SILSILAH KELUARGA

1.7K 94 0
                                        

"aku menerima semuanya"

"sebagai suratan takdir Dewata"

"karena aku adalah Wangsa Rajasa"

Raden Wijaya menghela nafasnya, sesekali menatap muka air sungai sembari menyeka air matanya. Nasib telah menghantarkannya pada takdir Dewata yang pahit. Berawal dari seorang pangeran terbuang, sampai pada kehilangan seluruh keluarga. Kini menjadi seorang raja Majapahit. Sebuah perjalanan panjang berliku tiada akhir. 

Angin malam mulai berdesir menusuk tulang, Raden Wijaya masih tetap duduk termenung. Seakan tak peduli dengan dinginnya malam. Raden Wijaya memejamkan matanya lalu bergumam "lebih baik ku habiskan malam ku dengan bermenung."

Raden Wijaya terlahir dari seorang Raja Sunda Galuh dan Ibunya seorang putri dari keturunan Medang Kamulan. Sedangkan Kertanegara merupakan paman sepupu dari Ibunya. Air mata Raden Wijaya menetes lagi. Segala kenangan baik dan buruk itu menghantuinya.

"aku harus merelakan mereka"

"tiada guna aku menangis yang tak kan mungkin kembali"

"setidaknya aku tahu...."

"Dewata Agung menjaga mereka"

Tiba-tiba Raden Wijaya beranjak dari tempatnya bermenung, dan berjalan perlahan menuju muka sungai. Raden Wijaya berhenti sejenak sembari menatap air sungai nan jernih. Lalu kemudian membasuh mukanya, kaki dan tangannya. 

Setelah bersuci, Raden Wijaya pun bersiap memasuki tapa bratanya. Tapa brata ini dilakukannya demi mendapatkan petunjuk Dewata Agung. Sebagai seorang raja, sudah barang tentu Raden Wijaya melakukannya demi rakyatnya.  Dengan tenang, Raden Wijaya menghela nafasnya, lalu berkata "Dewata Agung, aku siap mendengarkan nasehat-MU" seraya memejamkan mata dan memasuki fase meditasi.

Seketika alam pun hening......tiada suara sedikit pun. Alam pun memahami apa yang dirasakan Raden Wijaya.Perasaan wajar seorang manusia yang merana karna rasa kehilangan. Sedih tak berujung. 

Pada saat itu pula rembulan pun menampakkan dirinya. Dari balik kelamnya awan. Alam telah menjadi saksi lahirnya seorang ksatria yang telah melalui berbagai macam rintangan dan cobaan. Tegar dan tegas namun juga berwibawa. Seperti Wisnu dan Budha yang menjadi lambang dari ketenangan dan ketegasan.

Malam itu menjadi malam yang sangat damai, tenang namun dibaliknya ada rasa kepedihan dan kehilangan mendalam. Begitulah jalan seorang ksatria. Tiada seorang pun berhak tahu apa yang tlah dilaluinya, namun ada kalanya seorang ksatria juga tetaplah manusia biasa yang tak luput dari perasaannya.

Raden Wijaya masih menjalani tapa bratanya. Terhubung dengan kasunyatan dalam dirinya. Menyelami pedihnya lautan kenangan. Mencari kesejatian dalam dirinya. Malam panjang kan bersaksi Raden Wijaya mengikhlaskan dirinya berbakti bagi Nusantara dan Majapahit.

"seorang ksatria harus rela berperih dalam hidup"

"berkatilah dan restuilah segala perkara dunia hamba"

"sebagai raja baru Majapahit"

***

MAJAPAHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang