"lama mereka mengamati kereta kencana itu"
"menunggu apa yang kan tersibak dari balik kereta kencana"
"sesuatu yang mereka nantikan"
Baiklah, mari kita menahan diri untuk tidak melakukan kontak senjata. Setidaknya kita selidiki dahulu apa gerangan dari kereta kencana itu. Beberapa bhayangkara yang sudah bersiap kembali bersiaga. Sedangkan masih belum ada tanda-tanda dari prajurit yang menjaga kereta itu. Namun tak berapa lama, sebuah teriakan membuyarkan seluruh prajurit Majapahit. Teriakan penuh amarah dari seseorang yang kemudian menampakkan dirinya seraya berakta "AKU TAU KEBERADAANMU ADA DISEKITAR SINI GADJAH MADA, LEBIH BAIK SEGERA KELUAR DAN HADAPI AKU DENGAN JANTAN!" Mendengar teriakan itu sontak saja, beberapa prajurit Majapahit hendak melakukan serangan namun di cegah oleh Nala dan komandan pasukan lainnya. Seraya menahan diri, prajurit Majapahit tetap terdiam. Nambi telah muncul, dan meneriakkan beragam sumpah serapah agar Gadjah Mada segera menampakkan diri dan menghadapinya.
"ini adalah situasi yang sulit"
"tapi tak ada cara lain selain menghadapinya"
"dapat ku pastikan, Tribuwanatunggadewi berada dalam kereta itu"
Gadjah Mada terdiam sejenak, lalu berkata "Baiklah Nambi, ku ladeni permintaanmu dengan syarat INI HANYA ANTARA KAU DAN AKU SAJA!!" Setelah berkata demikian, keluarlah Gadjah Mada dan segera menghampiri Nambi yang sudah menunggunya.
"bagus, dengan begini akan lebih mudah untuk menunjukkan kelemahanmu"
"lihatlah sekarang siapa yang lebih pantas berdiri sebagai seorang ksatria"
"KAU ATAU AKU"
Tanpa banyak berkata, Nambi segera melakukan serangan ke arah Gadjah Mada. Sontak hal tersebut membuat para prajurit Majapahit menjadi berang. Namun mampu untuk di tahan oleh Nala seraya berkata "jangan sampai kalian mengabaikan perintah". Para prajurit tersebut kemudian terdiam dan menyerahkan segalanya pada Gadjah Mada. Pertarungan sengit terjadi diantara Gadjah Mada dan Nambi. Kedua ksatria tersebut saling beradu serangan dan sama kuatnya.
"sekarang saatnya ku tunjukkan siapa yang berkuasa disini"
"dengan demikian kan ku binasakan kau dengan mudah"
Seketika Nambi menggerakkan tangannya dan sembari memberi tanda pada prajuritnya untuk melakukan serangan. Gadjah Mada tak menyangka Nambi akan mengingkarinya. Namun tak ada alasan tuk mundur. Sementara itu, keadaan yang tak berimbang itu membuat para prajurit Majapahit tak kuasa lagi menahan amarah dan seketika pertempuran sengit pun segera terjadi antara prajurit Majapahit dan prajurit pemberontak. Saling serang dan beradu ketangkasan menjadi pemandangan mengerikan. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Nambi tertawa puas melihatnya, sedangkan Gadjah Mada semakin tak mampu menahan amarahnya.
"teryata ini memang sudah kau rencanakan Nambi"
"tak kan lagi aku menaruh rasa hormatku pada ksatria rendah sepertimu"
"kan ku habisi kau sekarang juga"
Gadjah Mada mengatupkan tangannya lalu sejurus kemudian segera melampiaskan amarahnya pada para pemberontak. Sontak saja hal itu mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan. Tak ada yang sebanding dengan Gadjah Mada. Namun Nambi tetap tak bergeming dan semakin memancing amarah. Ketika pasukan pemberontak mulai tersudut, Gadjah Mada mengarahkan serangannya pada Nambi dan menyerahkan sisa pasukan pemberontak pada Nala dan pasukannya.
"ku habisi kau sekarang juga"
"agar tak akan pernah lagi ada orang sepertimu di dunia ini"
"matilah kau Nambi!"
Serangan demi serangan berhasil digagalkan oleh Nambi. Sebagai balasannya, Nambi pun mengeluarkan beberapa serangan balik yang cukup merepotkan. Pertempuran sengit antara dua ksatria tinggi Majapahit berlangsung lama. Pertarungan itu juga menguras tenaga satu sama lain.
"tak ku sangka kau semakin lihai saja Mada!"
"ku akui kau memang pantas menjadi lawanku"
Dengan terengah-engah Nambi kembali melancarkan serangannya. Pukulan demi pukulan menghujani Gadjah Mada. Tak ada ruang gerak yang cukup untuk menghindarinya. Nambi memang hebat dalam hal kecepatan bertarung, namun hal tersebut sangat menguras tenaganya. Perlahan namun pasti, dengan ketenangan dan kekuatan stamina Gadjah Mada mampu membuat Nambi terpojok.
"sekarang kau sudah mencapai batasmu"
"lebih baik kau sudahi saja dan menyerahlah"
"masih ada waktu untukmu merenungi segala perbuatanmu"
"sebelum ku habisi"
Nambi tersenyum tipis lalu berkata "DEMI SELURUH DEWATA AKU TAK KAN MENYERAH PADAMU!!" Lalu Nambi kembali bangkit dan membalas serangan-serangan dari Gadjah Mada. Namun kali ini Nambi semakin tak bertenaga. Dengan sisa tenaganya berusaha memberikan perlawanan namun semuanya itu sia-sia belaka.
"kau memang kuat"
"namun ambisi dan nafsu duniawi tlah membutakan mu"
"kesombonganmu tlah memakanmu dan kini kau tak lagi mampu menahannya"
"kau hancur karna ketamakanmu"
"terimalah hukuman dari Dewata karna tlah berani melanggaar sumpah ksatria"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
MAJAPAHIT
Historical FictionKisah tentang sebuah kerajaan Siwa-Budha yang pernah hadir di bumi Nusantara pada abad 9 Masehi yang kemudian menjadi pemersatu Nusantara dibawah seorang Panglima Perang Gadjahmada. Kini kisah ini akan saya angkat sebagai sebuah cerita sederhana yan...