AWAL KEHIDUPAN BARU

1.8K 109 4
                                    

"dengan cepatnya kabar tersiar"

"bagai laju badai yang tak terbendung"

"dari berbagai penjuru mereka berhimpun"

"laksana anak ayam kehilangan induknya"

Keseharian Raden Wijaya tak lain dan tak bukan adalah menerima berbagai kunjungan utusan. Para utusan itu datang hendak bergabung dengan Raden Wijaya. Mereka dahulunya merupakan wilayah bawahan Singhasari. Mereka percaya bahwa Raden Wijaya mampu menjadi pemimpin yang kuat dan disegani layaknya para pemimpin Singhasari. Melihat hal seperti itu timbullah dalam benak Raden Wijaya untuk menyatukan seluruh wilayah tersebut dalam sebuah kesatuan pemerintahan.

Saat Raden Wijaya sedang berjalan-jalan di sekitaran perkemahan sembari mengamati sekeliling tiba-tiba dia melihat sesuatu. Hal ini kemudian menarik minat Raden Wijaya untuk mendekat. Teryata itu adalah pohon maja. Karena Raden Wijaya penasaran dengan rasanya maka dicicipilah buah maja tersebut. Dipilihnya yang ranum dan terlihat menggiurkan.

Teryata buah maja tersebut sangatlah pahit rasanya. Namun Raden Wijaya melihat bahwa disekitar tempat tinggalnya kini bertebaranlah buah maja. Maka tak ayal lagi Raden Wijaya menetapkan daerah tempat tinggalnya dengan nama "MAJAPAHIT" yang bermakna tempat tumbuhnya buah maja yang pahit rasanya.

Lalu, Raden Wijaya mengumpulkan seluruh pasukan, dan pekerjanya seraya berkata "berkumpullah kalian semua, hari ini aku akan menetapkan bahwa tempat ini akan ku beri nama MAJAPAHIT." Dengan diiringi gemuruh sorak-sorai seluruh elemen masyarakatnya, Raden Wijaya menambahkan "aku memiliki cita-cita dan harapan akan tanah ini, maka marilah kita wujudkan bersama demi anak cucu kita dan demi Nusantara Jaya." Seluruh perkataan Raden Wijaya pun diamini oleh para pendukungnya.  Bagai gemuruh ombak, riuh rendah suara manusia di tempat itu, berbagi kebahagiaan karena Raden Wijaya telah bersedia menjadi pemimpin mereka.

Sebuah impian akan cita-cita adiluhung para pendahulunya, yang masih tertancap erat dalam sanubari Raden Wijaya. 

"dulu Eyang Jayabaya pernah memimpikan tentang kejayaan Nusantara"

"bahkan Kertanegara pun hendak mempersatukan Nusantara dengan ekspedisi pamalayu"

"maka kini aku yang kan meneruskan cita-cita mereka"

Setelah melakukan orasi, kemudian Raden Wijaya kembali memantau perkembangan pembukaan hutan yang sedang dilakukan para pekerjanya.  Dalam benaknya telah terpetakan bahwa kelak di wilayah baru ini akan didirikan beberapa tempat khusus bagi Dewata Agung, dan juga pendharmaan bagi leluhurnya. 

Dengan segera Raden Wijaya memanggil para Stapaka untuk mendiskusikan tentang tata perkotaan. Berkatalah Raden Wijaya "aku ingin kalian menyiapkan tata kota yang indah untuk wilayah baru ini dan jangan lupakan tempat-tempat suci bagi Dewata Agung, dan pendharmaan bagi leluhurku." Lalu para Stapaka menjawab "sendhiko dhawuh Gusti Raden, kami akan segera menyiapkannya."

Setelah selesai berbincang dengan para Stapaka, kemudian Raden Wijaya menemui para pekerja dan bertanya "adakah kalian mengalami kesulitan, dalam pekerjaan?" Jawab para pekerja "ampun Gusti Raden, kami tidak menemui kendala apapun dalam pekerjaan, terima kasih Gusti Raden bersedia melihat hasil pekerjaan kami." Raden Wijaya tersenyum lalu berkata "baiklah jika begitu, beristirahatlah sejenak hari mulai malam."

Dan hari itu pun Raden Wijaya puas melihat segala sesuatunya berjalan dengan baik seperti apa yang dia harapkan.

"semoga Dewata Agung merestui segala pekerjaan kami"

"semoga segala jerih payah kami berkenan bagi segalanya"

"ampunilah hamba, jika hamba masih belajar dalam menjalani Astabrata"

***



MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang