"bagiku Nusantara adalah rumah yang nyaman dan penuh harapan"
"kelak kalian anak cucuku akan mengemban tugas menjaga dan melestarikannya"
"agar tak lekang oleh waktu dan jaman"
Gadjah Mada membuka kedua matanya dan menatap langit luas seraya menghela nafas dan kemudian terdiam beberapa saat. Dalam meditasinya Gadjah Mada melihat banyak kesusahan dan kehancuran datang. Nusantara sebagai rumah bagi Majapahit tidak seharusnya mengalami banyak pergolakan dan kehancuran. Sejurus kemudian, Gadjah Mada bangkit berdiri dan kemudian beranjak pergi kembali ke perkemahan seraya mempersiapkan diri menghadapi pertempuran.
Sementara itu di Sora dan Nambi telah berhasil menutup segala akses masuk menuju ibukota dan sedang mempersiapkan penyergapan terhadap Tribuwanatunggadewi. Penyergapan itu akan dipimpin sendiri oleh Nambi. Sedangkan Sora akan mengawal pasukan guna menyerang ibukota secara cepat. Ketika segala rencana dan taktik sudah matang, mereka pun berpencar menjalankan tugas masing-masing. Namun mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa diantara pasukan mereka terdapat bhayangkara dan juga telik sandi. Mereka adalah pasukan khusus bawahan Gadjah Mada yang telah dipersiapkan untuk mengumpulkan informasi dari musuh.
"hal ini harus segera kita laporkan pada Malwapatih"
"kita tunggu saat yang tepat kemudian kita kirim berita"
Sementara itu ketika Gadjah Mada kembali kepada Nala dan pasukannya, segera saja seluruh pasukan bersiaga dan bersiap. Lalu Gadjah Mada berkata "APAKAH KALIAN SIAP MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN BHUMI PERTIWI MAJAPAHIT?" MARI KITA BERSAMA BERKORBAN JIWA DAN RAGA DEMI TANAH TUMPAH DARAH KITA!!" Hal tersebut disambut dengan penuh semangat oleh para pasukan yang ada. Setelah itu, Gadjah Mada memberikan arahan untuk persiapan penyerbuan sekaligus memberikan beberapa petunjuk bahwa sudah ada bhayangkara dan telik sandi yang telah menyusup di dalam pasukan musuh. Setelah itu, seluruh pasukan berkemas dan segera beranjak pergi menuju medan pertempuran.
Di lain pihak, Nambi telah mengepung Tribuwanatunggadewi dan pasukannya. Setelah bertempur habis-habisan rupanya Tribuwanatunggadewi kalah dalam jumlah dan terpaksa untuk menyerahkan diri. Nambi pun puas dengan apa yang terjadi dan menunggu kabar dari Sora untuk kembali ke ibu kota.
"dengan begini dendamku akan terlampiaskan"
"akan ku adakan eksekusi di hadapan para rakyat Majapahit"
"agar tak kan ada seorang pun yang berani menentangku"
Dengan pogahnya Nambi berkelakar. Namun Tribuwanatunggadewi tetap tenang dan menyerahkan segalanya pada kehendak Dewata Agung. Karna dengan keyakinan kuatnya pasti akan selalu ada jalan meskipun sulit. Sora sendiri berhasil menguasai ibu kota tanpa perlawanan berarti dari pasukan Majapahit yang tersisa. Sekeliling istana telah di jaga rapat oleh Sora dan pasukannya. Istana pun porak poranda dan dibakar. Pemandangan yang sungguh menyedihkan melihat banyaknya korban dari masyarakat biasa maupun pasukan penjaga Majapahit tergeletak tak bernyawa.
"sudah saatnya kita mengirimkan kabar"
"kemudian salah seorang telik sandi segera memanggil elang pembawa pesan"
"bawa ini pada Malwapatih Gadjah Mada"
"wusss sejurus kemudian elang tersebut segera pergi melesat ke angkasa raya"
"meninggalkan porak porandanya Majapahit"
Sementara itu Gadjah Mada beserta Nala dan rombongan hendak tiba di perbatasan dalam ibu kota. Gadjah Mada memerintahakan untuk berhenti dan segera meminta beberapa pasukan pemanah untuk berpencar menunggu aba-aba untuk menyerang. Kemudian Gadjah Mada dan Nala berjalan menuju Gapura Paduraksa Majapahit. Memeriksa keadaan dan seketika beberapa anak panah melesat menghujani mereka berdua. Meskipun berhasil menghindarinya, namun karena jumlahnya terlalu banyak maka Gadjah Mada dan Nala mundur beberapa langkah dan kemudian berpencar. Dengan kecepatan dan ketangkasan Nala berhasil menghalau beberapa pasukan musuh untuk mengejarnya menuju perangkap yang telah dipersiapkan. Sedangkan Gadjah Mada melakukan serangan balasan dibantu dengan pasukan pemanah.
"kemarilah kalian para pengkhianat"
"terimalah hukuman dari Dewata Agung"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MAJAPAHIT
Historical FictionKisah tentang sebuah kerajaan Siwa-Budha yang pernah hadir di bumi Nusantara pada abad 9 Masehi yang kemudian menjadi pemersatu Nusantara dibawah seorang Panglima Perang Gadjahmada. Kini kisah ini akan saya angkat sebagai sebuah cerita sederhana yan...