SANG SRIKANDI MAJAPAHIT

989 64 2
                                        

"kedamaian adalah hal tertinggi yang ingin diraih manusia"

"tapi...tak ada cara lain untuk mencapai kedamaian"

"tanpa melalui peperangan dan kekerasan"

Berita gugurnya Jayangara segera menyeruak ke seantero negri. Banyak pihak yang bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan Majapahit? Beberapa tahun belakangan ini selalu terjadi huru-hara dalam negri. Namun Majapahit tetaplah perkasa seperti adanya. Mati satu tumbuh seribu. Tak ada kekosongan dalam Majapahit, sehingga tak sempat pula para musuh-musuhnya melakukan serangan dadakan.

Sementara itu, Malwapatih Gadjah Mada mulai melancarkan penyelidikan menyeluruh terhadap segala upaya pemberontakan. Dirinya tak ingin lagi ada pihak yang berani mengusik ketentraman Majapahit. Dengan cekatan pula dibentuknya pasukan bhayangkara, telik sandi dan juga wilwatikta sebagai jawaban atas keamanan bagi kedaulatan Majapahit.

"siapa pun yang hendak mengusik kedamaian dan ketentraman Ibu Pertiwi"

"hendaklah melangkahi mayat kami"

"karna kami ada untuk Ibu Pertiwi Majapahit"

Sementara itu, beberapa pihak ada yang merasa tidak puas dengan kondisi Majapahit. Mereka merasa tidaklah layak seorang wanita menjadi pemimpin di sebuah kerajaan. Mereka berdalih, bahwasanya hanya lelaki saja yang berhak memikul tanggung jawab dan beban sebagai seorang pemimpin. Meskipun demikian adanya, mereka harus berfikir matang-matang lagi. Karena keberadaan Gadjah Mada merupakan sebuah ancaman terbesar bagi mereka. 

Tribuwanatunggadewi segera mengantisipasi kondisi Majapahit yang masih sangat rapuh. Beberapa perbaikan segera dilakukannya. Sebagai bentuk pemulihan akan keadaan Majapahit. Perlahan namun pasti, perekonomian Majapahit mulai beranjak naik, kepercayaan para pedagang pun segera pulih, dan juga kekuatan tempur Majapahit semakin kuat.

"kan ku lakukan apa pun agar segera bangkit"

"tak baik rasanya hanya duduk merenungi segala hal"

"penderitaan mereka juga penderitaanku"

Sang Srikandi baru Majapahit menyadari bahwa ada banyak hal yang perlu diperbaiki dan dipertahankan. Tidak ada kesempurnaan dalam setiap hal, tapi alangkah baiknya bersama-sama membangun, dan menguatkan satu sama lain. 

Segera saja, dalam dua tahun pemerintahan Tribuwanatunggadewi Majapahit mulai menunjukkan keperkasaannya. Perlahan namun pasti kondisi sosial-politik pun berubah. Tak lagi ada peperangan, tak lagi ada penaklukan. Segalanya mampu teratasi dengan musyawarah mufakat. Namun teryata hal ini tetap saja salah bagi segelintir pihak. Ketidak-puasan melihat Majapahit yang kini mereka anggap sebagai "MACAN TAK BERTARING". Lemah!  dan tak berdaya! Bagi mereka, jalan menuju kejayaan adalah dengan peperangan, dan penaklukan. 

Namun mereka pada akhirnya pun tak mampu menahan diri dan mulai pergi. Meninggalkan Majapahit demi ambisi mereka. Tanpa diketahui oleh Tribuwanatunggadewi dan Gadjah Mada, mereka rupanya sempat menghasut beberapa pihak lain untuk menjadi bagian dari mereka. Hendak melancarkan pemberontakan kembali. 

"INI TIDAK BISA DIBIARKAN!!!"

"LIHATLAH MAJAPAHIT KINI!!!"

LEMAH!!!

TAK BERTARING LAGI!!

"SUNGGUH IRONIS SEKALI MELIHAT SEORANG WANITA MENJADI PEMIMPIN!!"

"MARI KITA SATUKAN KEKUATAN UNTUK MENGHANCURKAN MAJAPAHIT"

Mereka bukanlah orang biasa, dan mereka dahulunya pun sama seperti Gadjah Mada, dan Tribuwanatunggadewi. Mereka juga ksatria, bahkan ksatria yang dihormati. Namun rupanya ambisi dan ego tlah merasuki diri mereka. Seolah mereka lupa akan perjuangan yang tlah mereka lalui. Kehormatan mereka seolah sirna termakan ego dan ambisi. Mereka merencanakan pemberontakan kembali. 

Sementara itu, Gadjah Mada mulai disibukkan dengan beragam tugas baik dalam maupun luar kerajaan. Guna melindungi seluruh wilayah Majapahit. Tanpa disadarinya ada duri dalam daging yang sudah merasuk terlalu dalam. Dengan situasi demikian, para pemberontak itu menyusun rencana, dan mencari tambahan pengikut. Tak luputnya para raja-raja bawahan Majapahit pun turut serta diajaknya. Pemberontakan adalah pilihan terbaik mereka, dan tidak semua pihak puas akan pencapaian Majapahit. 

Tawaran menggiurkan, disertai ambisi menjadi penguasa tertinggi Majapahit menanti mereka. Meskipun mereka pernah merasakannya menjadi pahlawan bagi Majapahit, akan tetapi kini mereka sendiri yang kan menjadi pemberontaknya.

"ketidak-puasan akan selalu ada"

"ambisi dan ego adalah penyebabnya"

"manusia tak luput dari kedua hal itu"

"bukan ditingalkan atau pun dihilangkan"

"tapi dikendalikan"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang