KEHADIRAN RA KUTI

1K 53 0
                                    

"suasana di Kadiri semakin mencekam"

"sementara itu, Ra Kuti teryata keluar dari persembunyiannya"

"Ra Kuti sendiri yang kan memimpin pasukan penyerbuan"

Tribuwanatunggadewi dan Jayanagara mendapatkan laporan dari telik sandi bahwa Ra Kuti tlah terlihat bergerak menuju Kadiri. Dengan kekuatan penuh diperkirakan akan terjadi pertempuran besar. Inilah kali pertama Majapahit menghadapi serangan dari saudaranya sendiri. Peperangan sudah tak mampu terelakkan lagi. Dengan berat hati, Jayanagara mengumumkan pada para pasukan yang sedang berjaga-jaga di Kadiri. Berkatalah Jayangara "wahai pasukan Majapahit kurasa inilah saatnya kita mempertahankan tanah tumpah darah kita Majapahit, dari segala bentuk pemberontakan dan bersiaplah berkorban jiwa dan raga!" seruan ini pun ditanggapi dengan gegap gempita oleh seluruh pasukan Majapahit.

"tiba-tiba Tribuwanatunggadewi beranjak pergi"

"diiringi para bhayangkara dan telik sandi"

Sementara itu, pasukan Amurwabhumi tlah bersiap menyambut kedatangan pasukan pemberontak di perbatasan Kadiri. Komandan pasukan Amurwabhumi yang bernama Kebo Segoro pun segera memerintahkan pasukannya untuk membentuk formasi bertahan. Di sisi lain, Gadjah Mada dan pasukannya sudah hampir sampai di Kadiri. Dengan segera Gadjah Mada menemui Kebo Segoro dan menceritakan keadaan yang terjadi di Ponorogo. Bahwasanya pasukan pemberontak dari Ponorogo tlah berhasil dilumpuhkan. Kebo Segoro lalu mengucapkan terima kasih dan segera meminta Gadjah Mada untuk segera menuju ibukota Kadiri menemui Jayanagara. Berkatalah Kebo Segoro "Dinda Gadjah Mada, Kanda minta untuk segera menemui Paduka Jayanagara dan mempersiapkan pasukan serbu." Gadjah Mada mengangguk tanda setuju, dan kemudian pergi meninggalkan pasukan Amurwabhumi.

"segala persiapan tlah matang"

"kita lihat apa yang kan terjadi"

"dan berharap Dewata Agung kan berpihak pada kita"

Sementara itu, Tribuwanatunggadewi dan bhayangkara yang meninggalkan Kadiri teryata mempersiapkan siasat lain. Mereka menyiapkan penyergapan lain guna memecah konsentrasi para pemberontak. Dan benar saja, ketika pasukan pemberontak bergerak memasuki wilayah Kelud, mereka tlah dihujani dengan panah beracun yang datang silih berganti dari balik rindangnya pepohonan hutan Kelud. Segera saja mereka kocar-kacir karena tak mampu melihat keberadaan musuh yang bersembunyi dibalik lebatnya hutan. Ra Kuti yang terus bergerak dari arah selatan tak mendapatkan laporan dari pasukannya yang bergerak dari utara dan juga timur. Kegelisahan Ra Kuti ini menyebabkan dirinya sempar ragu untuk meneruskan penyerangan. Namun karena tertutup oleh ambisi dan kehormatan ksatrianya maka tak dihiraukannya. 

Setelah selesai melakukan penyergapan, Tribuwanatunggadewi dan bhayangkara lalu menghilang ke dalam hutan Kelud. Mereka terus memburu pasukan pemberontak yang berlarian kesana-kemari bagai anak ayam kehilangan induknya. Dengan beringasnya para bhayangkara tak memberikan ampun pada pemberontak. Sementara itu, Gadjah Mada yang tlah sampai di Kadiri, segera menghadap Jayanagara dan meminta ijin untuk melakukan penyerangan. Berkatalah Gadjah Mada pada Jayangara "Yang Mulia Paduka Raja Jayangara, hamba hendak meminta ijin untuk melakukan penyerangan dan biarlah para Amurwabhumi tetap berada pada posisinya." Jayangara pun bergumam mempertimbangkan permintaan Gadjah Mada, lalu berkata "baiklah Gadjah Mada ku turuti permintaanmu, namun ku perintahkan kau untuk memberitahukan hal ini pada Kebo Segoro."

Gadjah Mada pun menyanggupinya dan berkata "Sendhiko Dawuh Paduka." Dengan segera Gadjah Mada mengutus beberapa telik sandinya untuk memberi kabar pada Kebo Segoro. Untuk menahan posisinya dan tidak bergerak kemana pun. Kemudian Gadjah Mada berkemas dan segera pergi ke arah selatan. 

"kini saatnya kau kan merasakan pahitnya kekalahanmu Ra Kuti"

"tak kan ku biarkan kau menodai tanah Majapahit dengan ambisi busukmu"

"aku datang bersama Dewata yang kan menghukummu"

Dengan menggunakan atribut ksatrian lengkap dan kuda kesayangannya Turangga, Gadjah Mada melesat pergi meninggalkan Kadiri. Sedangkan di lain pihak, Ra Kuti yang sudah memasuki wilayah Tulungagung semakin berambisi untuk menuju Kadiri. Mata hatinya sudah tertutup ambisi untuk berkuasa, dan sepertinya Ra Kuti pun tahu bahwa Majapahit masih memiliki ksatria hebat yang setia. Namun hal itu bukanlah halangan baginya, karna inilah waktunya membuktikan siapa ksatria yang paling disegani di jagad Jawadwipa ini.

"ini semua bukan perkara benar atau salah"

"namun ini adalah takdir"

"takdir yang tlah digariskan oleh Dewata Agung"

"bahwa Majapahit tak layak dipimpin oleh orang lemah!!"

"AKULAH YANG LAYAK MEMIMPINNYA"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang