BALA BANTUAN DATANG!

765 43 1
                                    

"Nala terduduk bersimpuh bercucuran darah dan keringat"

"terlampau banyak jumlah pasukan pemberontak yang harus ku hadapi"

"aku tak tahu sampai kapan mampu bertahan"

Pasukan pemberontak terus berdatangan tanpa kenal lelah, sementara itu Nala sudah hampir mencapai batasnya. Tubuhnya bergetar dan darah serta keringat mengucur deras di tubuhnya. Namun tak menggoyahkan Nala untuk tidak bangkit dan berdiri melawan. Tanpa menghiraukan rasa sakit dan luka-lukanya, Nala tetap maju dan bangkit kembali.

"Dewata Agung jika memang takdirku kan berakhir disini"

"satu pintaku bawalah Majapahit kepada kejayaannya!"

Seketika dengan tubuh lunglai rebahlah Nala ke tanah. Tubuhnya sudah tak mampu lagi untuk berdiri, namun kedatangan pasukan pemberontak masih terus saja berlangsung. Ketika hendak memejamkan mata, tiba-tiba pasukan pemberontak di hadapan Nala jatuh tersungkur satu per satu. Rupanya bhayangkara datang dan membawa pasukan pemanah, mereka kemudian memukul mundur pasukan pemberontak. Lalu beberapa bhayangkara melindungi Nala dan kemudian membawanya menjauhi medan pertempuran. Pasukan pemberontak mulai terdesak dan terkepung oleh pasukan bhayangkara.

"segera habisi mereka semuanya"

"jangan kalian beri ampun, dan segera laporkan hal ini pada Gusti Ratu"

Dengan suara lirih Nala memerintahkan para bhayangkara dan pasukan pemanah untuk menghabisi seluruh pemberontak. Dan tanpa basa-basi para pasukan pemberontak dihabisi. Tanpa sisa satu pun, tak ada yang dibiarkan hidup. Jangankan untuk hidup meminta belas kasihan pun tak diberikan oleh para bhayangkara. Gresik menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan Majapahit dan pemberontak. Meskipun demikian, taktik Nambi dan Sora berhasil untuk memancing sebagian pasukan bhayangkara menuju Gresik. Sementara itu mereka berdua bersiap melakukan serangan ke pusat kota Majapahit. 

"segalanya berjalan sesuai rencana"

"kini sudah saatnya kita menyusun rencana berikutnya"

"biarkan saja mereka sibuk mengurusi Gresik, dan kita akan segera mendapatkan Majapahit seutuhnya!"

Tawa Sora menggelegar ketika menerima kabar tentang penyerbuan Gresik oleh para bhayangkara. Sementara itu Sora pun berbenah menyiapkan rencana dan pembagian pasukan untuk melakukan penyerangan. Tak berapa lama kemudian, Sora berkata pada Nambi "apakah kita harus memberitahukan kepada sekutu kita untuk menambahkan pasukan, mengingat bhayangkara bukanlah pasukan yang mudah untuk diatasi." 

Mendengar hal tersebut sontak Nambi pun membelalakan matanya seraya berkata "APAKAH KAU TAKUT DENGAN PARA BHAYANGKARA ITU, MEREKA TIDAKLAH LEBIH DARI PASUKAN MURAHAN YANG MENGABDIKAN DIRI PADA PENGUASA YANG TIDAK SAH!" Sora pun terdiam mendengar perkataan Nambi. Jelas saja, Nambi adalah seorang bhayangkara dahulunya, namun rasa kecewa dan sakit hati akan perlakuan Tribuwanatunggadewi yang memilih Gadjah Mada membuatnya menjadi pribadi yang beringas dan memberontak.

"AKU LEBIH MENGENAL MEREKA DIBANDINGKAN KAU SORA, AKU ADALAH BAGIAN DARI BHAYANGKARA DAN JELAS AKU MENGENAL SELUK BELUK MEREKA SECARA BAIK!" 

"JANGAN PERNAH KAU RAGUKAN ITU!!!"

Nambi pun pergi meninggalkan Sora seorang diri. Sementara itu, Sora tetap melanjutkan apa yang seharunya dilakukannya. Dengan daya upayanya mencoba menetralisir pikiran buruknya yang terus menghantui. 

"bhayangkara tidaklah mudah untuk diatasi"

"aku pun tak ingin gegabah menghadapi mereka"

"sekalipun harus bertaruh nyawa, setidaknya aku tidak bertindak diluar batas kemampuanku"

Sementara itu, Gresik sudah dikuasai kembali oleh pasukan Majapahit. Para tawanan dan juga penduduk serta pedagang telah dibebaskan pula. Dengan dibantu oleh para penduduk, bhayangkara membersihkan mayat-mayat korban pertempuran dan juga merawat yang luka-luka. Nala pun telah mendapatkan perawatan dan mulai mampu untuk beranjak berdiri, kemudian Nala berkata "terima kasih telah memberikan bantuannya, kalo tidak...ntah apa yang terjadi" kata Nala pada para bhayangkara dan pasukan pemanah. 

"segera kita bergegas kembali ke Majapahit"

"aku curiga mereka hendak menyerang Ibu kota"

"kita harus mempertahankannya dan semoga Dewata Agung menyertai segala langkah kita"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang