*Aura's POV
"Auraa..., bangunn, sudah jam berapa
ini?!" ucap momnya.
"Ini masih pagi mom.., biarkan aku tidur sebentar." balasku.
"Masih pagi, lihat jam di kamarmu sayang.." pinta mom.Akhirnya dengan malas aku mengambil jam wekerku yang terdapat di meja. Jam 6.45. Hmm.., jam 6.45.
HAHH!!!...Aku terlambat, buru buru aku menuju kamar mandi, setelah selesai, aku memakai seragam sekolahku, lalu menyisir dan mengikat rambutku, memasang kaos kaki, mengambil tas dan langsung menuju ke bawah.
Bukk..., bukk..., bukk..
Aku terun dengan tergesa gesa.Mom yang mendengarnya langsung menoleh ke arahku.
"Pelan pelan sayang." pinta mom.
"Tidak bisa mom, aku sudah ter..., awww.." ucapanku terhenti, karena aku terjatuh dari tangga.Kakak kakak, dad, dan mom langsung mendekatiku dan membantuku berdiri.
"Sudah mom bilang, pelan pelan." ucap mom khawatir.
"Maaf mom." balasku.Aku dibantu berdiri oleh kakak kakak, tapi hasilnya nihil, aku tidak bisa berdiri, kakiku terasa lemah.
"Kau kenapa babe?" tanya Liam.
"Aku tidak bisa berdiri, kakiku mati rasa." balasku sambil menangis.
"Don't cry babe, kita ke rumah sakit sekarang." ucap Zayn panik.Setelah itu aku diangkat oleh Zayn menuju mobil, mom dan dad juga ikut. Tak apa kami tidak masuk sekolah, toh sekolah itu punya kami juga, jadi tidak masalah, walaupun sekolahnya punya kami, tapi kami tidak mau masuk terlambat.
Kami sudah sampai di rumah sakit. Sekarang Liam yang menggendongku. Lalu suster datang untuk membantuku.
*Zayn's POV
Tidak tau seberapa paniknya kami saat Aura jatoh dari tangga. Bagaimana tidak panik, ia jatoh pada saat 4 anak tangga terakhir.Sekarang kami sedang menunggu Aura di ruang tunggu. Tapi tak lama seorang doktet paruh baya keluar dari ruangan periksa.
Mengetahui itu, dad langsung menghampiri dokter itu.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya dad.
"Tidak perlu dikhawatirkan, kaki Aura tadi hanya mati rasa, saya sudah memberikan suntikan padanya, ia sudah bisa kembali berjalan." jelas dokter itu.
Desahan keluar dari mulut kami. Lega rasanya kalau Aura tidak apa apa.
"Baiklah terimakasih dok." ucap dad, dokter itu mengangguk dan pergi.Setelah dokter itu pergi, kami langsung memasuki ruangan Aura. Saat kami masuk, kami melihat Aura yang sedang duduk di tepi ranjang.
Kami langsung menghampiri Aura.
"Babe.., apakah ada yang sakit." tanya dad. Aura menggeleng.
"Baiklah, kau sudah bisa jalan?" tanya Niall.
"yaa.., sudah bisa, dan aku mau pulang sekarang." balas Aura.
"Yasudah.., ayo.." ajak Harry.
Kami membantu Aura untuk berjalan sampai mobil.*Aura's POV
Sekarang kakiku sudah bisa bergerak seperti awal. Untung saja tidak terjadi hal hal yang aneh. Sekarang perjalanan menuju rumah.Sampai rumah, aku dibantu boys untuk berjalan dan menaiki tangga untuk menuju kamarku. Kamarku di jepit oleh kamar mereka. Kamarku diantara kamar Louis dan Niall. Di depan kamarku ada kamar Zayn, kamar Zayn dijepit dengan kamar Liam dan Harry.
Sampai di kamar, aku duduk di tepi kasurku. Boys duduk di sofa.
[ Untuk ruangan yang ada di rumah mereka, ada di part selanjutnya, di part sebelah khusus foto rumah dan ruangannya:) ]
Semua tatapan beralih ke arahku.
"Ada apa?" tanyaku.
"Tidak apa, kau cantik babe.." sahut Liam.
Aku pun langsung menundukkan kepalaku, pipiku memerah. Mereka malah tertawa.
"Tidak usah blushing gitu, kau memang cantik sweety." sahut Harry lagi.
"Kalian menyebalkan." ucapku.
"Tapi sayang kan?" goda mereka berlima.
Dasar menyebalkan mereka itu.
"Iya iya.."Akhirnya kami berkumpul di kamarku, bercanda, bernyanyi, dan hal hal aneh. Tak terasa kami tertidur.
~~~~
Haii guyss... :))
Gimana ceritanya?
Kalo bagus vote dan comment yaa..
Enjoy the story.. :)
Thank guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE FAMILY
Teen FictionSeorang yang paling dimanjakan oleh keluarganya. Seorang yang paling disayang oleh keluarganya. Seorang yang paling diperhatikan oleh keluarganya. Kakak, mom, dan dadnya sangat menyayanginya. Kenapa ia diperlakukan begitu? Karena ia satu satunya ana...