"harus ku akui jika dalam hitungan jumlah, pasukan Majapahit masih jauh dari cukup"
"belum lagi keberadaan Tribuwanatunggadewi belum juga diketahui"
"hal ini dapat menganggu kestabilan Majapahit"
Sembari menunggu adanya kabar dari kelompok pasukan yang telah diperintahkan menyebar guna mendapatkan informasi, Gadjah Mada masih saja termenung. Memikirkan segala hal dan kemungkinan yang akan terjadi jika hal tersebut masih berlangsung. Setelah cukup lama berdiam diri, Gadjah Mada beranjak pergi dan memanggil beberapa kepala pasukan yang tersisa seraya berkata "kalian semua ku kumpulkan agar kita bersama-sama memikirkan cara untuk segera menemukan keberadaan Gusti Tribuwanatunggadewi". Dalam hening malam, para pasukan Majapahit yang tersisa berdiskusi, begitu juga Nala. Sembari memulihkan dirinya, Nala tetap mengikuti jalannya perbincangan. Gadjah Mada memaparkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi jika keadaan ini tidak segera mampu diatasi. Apalagi, beberapa kerajaan lain sudah mendengar apa yang terjadi di Majapahit dan tidak menutup kemungkinan jika suatu hari akan terjadi penyerangan kepada Majapahit.
"keadaan ini jelas memang sudah direncanakan oleh Nambi dan sekutunya"
"mereka sengaja memperlemah Majapahit agar kerajaan lain datang untuk menyerang"
Tak berapa lama, Gadjah Mada mengambil lontar kemudian memperlihatkan peta seraya berkata "perhatikan baik-baik, kita akan mempersempit ruang gerak mereka secara perlahan-lahan, setelah itu dengan pasukan yang ada kita akan lakukan serangan secara berkala" para pasukan memperhatikan dengan seksama arahan dari Gadjah Mada. Ketika menjelang larut, akhirnya selesai sudah perbincangan itu. Kemudian, Gadjah Mada meminta pada para pasukannya agar tetap memperhatikan keadaan di tempat-tempat yang telah ditentukan. Malam itu juga berangkatlah pasukan Majapahit untuk melakukan siasat yang telah ditentukan. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok pasukan yang berbeda-beda, dan mereka tidak diperkenankan untuk berkemah lebih dari dua hari.
"kali ini kita lihat siapakah yang akan tertawa belakangan"
"Nambi.... Tunggulah ajalmu kan segera tiba"
Gadjah Mada bergumam sembari memandang langit, malam tampak begitu indah dengan sinar rembulan yang begitu terangnya. "malam ini adalah purnama ke tiga belas, maka malam ini akan menjadi peringatan bagi ku yang telah berjanji untuk mengembalikan Majapahit pada hakekatnya". Setelah bergumam demikian, Gadjah Mada pergi hendak bermeditasi. Memohon petunjuk pada Dewata dalam upaya menyelesaikan keadaan yang serba tidak menentu ini. Langkah kaki Gadjah Mada terhenti ketika samar-samar didengarnya suara gemuruh dari kejauhan. Gadjah Mada memanggil para pasukannya untuk bersiap siaga jika terjadi sesuatu.
"baiknya kalian berjaga-jaga"
"jangan bertindak jika tanpa perintahku"
Gadjah Mada dan beberapa kepala pasukan berserta Nala kemudian bersembunyi seraya memantau keadaan. Meskipun dalam kondisi gelap gulita, namun cahaya rembulan mampu menyiratkan gambaran tentang keadaan yang sedang terjadi. Sebuah kereta kencana berhenti dan dikelilingi pasukan bersenjata lengkap. Nampaklah bahwa ada yang disembunyikan di balik kereta kencana itu. Gadjah Mada lalu mengutus salah seorang telik sandi guna menyusup dan mengambil informasi yang ada.
"baiknya kita tetap waspada"
"mungkin ini adalah petunjuk yang kan menuntun kita pada Gusti Tribuwanatunggadewi berada"
"tetaplah terjaga dan jangan lengah"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MAJAPAHIT
Historical FictionKisah tentang sebuah kerajaan Siwa-Budha yang pernah hadir di bumi Nusantara pada abad 9 Masehi yang kemudian menjadi pemersatu Nusantara dibawah seorang Panglima Perang Gadjahmada. Kini kisah ini akan saya angkat sebagai sebuah cerita sederhana yan...