PANTAI UTARA

6.2K 288 9
                                    

derap langkah kavaleri berkuda diiringi hentakan kaki pasukan tombak seakan-akan menegaskan siapa yang sedang berjalan. Dengan langkah pasti para ksatria Singhasari ini melangkahkan kaki. Sementara itu, Raden Wijaya dengan tatapan tajamnya menatap tepian pantai yang hanya tinggal lima ratus langkah kuda. 

"Dewata Agung, semoga apa yang hamba harapkan benar adanya..."

"jika memang merak adalah pasukan Kubilai Khan, ini memang berita bagus."

"semoga.."

Raden Wijaya lalu berseru pada pasukannya, "Berhenti!!!" seketika seluruh pasukan pengawal berkuda dan tombak pun serentak berhenti. 

"Ku katakan pada kalian semua wahai pasukan terbaikku, berjaga-jagalah dan waspadalah!" seru Raden Wijaya. Seraya berkata demikian, Raden Wijaya turun dari kudanya dan berjalan tegap menatap lautan di depannya. Lalu berkatalah Raden Wijaya pada pasukan telik sandi "Berikan aku waktu untuk bermeditasi, sementara itu berjagalah jangan sampai lengah!" kata Raden Wijaya pada pasukan telik sandi. 

"sendhiko dhawuh Gusti" sahut para pasukan telik sandi.

Tak berapa lama, Raden Wijaya pun bermeditasi memohon petunjuk pada Dewata Agung perihal apa yang kan dihadapinya. 

"wahai Dewata Agung, hamba tahu bahwa ini sudah menjadi takdir hamba, namun hamba tidak akan menyerah begitu saja"

"ijinkan hamba memberikan bukti bahwa hamba layak menjadi Satria Pinandhita di Bhumi Jawadwipa ini"

"hamba berjanji, jika hamba berhasil mengalahkan Jayakatwang maka hamba akan mendirikan sebuah kerajaan baru yang akan mempersatukan Nusantara dibawah panji kerajaan hamba"

"YA Dewata Agung, kabulkanlah permohonan hamba ini..."

setelah selesai bermeditasi, Raden Wijaya kemudian berdiri dan menunjuk lautan seraya berkata "pasukanku bersiaplah, kita akan menyambut mereka, karena mereka adalah harapan kita untuk membalaskan dendam pada Jayakatwang!"

Riuh rendah gemuruh ombak diiringi pekik lantang para pasukan, seakan menegaskan bahwa Dewata tlah kembali memberikan restunya pada mereka.

Tiba-tiba seorang pasukan telik sandi berlari menghampiri Raden wijaya. "Ampun Gusti Raden, hamba hendak melaporkan bahwa pasukan yang datang dari laut adalah pasukan Mongol, mereka sepertinya memang ingin menyerbu tanah Jawa".  "Baiklah kalo begitu, biarkan aku saja yang menemui pimpinan pasukan itu, segera persiapkan kemah!"

Angin laut terasa begitu segar bagi Raden Wijaya, seraya tersenyum...Raden Wijaya bergumam "terima kasih Dewata Agung, aku tak'kan melupakan janji ksatriaku."

Iring-ingan kapal yang begitu banyak dan besar kemudian merapat. Nampak jelas dalam penglihatan kapal-kapal jung lengkap dengan senjata, pasukan dan juga mesiu-nya. Kemudian setelah kapan-kapal itu merapat, turunlah para pasukan Mongol bersenjata lengkap dan segera disambut oleh Raden Wijaya. 

"selamat datang saudara jauhku, ada gerangan apa saudara datang jauh-jauh kemari ke tanah Jawa ini?" sambut Raden Wijaya kepada Panglima Mongol. "Kami datang sebagai utusan Kaisar Kubilai Khan yang hendak menghukum Raja Kertanegara yang telah mempermalukan utusan Kaisar Kubilai Khan!" seru Panglima Mongol. 

"ini adalah kesempatan emas untuk mengajak mereka bekerjasama mengalahkan Jayakatwang."

"karena mereka tidak tahu bahwa Singhasari dan Raja Kertanegara tlah tiada."

"Baiklah kalo begitu, kami akan membantumu membalaskan dendam pada Kertanegara, karena kami juga memiliki ambisi yang sama dengan kalian" sahut Raden Wijaya. "Baiklah tunjukkan kesetiaan kalian pada Kaisar Kubilai Khan jika memang kalian bicara jujur" kata Panglima Mongol seraya mengeluarkan stempel kerajaan. 

Lalu, Raden Wijaya dan pasukannya berlutut dihadapan stempel kerajaan Mongol yang diperlihatkan oleh Panglima Mongol. Melihat hal itu, Panglima Mongol pun percaya dan kemudian menyatakan rasa terima kasihnya pada Raden Wijaya. 

Mentari senja dan semilir angin laut begitu menyejukkan hati Raden Wijaya, lalu ia memerintahkan pasukannya untuk membuatkan tenda bagi para tamunya. Kemudian malam itu mereka menyusun strategi penyerangan.

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang