SANG KSATRIA PILIHAN

982 55 0
                                    

"dengan penuh ambisi membara Ra Kuti melancarkan serangan"

"serangan yang pada akhirnya menghancurkan segalanya"

"segala yang hidup dihadapannya"

"tergolek lemas tak berdaya"

Ra Kuti sudah rupanya memang benar-benar membabi-buta dalam melancarkan serangannya. Tanpa mengenal ampun, satu persatu wilayah yang dilewatinya di bumi-hanguskan. Orang-orang berlarian kesana kemari ketakutan pun terpancar dari raut wajah mereka. Sebuah kekejaman yang tak terbendung. Pada mulanya Ra Kuti hanya ingin menunjukkan kekecewaannya terhadap pelantikan Jayanagara, yang dinilainya tak mampu menjadi pemimpin bagi Majapahit. Namun semuanya itu berubah tatkala Ra Kuti mengetahui bahwa Jayanagara mengacuhkan dirinya. Rasa kecewa itu berubah menjadi sebuah ambisi untuk meruntuhkan Majapahit. 

Sementara itu, Gadjah Mada beserta pasukan telik sandinya telah mendekati wilayah Tulung Agung, tepatnya di daerah Gunung Butak. Kemudian Gadjah Mada segera memerintahkan beberapa telik sandi untuk pergi memata-matai keadaan, sementara yang lain sedang mempersiapkan perkemahan. Gadjah Mada duduk termenung sembari bergumam "Ya Dewata Agung, apapun yang kan terjadi tlah ku pasrahkan jiwa-raga ini pada-MU." Tiba-tiba Gadjah Mada terbuyarkan dari lamunannya ketika melihat ada seorang telik sandi kembali. Berkatalah telik sandi itu pada Gadjah Mada, "LAPOR GUSTI, TERYATA GEROMBOLAN PEMBERONTAK TELAH MELAKUKAN PEMBUMI-HANGUSAN DESA-DESA DI SEKITAR SINI." Gadjah Mada segera bangkit dan kemudian berseru lantang "DEMI DEWATA AGUNG, MEREKA AKAN MEMBAYAR PERBUATAN MEREKA DAN BERSIAPLAH KITA MENUJU MEDAN PERANG!!!!" Pekik Gadjah Mada disertai teriakan membahana para pasukan.

"keadaan menjadi tak menentu"

"beberapa titik rawan telah berhasil dikuasai"

"namun inilah tantangan terberatnya"

"menghadapi seorang ksatria pemberani seperti Ra Kuti"

"TAPI AKU TAK KAN GENTAR KARNA DEWATA BERSAMAKU"

Kemudian, Gadjah Mada dan pasukannya segera pergi meninggalkan perkemahan menuju desa terdekat. Sementara itu beberapa pasukan pemberontak merangsek masuk menuju Gunung Butak. Namun bukan perkara sulit bagi Gadjah Mada dan pasukannya untuk menghabisi mereka. Tak ada satu pun yang dibiarkan lolos. Setelah keluar dari Gunung Butak, Gadjah Mada segera membagi pasukannya untuk memanfaatkan kondisi wilayah yang berbukit dan hutan lebat. Sekaligus memancing para pemberontak agar tercerai-berai. Sehingga kan mudah untuk dihabisi. Setelah membagi pasukannya, Gadjah Mada segera bergegas menuju Desa Penampihan untuk bertatap muka dengan Ra Kuti. Perjalanan terasa begitu cepatnya, tak terasa sudah berada di gapura Desa Penampihan. 

"sungguh sebuah pemandangan mengerikan"

"membantai saudara sendiri di tanah ini"

"hanya karena ambisi semata?"

Tanpa banyak berpikir, Gadjah Mada segera memberikan komando pada pasukannya untuk melakukan penyerangan. Meskipun dihadang dengan banyak musuh, namun semuanya mampu dilewati oleh Gadjah Mada. Dan sampailah saatnya Gadjah Mada berjumpa dengan Ra Kuti, kemudian Gadjah Mada berseru "HEI KAU RA KUTI SANG PEMBERONTAK, HADAPI AKU GADJAH MADA, JIKA MEMANG KAU ADALAH SEORANG KSATRIA MARI KITA ADU KETANGKASAN!!!" Mendengar tantangan demikian, Ra Kuti segera menyahut "HAHAHAHAHA BAIKLAH ANAK MUDA NAMUN JANGAN SALAHKAN AKU JIKA KAU KALAH DALAM ADU KETANGKASAN!!" kemudian Ra Kuti berkata, "KU HARGAI NYALAI BESARMU DAN SEMOGA SEBANDING DENGAN MULUT BESARMU JUGA ANAK MUDA"

Seketika para pasukan di kedua belah pihak berhenti demi menyaksikan adu ketangkasan antara Gadjah Mada dan Ra Kuti. Kedua ksatria sama kuatnya dalam hal kanuragan, berkali-kali Gadjah Mada mampu mengimbangi Ra Kuti. Bahkan sampai tersungkur namun tak dihiraukannya. Gadjah Mada melancarkan serangan dengan bertubi-tubi namun dengan sigap pula Ra Kuti mampu untuk menangkisnya. Sehingga membuat setiap mata yang melihatnya terbelalak, menyaksikan ketangkasan dua ksatria hebat itu. Ra Kuti memang hebat baik dalam kanuragan maupun kesaktian, namun karena Gadjah Mada adalah tipikal ksatria cerdik, maka begitu ada sedikit saja celah, Gadjah Mada memanfaatkannya untuk melumpuhkan Ra Kuti.

Gadjah Mada berhasil memukul Ra Kuti hingga membuat Ra Kuti mundur beberapa langkah. Dengan sedikit terhuyung-huyung, Ra Kuti memegangi dadanya yang terkena pukulan Gadjah Mada. Kemudian Ra kuti berkata "Ku akui kau memang hebat anak muda, sebutkan namamu agar ku kenang selamanya." Gadjah Mada pun berdiri tegak dan berkata "INGATLAH BAIK-BAIK NAMAKU INI RA KUTI, KETAHUILAH AKU GADJAH MADA YANG TLAH MELUMPUHKANMU, DAN KINI MENYERAHLAH!!"

"adu ketangkasan tlah berakhir"

"Ra Kuti pun mengakui kekalahannya"

"kekalahan yang terhormat dari seorang ksatria terhormat"

"namun....."

"Ra Kuti adalah seorang ksatria dengan harga diri tinggi"

"Ra Kuti mencabut pedangnya dan menghunuskan pada dadanya"

"aku bangga melihat seorang ksatria muda nan hebat di Majapahit"

"jagalah baik-baik Bhumi Pertiwi"

"kelak kau kan disegani di segala penjuru Majapahit Gadjah Mada"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang