EPILOG

7.6K 220 2
                                    

6 tahun kemudian..

Di sebuah pemakaman yang terlihat sangat sepi, hanya ada penjaga makam dan juga dua orang yang tengah berjongkok di salah satu makam tersebut.

Belliana binti Jordan S.

Itulah yang tertera di batu nisan yang sekarang tengah dielus oleh Bella. Setelah menaburkan bunga, dan juga air Bella dan Delvin mengirimkan doa untuk Belli.

Ya.

Belli meninggal dunia 6 tahun yang lalu, setelah kejadian dimana perutnya tertusuk pisau oleh Cika dalam perjalanan kerumah sakit. Perihal Cika, dia sudah tertangkap dan ditahan oleh pihak yang berwajib. Namun, ketika dia sudah dipenjara, ternyata Cika mengalami gangguan kejiwaan, dan langsung dipindahkan kerumah sakit jiwa, tentunya dengan pengawasan polisi.

Orang tua Cika sangat menyesal, melihat keadaan Cika saat itu. Namun, semua sudah terlambat.

Sampai saat ini, ada perasaan bersalah didalam diri Bella. Andai saja Belli tidak perlu menolongnya, pasti Belli tidak akan seperti ini. Namun, takdir berkata lain.

"Udah kan?" pertanyaan dari Delvin, membuat Bella tersadar kembali setelah beberapa saat dia mengingat masalalu yang sangat menyeramkan bagi nya.

"Sebentar lagi," jawab Bella.

"Kasian dede bayi nya, nanti kecapean ngambek." Ujar Delvin yang membuat Bella menoleh dan tersenyum. Mereka sudah menikah satu tahun yang lalu. Dan kini Bella tengah mengandung anak pertama mereka yang menginjak usia 7 bulan.

Delvin kini adalah seorang CEO di salah satu perusahaan milik Kara. Kara sudah semakin menua, dan dia memutuskan semua perusahaan milik Kara, sekarang dibawah tangan Delvin. Karena Kara yakin, Delvin bisa mengatur semua nya, mengingat Delvin memang dibilang sangat pintar dan cerdas di bidang berbisnis.

Sedangkan Bella, dia adalah Desainer yang cukup terkenal saat ini. Berkat lima tahun silam dia kursus, sekarang Bella sangat ahli dibidang tersebut.

Bella pun akhirnya mendirikan butik yang tidak terlalu besar, namun selalu ramai tiap hari nya. Bahkan Bella sudah memiliki lima cabang butik di beberapa daerah.

Itu yang membuat Delvin bangga dengan istrinya sekarang. Yang nakal dan tidak pernah peduli dengan pelajaran pun bisa sukses karena dia memiliki kemauan untuk bisa dan tentunya memiliki skill.

"Ayo,"

Delvin membantu Bella berdiri. Karena ukuran perut Bella sudah semakin membesar membuat Bella sedikit sulit untuk bergerak. Delvin sangat memperhatikan kandungan Bella, sampai-sampai Bella sudah tidak boleh lagi sering bekerja ke butik nya karena Delvin takut Bella kecapean.

Di dalam mobil, Delvin bertanya kepada Bella.

"Kita langsung pulang kerumah, atau mau mampir kerumah mamah aku dulu? katanya disana lagi pada ngumpul sama keluarga Arnan."

"Terserah, kamu."

Delvin menghembuskan nafas pelan. "Sekali-kali jawab iya kek, atau engga kek, jangan terserah mulu. Aku bingung jadi nya, sayang.."

"Iya terserah."

"Astaghfirulloh, salah apa hamba Mu ini."

"Tadi katanya suruh jawab iya atau engga?" tanya Bella polos.

"Tapi masih ada kata terserahnya, Bella sayaaaang." Ucap Delvin gemas.

Bella mengerucutkan bibirnya, lalu mengelus perut buncitnya itu. "Lihat deh nak, ayah kamu masa marah sama mamah."

BAD GIRL (si pengganggu)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang