KEHADIRAN RA KUTI

1K 64 0
                                        

"peperangan terus berkobar di Majapahit"

"kerajaan baru itu mulai goyah"

"di gerogoti dari dalam"

"lemah dan tak berdaya"

Jayanagara masih tak habis pikir akan pemberontakan yang dilakukan oleh para Dharmaputeradewa. Karena Jayanagara merasa bahwa apa yang telah dilakukannya bagi Majapahit adalah hal mutlak. Begitupun juga dengan keputusannya naik tahta merupakan hal yang harus ditaati oleh seluruh pihak kerajaan. Namun teryata tidak demikian bagi ksatria Dharmaputeradewa, rasa hormat mereka terhadap Raden Wijaya tidak berlaku bagi Jayanagara. Ada sisi lain yang membuat para ksatria ini menjadi kecewa. Tidak mudah bagi seorang Jayanagara meredam pemberontakan ini. Sebuah pemberontakan oleh elite kerajaan yang memiliki pengaruh besar dalam awal pembentukan Majapahit.

Satu per satu pihak mulai mempertanyakan sikap Jayanagara dalam menghadapi konflik dan intrik yang sedang melanda Majapahit. Bahkan berita pemberontakan ini sampai pula terdengar di Tarik. Tatkala Gayatri mendengar berita ini, pikirannya kacau tak karuan. Memikirkan nasib putranya. Melihat kesedihan sang Ibu, Tribuwanatunggadewi putrinya bertanya "ada gerangan apa Ibu sampai gelisah seperti ini?" Gayatri menjawab, "Ibu tak tenang memikirkan Jayanagara, bagaimana keadaannya di Daha sana, dengan adanya pemberontakan ini." 

Tribuwanatunggadewi yang mendengar hal itu lalu berkata "Ibu, ijinkan aku menjenguk kakang Jayanagara di Daha, agar aku melihat sendiri bagaimana keadaannya", kemudian dengan suara lirih Gayatri berkata "tapi, berhati-hatilah dalam perjalananmu ke Daha anakku." Tanpa berlama-lama, dengan segera Tribuwanatunggadewi berkemas dan tak lupa turut serta beberapa pasukan telik sandi mengiringinya. 

"Ibu....tenanglah, semuanya kan baik-baik saja"

"percayalah akan pertolongan Dewata Agung"

"yang tlah menyertai kita selama ini"

Dengan tekad bulat, Tribuwanatunggadewi berangkat menuju Daha diiringi sepasukan telik sandi dibawah pimpinan seorang perwira muda bernama Gadjah Mada. Perjalanan ditempuh dengan berkuda agar cepat sampai. Pasukan telik sandi yang berada di Tarik memang berjumlah sangat sedikit. Tapi mereka adalah pasukan terlatih dalam pertempuran dan memang terkenal handal. Kehandalan pasukan ini telah terkenal di seantero nusantara sejak masa Singhasari. 

Sementara itu keadaan di Daha menjadi tidak menentu, Jayanagara dibuat bingung dengan pemberontakan yang meluas di beberapa wilayah Majapahit. Lalu tiba-tiba datanglah beberapa pasukan melaporkan keadaan pada Jayanagara. Pasukan tersebut berkata "Ampun Gusti, kami hendak melaporkan keadaan peperangan, teryata pemimpin pemberontakan tersebut Ra Kuti." Mendengar hal ini terkejutlah Jayanagara, Ra Kuti adalah pemimpin dari pasukan Dharmaputeradewa dan merupakan seorang ksatria yang ditakuti di medan perang. Sekaligus menjadi ksatria kesayangan Raden Wijaya. 

Di kala keputusasaan melanda Jayanagara, tiba-tiba ada pasukan berkata "Ampun Gusti Paduka, hamba melihat ada rombongan pasukan telik sandi datang menuju Daha." Jayanagara terkejut lalu berkata "darimana pasukan itu berasal dan dengan siapa mereka datang?" selidik Jayangara. Kemudian pasukan tersebut menjawab "Ampun Gusti Paduka, hamba rasa mereka adalah pasukan dari Tarik, dan hamba melihat Gusti Raden Ajeng Tribuwanatunggadewi bersama pasukan telik sandi." 

"ada apa gerangan sampai dinda Tribuwanatunggadewi datang kemari?"

"adakah sesuatu terjadi di Tarik?"

Pertanyaan ini berkecamuk dalam kepala Jayanagara, khawatir akan terjadi sesuatu dengan Ibundanya di Tarik. Apalagi Tribuwanatunggadewi sampai datang ke Daha. Namun dengan tenang Jayanagara memerintahkan para pasukan untuk menjemput kedatangan adik perempuannya. Dengan segera beberapa pasukan Majapahit pergi menjemput Tribuwanatunggadewi dan pasukan telik sandi, serta beberapa pelayan istana menyiapkan tempat untuk mereka menginap.

Sore itu suasana istana sangat tenang, dengan ditemani semilir angin dan juga surya senja hari membuat suasana sedikit lebih cair. Tribuwanatunggadewi menghaturkan salam pada Jayanagara dan juga memperkenalkan para pasukan telik sandinya. Perbincangan di sore adalah awal mula keterlibatan Tribuwanatunggadewi dalam perpolitikan Majapahit.

"seorang ksatria tidak dilihat dari fisiknya"

"melainkan keteguhan hatinya"

"akan segala persoalan yang terjadi"

"dan sekali lagi, semesta kan membuktikannya"

"seorang ksatria baru hadir membawa perubahan besar di Majapahit"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang