SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN!

728 33 1
                                    

"mengapa tak satu pun serangan ku mengenainya?"

"kalau begini sirna sudah harapan untuk menang"

HEI NALA!!!

Mana semangatmu yang mengebu-gebu? HAHAHAHA !!!

"teruslah terpancing emosi Nala"

"rupanya kau tak setangguh apa yang ku dengar"

"teryata kau hanyalah sampah!"

Nala terdiam tak berkata apapun, peluh menetes membasahi wajah dan tubuh Nala. Beberapa luka dan lebam di tubuhnya cukup memberikan bukti bahwa Nala memang mengalami banyak serangan telak yang membuatnya tak mampu berbuat banyak. Lawannya kali ini tidaklah mudah.

"harus bagaimana ini?"

"sementara pasukanku semakin terdesak"

"Dewata Agung..."

"apakah sudah sampai disini perjuanganku?"

Belum selesai Nala menghela nafasnya tiba-tiba musuhnya sudah melancarkan sebuah pukulan. Meskipun mampu mengelak, namun gerakan Nala mulai melambat. Beberapa sendinya tak mampu digunakan untuk bergerak leluasa. Sementara itu para bhayangkara dan telik sandi yang terdesak semakin kewalahan menghadapi serangan musuh yang tak henti-hentinya. Nala terdiam, tertunduk lesu. Sedangkan musuhnya tak memberi kesempatan untuk menghela nafas meskipun sejenak. Serangan demi serangan dilancarkan dan semakin membuat Nala berada di ambang batas akhir. 

"MATILAH KAU NALA!!"

"INGAT BAIK BAIK NAMA KU INI!"

"AKU ADALAH KEBO SANIGARA YANG AKAN MENGHABISIMU"

Nala berusaha menghindari serangan tersebut, namun nahas sebuah tendangan mendarat tepat di dadanya. Terhempaslah Nala ke tanah disertai erangan kesakitan yang luar biasa. Rupanya serangana tadi berhasil menghancurkan beberapa tulang rusuk Nala. Dengan tertatih, Nala berusaha bangkit sembari memegangi dadanya. Darah hitam mengucur dari mulut Nala. Luka dalam yang cukup parah.

"PERHATIKAN BAIK-BAIK NALA!!"

"LIHATLAH SEKELILINGMU!!"

"KEMATIAN MEREKA ADALAH DOSA BAGIMU!"

"LEMAH DAN TAK BERDAYA ITULAH SEJATINYA DIRIMU!!!"

Nala terdiam tak berkata sepatah kata pun. Sembari berusaha berdiri, Nala membuat sikap tapa brata kemudia Nala memejamkan matanya sejenak. Melihat hal itu, Kebo Sanigara berusaha untuk mencegah Nala melakukan serangan. Kebo Sanigara berlari dan melancarkan serangan secara brutal. Beberapa bhayangkara sempat berusaha menghalau namun Kebo Sanigara terlalu tangguh bagi mereka. 

"hasta brata.."

"dewata nagasari sandikala"

Ketika serangan Kebo Sanigara hendak mengenai Nala, seketika Nala membuka matanya dan menghindari. Lalu dalam sekejap, Nala menghempaskan tubuh musuhnya ke tanah dengan satu pukulan. Rebahlah Kebo Sanigara ke tanah disertai dengan erangan dan gemertak tulang yang remuk. 

"KURANG AJAR KAU NALA!!!"

"KAU AKAN MENERIMA GANJARAN AKIBAT PERBUATANMU!"

Namun Nala tak menggubrisnya. Nala menyepakkan kakinya dan membuat musuhnya terpental jauh. Hal ini membuat situasi semakin memanas, beberpa pasukan musuh melancarkan serangan pada Nala. Namun Nala dengan sigap mampu melancarkan serangan balasan. Dengan cepat Nala menghampiri Kebo Sanigara dan menghujaninya dengan pukulan bertubi-tubi. Sampai terdengar gemertak gigi dan retakan tulang. Tak lama Kebo Sanigara rebah ke tanah diam tak bernyawa. Sementara itu, para pasukan musuh yang tersulut emosi secara bergantian menyerang Nala. 

"amor ring agni guna swargaloka"

Pasukan yang menyerang Nala satu per satu berguguran. Beberapa pasukan musuh yang masih tersisa terpaksa berlarian menyelamatkan diri dari amukan Nala. Namun tak ada satu pun yang berhasil lolos dari kejaran bhayangkara dan telik sandi. Satu per satu pasukan musuh terbunuh sementara itu, Nala yang sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri masih diam tak bergeming. 

"aku merasakan sesuatu yang tidak biasa"

"sepertinya Nala dalam bahaya.."

Gadjah Mada yang sedang berada di tengah pertempuran pun segera bergegas pergi mencari keberadaan Nala. Tak berapa lama, Nala ditemukan terdiam dan tak sadarkan diri. Dengan cepat Gadjah Mada mendekatinya dan memulihkan kesadaran Nala. 

"tak kusangka, kau mempelajari ilmu itu.. Nala, kau memang seorang ksatria berbakat"

"kini lebih baik segera ku pulihkan dirimu"

Gadjah Mada lalu memindahkan Nala ketempat yang aman, sementara itu para bhayangkara dan telik sandi yang tersisa berjaga-jaga. Lalu dengan cepat, Gadjah Mada mengatupkan kedua tangannya seraya berkata " Nala, kau masih jauh dari cukup untuk mempelajari ilmu bhairawa itu, kini lebih baik pulihkan dirimu". Nala mulai tersadar dan dengan terbata-bata Nala berkata "ampun Gusti Malwapatih, apa yang tlah terjadi pada diri hamba?" 

"sepertinya dia melakukannya dalam keadaan tidak sadar"

"beruntunglah..."

"Dewata masih memberikan kesempatan untuk hidup"

Lalu Gadjah Mada menceritakan apa yang terjadi pada Nala. Sejenak Nala tertunduk lemas, dan berkata "ampun Gusti Malwapatih, hamba tidak ada pilihan lain, musuh hamba terlalu kuat dan hamba.." Gadjah Mada kemudian memotong perkataan Nala dan berkata, "kau adalah seorang ksatria, apapun pilihanmu pastilah kau punya alasan tersendiri. Sekarang pulihkan dirimu dan lekas bergabung dengan pasukan lainnya. Kita harus bergegas menemukan Tribuwanatunggadewi dan Nambi."

"untung saja aku masih bisa terselamatkan"

"tak kusangka begitu mengerikannya kekuatan itu"

"Dewata Agung ampuni kelalaian hamba"

Gadjah Mada kemudian mengumpulkan pasukan yang tersisa dan memecahnya dalam beberapa kelompok kecil. Agar lebih mudah untuk melakukan pencarian. Sebuah pertempuran melelahkan dan sarat pengorbanan. 

"kali ini bukanlah lagi sebuah pertempuran yang mudah"

"bahkan bhayangkara dan telik sandi pun berguguran.."

"harus segera ku hentikan secepatnya"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang