KEDATANGAN TAMU TAK DIUNDANG

854 45 1
                                    

"hari demi hari berlalu"

Sudah hampir satu tahun berlangsung dibawah kepemimpinan Tribuwanatunggadewi. Majapahit berbenah menjadi sebuah kekuatan baru di tanah Jawa. Keberhasilan dalam berbagai bidang baik agraria dan maritim menjadi kunci utama roda perekonomian Majapahit. Di bawah arahan Gadjah Mada, Majapahit memiliki armada laut dan pasukan darat yang terlatih.  Hingga pada suatu hari, ketika Gadjah Mada harus meninggalkan Majapahit dan melakukan perjalanan jauh ke negri sebrang, segeralah kabar ini terdengar pula oleh para pemberontak. 

"tak sia-sia kita menunggu waktu ini tiba"

"kini saatnya kita mengatur siasat untuk menjatuhkan Majapahit"

Dan benar saja, ketika Gadjah Mada sudah pergi meninggalkan Majapahit, mulailah para pemberontak berkumpul. 

"apa kabar kakang Nambi, dan kakang Sora?" Tiba-tiba terdengar seruan dari kejauhan. Suara itu tak lain dan tak bukan adalah Kebo Patanjali salah seorang mantan bhayangkara dan telik sandi yang kini memilih untk membelot dan menghilang. "Teryata itu kau Kebo Patanjali, dari mana saja selama ini?" tanya Sora. Kebo Patanjali tersenyum tipis lalu berkata "aku pergi mengembara ke beberapa penjuru tempat di nusantara demi menghindari dari kejaran pasukan Majapahit terutama Gadjah Mada." 

"Majapahit sedang menapaki masa kejayaannya"

"dan harus kembali menghadapi ujian terberat"

"para pemberontak bukanlah orang sembarangan"

"dan mereka tak mengenal rasa belas kasihan"

Setelah berlangsungnya pertemuan tersebut, Sora dan Nambi segera bergerak menuju Jawa bagian utara. Mereka akan menghadang dan merusak beberapa pelabuhan dan gudang penyimpanan Majapahit. Sedangkan Kebo Patanjali akan mengumpulkan pasukan dari raja-raja bawahan Majapahit yang hendak ikut memberontak. Sementara itu, Majapahit sedang bersiap-siap akan menyambut kedatangan beberapa raja dari nusantara timur. 

"semoga ini kan menjadi sebuah awal baik bagi Majapahit"

"sebagai seorang pemimpin aku harus bisa meyakinkan mereka"

"perang bukanlah segalanya"

"setidaknya ada hal lain yang bisa dicoba"

Tribuwanatunggadewi merenung sejenak, lalu memanggil beberapa penasehatnya seraya berkata "Paman Penasehat, apakah yang harus ku katakan nanti pada para tamu kita?". Lalu para penasehat berbincang sejenak dan kemudian berkata "Daulat Gusti Putri, bagaimana jika kita mengajak para tamu undangan kita untuk menjadi vasal dari Majapahit, sekaligus kita berikan Sima". Sejenak Tribuwanatunggadewi termenung memikirkan usulan para penasehatnya, lalu kemudian berkata "Baiklah Paman, nanti akan ku coba untuk menyampaikannya pada para tamu undangan kita".

"Majapahit tak menyadari bahwa ada bahaya sedang mengincar mereka"

"ada duri dalam daging yang sedang menusuk perlahan"

Selang beberapa hari kemudian, Sora dan Nambi sampai di Gresik. Segera mereka mencari tempat untuk bermalam dan memikirkan strategi pembumi-hangusan Gresik. Mereka sangat memahami bahwa Gresik adalah salah satu pelabuhan penting bagi Majapahit, selain Tuban. Mereka juga berencana untuk menutup aliran sungai Brantas agar tak bisa ada suplai bagi masyarakat di Kota Majapahit. 

"kita harus mampu menjalankan rencana ini dengan matang"

"tak ada ampun bagi kegagalan kalian"

"kalian adalah pasukan yang terpilih untuk membawa perubahan"

"percayalah tiada pengorbanan yg tak layak bagi sebuah kejayaan!!"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang