"Desa ini kelak akan menjadi besar"
"karna mewarisi tekad dan ambisi para leluhur"
"untuk menyatukan Nusantara"
Sesudah proses pembukaan hutan selesai, dimulailah rencana besar Raden Wijaya untuk menjadikan Desa Majapahit sesuai dengan yang apa yang diinginkannya. Terdapat sebuah Kedatuan sebagai tempat tinggal utama, Kaputren bagi tempat belajar anak perempuan, sedangkan Ksatrian bagi yang lelaki. Tak lupa juga taman bunga lengkap beserta kolamnya, pendhapa sebagai tempat berkumpulnya seluruh elemen masyarakat dan pemimpinnya. Yang utama dan paling penting adalah tempat bagi Dewata Agung berupa candi perwara, dan juga kuil budha, dan juga tempat pendharmaan bagi leluhur.
Rancangan besar ini diserahkan pada para Stapaka yang memang sudah tak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam merancang tata kota. Para Stapaka ini sebagian besar berasal dari Singhasari dan Kadiri.
Hari demi hari berlalu dan proses pembangunan yang memakan waktu 60 hari pekerjaan hampir selesai. Segala persiapan untuk pesta peresmian telah dirancang oleh Permaisuri. Para Brahmana dari berbagai penjuru sudah berdatangan. Begitupun juga para Adipati yang masih setia mengabdikan diri pada Raden Wijaya, satu per satu mulai berdatangan.
Hal ini menunjukkan bahwa Raden Wijaya tak hanya merupakan seorang pewaris sah tahta Singhasari saja, melainkan juga sosok ksatria yang diakui oleh banyak kalangan. Bahkan banyak bekas wilayah kerajaan Singhasari bersedia untuk bergabung dengan Desa Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya.
Tepat pada malam purnama ke 13 pesta dilangsungkan. Riuh rendah suara para tamu undangan, masyarakat Desa Majapahit dan juga daerah sekitarnya mewarnai meriahnya pesta peresmian malam itu. Tak luput juga kedatangan Adipati Arya Wiraraja sahabat Raden Wijaya sebagai tanda persahabatan sekaligus tanda bergabungnya wilayah Adipati Arya Wiraraja di Madura menjadi bagian dari Desa Majapahit.
Tibalah saat peresmian Desa Majapahit. Raden Wijaya mengambil kelapa gading kemudian berkata "DENGAN INI, SAYA MENYATAKAN BAHWA DESA MAJAPAHIT BERGANTI NAMA MENJADI KERAJAAN MAJAPAHIT, DAN SELURUH KSATRIA, ADIPATI YANG MASIH SETIA PADA SINGHASARI-KADIRI HENDAKLAH MENGAKUI KERAJAAN MAJAPAHIT SEBAGAI KEKUATAN BARU PENGGANTI SINGHASARI." Seruan Raden Wijaya tersebut disambut oleh tepuk tangan seluruh masyarakat dan tamu undangan. Lalu setelah peresmian selesai, majulah para pemuka agama ke hadapan Raden Wijaya seraya berkata, "Gusti Raden, hendaklah kami para Brahmana dan Bikhu mentahbiskan Raden Wijaya menjadi seorang raja baru Majapahit."
"demi Dewata Agung yang menjadi saksi pelantikanku...."
"demi Kertanegara.."
"demi Singhasari, Kadiri dan kini Majapahit"
"hamba mohon restuilah hamba menjadi pemimpin baru di Bhumi Majapahit ini"
Sesudah memohon restu, Raden Wijaya berkata "AKU AKAN BERGELAR KERTARAJASA JAYAWARDHANA." Kemudian para Brahmana dan Bhiku segera mengambil air dan kemudian memandikan Raden Wijaya sekaligus sebagai penanda bahwa Raden Wijaya telah berganti nama menjadi Kertarajasa Jayawardhana.
Malam itu menjadi malam paling berkesan bagi Raden Wijaya, karena kini tugas baru dalam liku kehidupannya baru saja dimulai.
"Oh Dewata Agung, bimbing hamba dalam setiap langkah kehidupan ini"
"karena kini tanggung jawab hamba begitu besar..."
"perkenankan hamba melaksanakannya"
"sebagai bagian dari Astabrata"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MAJAPAHIT
Fiksi SejarahKisah tentang sebuah kerajaan Siwa-Budha yang pernah hadir di bumi Nusantara pada abad 9 Masehi yang kemudian menjadi pemersatu Nusantara dibawah seorang Panglima Perang Gadjahmada. Kini kisah ini akan saya angkat sebagai sebuah cerita sederhana yan...