan beberapa perawat. Memerintahkan kepada keluarga menunggu dikeluar. Tepat setelah Dokter menyatakan bahwa Jungkook kembali kritis membuat tangisan dari Nyonya Jeon tak dapat dibendung lagi. Tzuyu yang baru saja sampai, terkejut dengan jeritan tangisan pilu ibu dari lelaki dambaannya. Pun dengan Nenek Jeon yang tak lepas dari ponsel genggamnya. Wanita baya itu berusaha untuk menghubungi kekasih dari cucunya, gadis yang tadi malam mengajaknya berbicara sebentar, dengan topik bahwa gadis itu akan berpamitan.

Nenek Jeon hanya mengangguk karena ia mengira bahwa Yerimie-nya hanya berpamitan untuk pulang. Namun sampai detik ini — satu hari berlalu, gadis itu sama sekali tidak belum menampakkan wajahnya membuat wanita tua itu memikirkan hal yang tidak - tidak. Sampai panggilan ketiga kalipun, tidak ada perkembangannya sama sekali, Yeri tidak mengangkat panggilan itu.

“Ahjumma,” gadis itu mendekati Nyonya Jeon, memeluk tubuhnya dan mengusap punggungnya untuk menenangkannya. Walau baru bertemu pertama kali — Tzuyu tahu bahwa wanita ini adalah tipikal orang yang berhati hangat. Maka dari itu, ia memberanikan dirinya untuk menenangkannya.

Sedangkan didalam ruangan, Jungkook sedang ditangani beberapa Dokter yang sedang berusaha untuk menyelamatkan nyawanya yang berada diujung tanduk. Ada secerah harapan ketika melihat monitor masih menampakkan garis yang menyerupai rumput, walau rendah, mereka masih punya kesempatan untuk membangkitkannya.

Jungkook...

Jungkook..

Dokter masih berusahan untuk menyelamatkannya. Meletakkan alat pembantu pernafasan untuk Jungkook.

Aku mencintaimu, Jungkook..



Garis itu semakin rendah, membuktikan bahwa detatnya semakin melemah. Hingga..


‘Tiiiiinnnnnnnn,



Monitor itu berbunyi sangat nyaring. Tanda bahwa nyawa tak terselamatkan. Membuat beberapa Dokter kecewa bahwa mereka telah gagal dalam menjalankan tugasnya menyelamatkan orang - orang yang membutuhkan pertolongannya.

Dokter hendak menutup tubuh yang tak bernyawa itu, namun harus tertahankan ketika melihat jari tangannya bergerak sedikit bersamaan dengan monitor yang kembali memperlihatkan garis - garis menyerupai rumput itu terlihat dimonitor. Terlihat bola mata yang terpejam itu bergerak, berusaha untuk membuka matanya. Dokter menunggu sejenak, tanpa melakukan apa - apa selain mengecek denyut nadinya — berdetak menandakan bahwa pasien yang sedang mereka tangani sekarang ini bernyawa.

Mata itu terbuka sedikit, gerakan tangannyapun semakin kentara. Ini bagaikan sebuah keajaiban. Dua dokter serta empat perawat wanita menjadi saksi mata bahwa pasien itu tidak bisa diselamatkan nyawanya, namun tak sampai satu menit, menitor itu kembali memperlihatkan garisnya serta tangan yang mulai bergerak.

Time to Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang